"Nih,kamu lagi hamil,nggak boleh makan yang macam-macam! makan nasi sama tempe gorng aja! itu udah cukup,biar bayimu nanti lahiranya nggak kegedean!ibu nggak mau kalau sampai kamu nggak bisa lahiran normal karena bayimu yang kegedean." . Suara makian dari ibu mertua selalu didengar oleh alma setiap kali ia hendak menikmati makananya. . Ia tak pernah menyangkah,kepindahannya dengan sang suami dari kontrakan ke rumah sang ibu mertua justru menjadi awal penderitaan untuknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mohammad Alfarizi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab sebelas
"Maaf, kami sudah berusaha semaksimal mungkin tapi....bayi didakam kandungan alma sudah meninggal karena benturan keras dab pendarahan hebat yang dialami oleh alma saat jatuh tadi, sekarang kamu harus segera melakukan tindakan oprasi untuk mengeluarkan janin tersebut,dan......kemungkinan besar,alma akan sulit untuk hamil lagi." Tutur aninda dengan suara serak dan bibir begetar.
Perkataan aninda membuat tubuh yudi lemas seketika,ia terduduk dikursi tunggu dengan air mata berderai,dunianya seperti hancur seketika,buah hati yang selama ini ia tunggu justru pergi sebelum sempat lahir kedunia.
"Aninda,kamu nggak lagi bercanda kan? jangan buat kita semua panik." Lendra menguncang bahu sang istri dengan sedikit keras,ia juga tak percaya dengan semua yang dialami oleh alma.
Aninda menarik napas panjang dan menghembuskan secara perlahan,ia menyeka bulir-bulir bening yang juga semakin deras mengaliri kedua pipinya.
"Untuk apa aku bercanda soal hal sepertu ini,apalagi alma adalah adik iparku sendiri!" wanita ber jas putih itu menoleh ke arah yudi yang terlihat larut dalam kesedihan.
"Yud, aku perlu tanda tangan kamu untuk persetujuan tindakan oprasi,bayi di dalam kandungan alma harus segera di keluarkan,karena kalau tidak,keselamatan alma juga akan terancam." Ujar aninda,ia berusaha untuk bersikap profesional di tengah suasana suka yang menyelimuti.
Yudi mengangguj dengan berat hati,"baik mbak,tolong lakukan yang terbaik untuk alma." Ia melangkah mengikuti aninda ke ruanganya,untuk menandatangani dokumen persetujuan.
Setelah yudi kembali ke UGD bersama aninda,alma yang masih tak sadarkan diri juga di dorong keluar dari ruangan tersebut untuk di pindahkan ke ruang oprasi.
Hati yudi rasanya tersayat melihat perut buncit sang istri,ia tak bisa membayangkan,akan sepertu apa alma ketika sadar nanti dan mengetahui bayi didalam kandungannya tela tiada.
"Lihat kan yud,karena watak keras kepala istrimu,ibu harus kehilangan calon cucu ibu!," cetus bu asri yang nampak tak terima dengan kepergian bayi di dalma kandungan alma.
Yudi hanya diam,ia benar-benar tak ingin bicara apa pun saat ini,berbeda dengan lendra yang langsung mengepalkan kedua tinjaunya,ia tak terima sang adik terus-terusan disalahkan,karena alma pasti menjadi oranv yang paling sedih atas semua kejadian ini.
"Yud,suruh ibumu diam atau aku yang akan mendiamkannya,aku tau alma nggak salah,ini semua musibah dan bukan keinginannya!." Ucap lendra penuh penekanan,sorot matanya menajam kala menatap bu asri.
"Sudahlah,mas,jangan diperpanjang lagi,ibuku juga sedih karena kehilangan calon cucunya,lebih baik sekarang kita keruang oprasi,kita tunggu alma di sana." Ajak yudi seraya mengayun langkah,bu asri dan lendra segera mengakhiri perdebatan dan mengekor dibelakang lelaki tersebut.
Mereka duduk dikursi tunggu dengan perasaan gelisah,sementara pandangan lendra tertuju ke arah bu asri yang mulai salah tingkah karena merasa setiap gerak-geriknya terus di perhatikan.
Detik demi detik berlalu terasa begitu lama bagi yudi yang sedang menanti alma yanh sedang berjuang antara hidup dan mati di meja oprasi. Ia tak tau bagaimana nanti harus menjelaskan semuanya kepada sang istri.
Setelah menunggu dalam waktu yang cukup lama,akhirnha pintu ruangan oprasj terbuka,aninda keluar dengan wajah lelah.
Yudi segera beranjak dari duduknya dan menghampiri wanita muda tersebut,"mbak,apa oprasinya sudah selesai? alma baik-baik saja kan?."
"Alhamdulilah,oprasinya berjalan lancar,alma akan segerah dipindahkan ke ruang perawatan karena kondisinya juga sudah setabil,kamu tolong bawa janin nya pulang dan makankan dengan layak ya." Aninda menjawab sekaligus memberikan perintah kepada yudi.
Yudi mengangguk,ia menoleh ke arah sang ibu.
"Bu,aku makamkan anakku dulu ya,tolong titip alma,kalau dia sudah sadar dan aku belum kembali,tolong langsung hubungi aku ya."Pinta yudi lesu,bu asri hanya mengangguk untuk mengiyakan.
Sesuai perintah dari aninda,yudi langsung bergegas untuk mengurusi jenazah sang putra,sedangkan alma yang baru saja oprasi dan tak sadarkan diri karena masih berada dibawah pengaruh anastesi,langsung di pindahkan ke ruang perawatan,lendra sengaja memilib ruang VVIP untuk sang adik.
Sesampainya di dalam ruang rawat,lendra langsung mengirimkan nomor kamar alma kepada yudi melalui pesan wahtsapp,ia menunggu sang adik di kurai kecil samping ranjang.
Sedangkan bola mata bu asri bergerak liar,ia memindai setidap sudut ruangan rawat yang begitu nyaman karena dilengkapi AC,sofa,ranjang kecil untuk penunggu pasien dan kulkas kecil berisi makanan serta minuman.
"Alma,kamu cepat sadar ya,mas lendra sayang sekali sama kamu,maafkan mas yang nggak bisa melindungi kamu,seharusnya sejak awal aku nggak akan pernah mengizinkan kamu untuk pindah ke rumah sialan itu." Bisik lendra yang masih belum bisa menghentikan tangisannya.
Mendengar kalimat yang keluar dari bibir lendra,emosi bu asri mulai tersulut,namun ia memilih diam,karena takut lendra akan nekat melakukan sesuatu yang buruk kepada dirinya.
Menjelang malam,alma belum juga sadar,sedangkan yudi sudah kembali ke rumah sakit setelah memakamkan bayinya dengan layak,tak lupa membawa beberapa keperluan alma dalam sebuag tas besar.
"Alma dari tadi belum sadar ya,mas?" Tanya yudi kepada lendra.
"Kamu lihat sendiri kan,apa mata kamj sudah buta? nggak bisa lihat kondisi alma,aku menyesal mempercayakan adikku kepadamu,yud!!!" Alih-alih menjawab pertanyaan yudi, lendarah malah kembali meluapkan emosinya,namun, yudi tetap memilih bersabar karena ia bisa mengerti perasaan lendra saat ini.
Bu asri yang melihat perdebatan itu,mendekati sang putra dan menarik lengan yudi untuk sedikit menjauh dari lendra.
"Ada apa sih,bu? aku mau lihat keadaan istriku dulu." Yudi sedikit mengibaskan tangan sang ibu yang menempel di lenganya.
"Ada apa,ada apa! kamu nggak nyadar, ruangan ini mewah banget loh,pasti mahal,siapa yang mau bayar? memangnya uang tabungan kamu cukup buat bayar biyaya oprasi dan perawatan? harusnya alma dirawat di ruang kelas tiga aja biar biayayanua nggak membengkak!."
"Ibu nggak usah banyak ngomong,saya nggak pernah kok nyuruh yudi bayar semuanya, saya dan aninda yang akan menanggung semua biyaya rumah sakit alma!." Sahut lendra tegas, ternyata suara lirih bu asri masih bisa di dengar oleh lendra dan hal itu benar-benar membuat yudi marasa malu karena telah gagal sebagai seorang suami.
Yudi berjalan mendekat dan berdiri di samping lendra dengan wajah sungkan.
"Mas,aku ada tabungan sedikit,meski nggak bisa mencukupi,tapi aku tetap ingin bertangung jawab kepada istriku,"ujar yudi dengan hati-hati.
alma gugat cerai aja ke yudi
semoga aja secpt mertu alma kena karma 😅😅😅
semoga aja mertua alma mimpi tetang cucu nya biar mertua nya jdi ketakutan sendiri 🤣🤣🤣🤣
gimna kelanjutan nya 😭😭😭😭