Shofiyah yang memiliki kekasih yang mapan dan baik akhirnya berjodoh dengan lelaki sederhana bernama Ahmad pilihan ayahnya, lika liku pernikahan yang dia alami menjadikan perjalanan rumah tangganya kian kuat dan bisa tetap langgeng hingga tua dan memliki 7 orang anak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ummu Umar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kisah Masa lalu Shofiyah 4
Kami menikmati kencan pertama kali dengan sangat antusias ya gejolak muda yang tengah jatuh cinta dan akupun merasakannya sudah hampir setahun kami bersama baik sebagai teman dan sekarang menjadi kekasih.. Dia semakin baik dan manis kepadaku, aku berharap kedepannya tidak ada halangan berarti apalagi dia akan kuliah pasti akan beda jadwal dan sangat sibuk. Akupun akan menjadi anggota OSIS inti tahun depan karena aku diminta menjadi Bendahara OSIS karena kelas 2 memang inti dari tugas OSIS .
"Kenapa dek?? Ada yang kamu pikirin?? ". Tanya Gibran pemasaran.
"Nda kok kak, hanya Saja aku sedang memikirkan kedepannya kan kakak sebentar lagi kuliah dan aku juga naik kelas kita akan beda dan belum tentu bisa ketemu??. Apa semuanya akan tetap sama??
"Aku akan berusaha bertemu denganmu dek, bagaimanapun caranya aku akan tetap mengantar jemputnya seperti biasa". Ucap kak Gibran dengan yakin
"kakak sendiri ambil kampus Unhas kak. Sangat jauh dari sekolah, kasian kakak jika bolak balik". Tolak ku dengan halus
"Nda kok dek aku malah senang mengantar jemput kamu". Yakinnya lagi
"Aku yang harusnya takut. Kamu juga banyak yang mengincar, nanti kalau aku tidak ada mereka malah mendekati kamu". Ucapnya dengan cemberut..
"Ga akan kak, lagian ngapain nyari lagi kalau kakak saja sudah cukup bagus dalam segala hal". Ucapku dengan malu-malu
"Beneran??". Tanya dengan wajah berbinar
"Memang pernah kakak liat aku dekat dengan orang selain teman-temanku dan teman kakak itu??". Selidik ku karena dia seakan tidak percaya apa yang kukatakan.
"Nda sih dek". Ucapnya menggaruk kepalanya salah tingkah
"Na itu kakak tau!! ". Ucapku dengan gemes dengan wajahnya
"Maaf ya, makasih ya mau nerima aku jadi pacar kamu dek!!"..
"Sama-sama Kak". Ucapku dengan senyum manis.
Selesai dari pantai kami pun pergi ke Mall GTC yang tidak terlalu jauh untuk bermain time zone sekalian makan siang..
Setelah itu kami pun nonton dan makan malam baru pulang kerumah tentu saja diantar sampai ketemu nenek kembali hehehe..
Tibalah ujian nasional, seluruh sekolah mengadakan dan siswa kelas 1 dan 2 libur sedangkan aku tetap berjualan tapi dipesan saja. kak Gibran yang bawah kesekolah dan ya sebelum dan setelah pulang sekolah kami selalu ber telponan riah. Kami tetap intens bertemu walau tidak sesering disekolah karena dia disibukkan ujian mulai dari UN dan UAS jadi kami hanya saling mendukung saja karena akan fokus pada ujian.
Waktu berlalu dengan cepat tidak terasa kini aku sudah lulus sekolah dan akan bekerja aku tidak melanjutkan kuliahku langsung. Tahun depan baru lanjut kuliah, aku ingin kuliah dengan biaya ku sendiri dan membeli motor karena usiaku sudah 17 tahun. Sedangkan kak Gibran sudah hampir menyelesaikan kuliahnya dia tengah disibukkan dengan KKN karena dia mengambil jurusan guru olahraga. Hubungan kami juga Baik-baik saja dan semakin awet. Hubungan kami sudah berjalan 3 tahun.
Aku pun mendaftarkan diri kuliah setelah setahun bekerja untuk mengumpulkan uang. Aku pun menjalani kehidupan mahasiswa seperti biasanya sedangkan kak Gibran juga tidak bisa mngantar karena dia akan pindah ke tempat lain karena sekarang dia seorang PNS .
Setelah kuliahnya selesai dia langsung mendaftarkan diri menjadi PNS dan dia lulus dan dia ditempatkan didaerah kelahirannya. Tapi kami masih intens komunikasi seperti awal-awal yang berubah hanya jarak dan intensitas pertemuan kami karena kami berbeda tempat.
Setelah aku kuliah masuk semester 7 barulah aku mengikuti pengajian rutin pekanan istilah nya Tarbiyah. Inilah awal puncak dari semua permasalahan ku dengan kak Gibran. Ya aku yang telah mendapatkan hidayah itu perlahan membatasi intensitas komunikasi diantara kami.
Karena aku berpikir bahwa 6 tahun bersama kami sebuah kesalahan walau kami tidak pernah macam-macam tetap saja komunikasi pacaran yang intens ini menambah dosa kami. Aku pun memintanya datang menemui ayahku secara langsung untuk memantapkan hubunga viongozin kami karena kami memang sudah merencanakan untuk menikah jika kuliahku sudah selesai dan dia menjadi PNS tetap karena kuliahku tinggal setahun lagi.
Aku yang mendapatkan hidayah itu menyuruhnya untuk menyegerakan saja untuk melamar to jika seandainya nanti pernikahan bisa direncanakan karena aku juga tengah menyusun skripsi. Aku juga sudah mengenakan jilbab besar dan dia tau juga akan perubahanku ini dan dia menyetujuinya katanya lebih adem seperti ini.
Daripada jatuh dalam Dosa terlalu dalam lebih baik kami menghalalkan nya to kami memang akan menikah dan sudah merencanakannya. Walau kak Gibran tidak pernah bertemu ayahku tapi dia bertemu dengan nenek dan kakekku, ayahku juga tau kalau aku memiliki kekasih.. Karena aku sudah memberitahunya tentang kak Gibran dan beliau setuju untuk berhadapan langsung.
Pertemuan antara ayah dan kekasihku pun terjadi, aku tidak tau apa yang terjadi kepada mereka karena aku dilarang masuk. Ayahku hanya ingin bicara 4 mata dengan kak Gibran. Sedangkan aku disuruh pergi membeli bahan makanan dipasar karena sudah habis. Setelah pulang tak kudapati kak Gibran dirumahku karena Ayah juga sudah tidak ada entah beliau kemana.
Akupun menelpon kak Gibran untuk menanyakan bagaimana hasilnya. Kak Gibran akan bertemu dengan ku nanti setelah aku berbicara dengan ayah ku katanya. Ada yang akan ayahku sampaikan kepadaku nanti. Kak Gibran tidak membahasnya malah kami membahas hal random tidak jelas mungkin dia ingin mengalihkan pembicaraan karena aku belum bertemu ayahku.
Sore hari pun ayah pulang dan memanggilku..
"Sini nak ayah ingin bicara dengan mu masalah pacarmu itu!!".
"Iye ayah".. Akupun menghampirinya
"Nak.. Bagaimana menurut mu seorang yang harus menjadi imammu??. Sekarang kamu memakai pakaian syar'i kamu pasti tau bagaimana seharusnya memilih imam mu nanti??..
Aku menghela napas, benar apa yang dikatakan ayah aku sangat mengerti apa maksudnya. Secara tidak langsung ayah menolak kak Gibran karena dari segi agama kak Gibran sangat jauh dari kata imam yang baik. Secara pribadi kak Gibran memang orang yang sempurna dijadikan calon suami karena dia PNS, tampan dan tinggi dan paling penting dia sangat baik dan menghargaiku selama ini.
7 tahun kebersamaan kami hanya dihitung jari kami berpelukan dan kami juga tidak pernah berciuman seperti orang-orang berpacaran pada umumnya. Walau dia orang awwam dia sangat menjagaku dalam hal yang tidak senonoh..dia juga lelaki setia dan baik hati. Itulah sebabnya aku mantap menyuruh nya meminangku kepada orang tuaku..
"Nak bukan ayah tidak menghargai niat baik lelaki itu, hanya saja ayah ragu kepadanya untuk melindungimu. Kamu sangat tau dia dan keluarganya sangat minim ilmu agama dan sekarang kamu memakai jilbab besar seperti ini.
Orangtua Gibran orang yang cukup terpandang di kotanya sana. Saat ayah tanya bagaimana dengan orangtuanya apa mereka bisa menerima kamu yang memakai jilbab besar dan panjang seperti ini, selalu memakai kaos kaki dan tidak menutup kemungkinan kamu pasti ingin pakai cadar kan??
"Sangat banyak diluar sana karena pakaian seperti mu inilah orangtua dari pihak laki-laki membuat anaknya bercerai dan membuat anak gadis orang menderita. Itulah sebabnya ayah tak mau kamu mengalami nya. Dia tidak bisa melindungimu dari keluarga besarnya. Walau dia sangat mencintai mu, dia lelaki yang sangat dekat gengan ibunya.
"Kamu pasti mengerti maksud ayah?!.. Kamu akan sendiri disana jika kalian menikah karena keluarga besarnya disana. Ayah tidak sanggup jika terjadi sesuatu padamu. Kamu akan kesulitan mempertahankan apa yang tengah kamu perjuangkan saat ini!!".
"Apa tidak bisa dipertimbangkan lagi ayah??. Kami sudah bersama sejak 7 tahun lalu saat kami masih bocah.
"Maafkan ayah nak, ayah tidak bisa menerima pinangannya. Sekalipun ayah sholat istigharah ayah mendapat jawabannya kalau bukan dia nak!!".. Ayah menggelengkan kepalanya..
Huft.. Ya Allah rasanya dunia sangat hancur berantakan saat ini. Aku mencintai lelaki yang telah lama bersamaku itu jika memang dia bukan jodohku kumohon buatlah aku ikhlas melepasnya.. Begitupun dengannya..
Aku pun sholat istigharah sesuai dengan keinginan hatiku benar kata ayah kami tidak berjodoh karena saat aku memejamkan mata aku melihat sosok lelaki lain yang akan menjadi imamku..
Kami pun bertemu dan mengakhiri semuanya walau dia merasa berat tapi dia akan berusaha menjadi pantas untukku dan akan kembali meminangku. Tapi kelihatannya memang kami belum berjodoh karena setelah kuliahku selesai aku langsung dikirim Ke Malakaji oleh Yayasan dan kami pun hilang komunikasi karena ternyata orangtuanya juga marah kepadaku karena menolak anaknya padahal hubungan kami sudah lama.