••Bijak lah dalam memilih bacaan ya guys. ••
Ini sebagian cerita dari that my baby
😾😈
Malam yang di penuhi oleh hujan lebat, hingga membuat suasana di jalan sangat dingin dan menyeramkan dengan diiringi petir yang tersambar kemana-mana. Begitu dingin suasana malam ini namun tidak bisa mendinginkan suasana panas yang sedang di lalu oleh gadis yang tengah menggeliat tidak karuan ini.
Sensasi yang tidak pernah ia rasakan kini menyeruak seakan mendorong tubuhnya untuk mencari rasa dingin yang ia inginkan.
Seorang pria masuk dengan tubuh tegap nan gagah. Membuatnya seketika terpaku dan terhipnotis.
"Sentuh aku, tolong.... " Ucapnya dengan mata sayu.
"Kau akan menyesali ini Tantri.... "
Kesalahan malam itu membuatnya kini semakin membenci pria yang sudah pernah merusak hidupnya. Namun bagaimana jika kehadiran seseorang yang tak seharusnya ada kini semakin menjerat keduanya dalam hubungan yang serius.
Jangan lupa terus dukung author ya guys, thankyou?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tr_w, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 11
...Happy Reading✨...
Di kamar yang penuh dengan barang dan sempit, Tantri sedang mengobati luka dari ayahnya itu. Ia obati tanpa menangis atau mengaduh seperti biasa. Matanya menatap nanar pada kaca kecil yang sedang memperlihatkan wajahnya yang pucat. Ia bahkan belum sarapan namun rasa laparnya sudah hilang.
Segera ia jauhkan kaca itu lalu meraba perutnya, perasaan mulai khawatir. Jika benar seperti apa yang di fikirkan maka ia tidak tau harus apa. Dengan langkah yakin ia keluar membawa jaket dan dompetnya. Ia akan keluar untuk ke apotek terdekat.
Belum berjalan jauh, Tantri melihat sebuah warung makan. Perutnya tiba-tiba lapar saat melihat betapa lahapnya orang-orang itu makan. Gadis ini berjalan ke warung itu untuk membeli sarapan yang kesiangan.
Setelah itu ia melanjutkan perjalanannya ke apotek yang kiranya butuh 30 menit dari rumah.
"Kak tan! Ayo naik!" Ucap seorang gadis muda dengan baju putih abunya. Tantri masih melihat dan berfikir, siapa gadis ini?
"Siapa ya? Kakak mau ke apotek, duluan aja." Ucap Tantri yang memang tidak pernah lihat anak ini di lingkungannya.
"Aku sepupu jauh dari tetangga kakak sebelah! Aku tau kakak, ayo naik. Aku juga mau ke apotek beli paracetamol." Ucap Anak itu meyakinkan.
Dengan terus di desak, Tantri mau tidak mau akhirnya naik dan di antar oleh orang yang tidak ia tau namanya. Bahkan saat bertanya pun anak itu bicara dengan membahas topik lain.
"Terima kasih, ini untuk kamu aja." Tantri mengeluarkan uang 50 rb.
"Tidak kak, aku juga kebetulan mau kemari. Kakak mau beli apa?"
"Kakak mau_ mau beli sesuatu. Kamu duluan aja baliknya." Ucap Tantri sembari nunggu anak itu selesai membeli paracetamol.
"Okay kak, aku mau ke supermarket di sebelah. Titip motor ya kak!" Ucap anak itu kalau berlari kecil menuju seberang dan meninggalkan motornya pada Tantri.
"Selamat siang kak, ada yang bisa di bantu?"
"Kak aku minta tespek sekitar 3 tespek." Ucap Tantri sembari merogoh dompetnya yang ada di saku jaketnya.
Meski sudah di ambilkan dengan berbeda merek, tatapan mbak apotek itu memang sangat ketara.
"Saya udah nikah kok mbak, dan kami memang sangat mendambakan anak ini. Apa perlu saya bawa buku nikah saya??" Ucap Tantri sembari menerima tespek dan beberapa isi kotak p3k.
"Maaf mbak, saya bukan maksud begitu." Ucap orang itu dengan raut wajah bersalah.
"Tapi tatapan mbk menunjukkan itu." Ucap Tantri sembari celingukan mencari anak itu agar ia bisa menyerahkan motornya ini.
"Ayo kak, aku udah dapet beli ice cream. Kita pulang."
Akhirnya Tantri ikut juga, ternyata anak itu tinggal di sebelah rumahnya. Karena setelah berhenti di depan rumah Tantri, anak itu memasukan motor matic nya ke rumah sebelah.
"Bagaimana ia tau aku sedangkan aku saja jarang di rumah?" Gumam Tantri sembari masuk kedalam rumah.
Tantri masuk dan mendapati banyak tante dan sepupunya yang datang. Banyak juga teman dari Nathan yang ada di rumah itu. Tantri hanya berjalan menuju kamarnya tanpa menyapa karena seperti apa yang ia firasatkan, tak ada juga yang menyapa dan mengenalinya.
Semua sepupunya berjenis kelamin laki-laki namun meski ada yang perempuan, tak ada yang merasakan sakit seperti dirinya yang di benci oleh sang ayah.
Di luar kamar kebisingan terus terjadi, sedangkan di dalam kamar mandi kebisingan di dalam kepala Tantri juga ikut membuat kepala Tantri seakan mau pecah.
"Garis dua?" Lirih gadis itu dengan mata terpejam.
"Tidak, tidak mungkin. Ini bukan hasil yang akurat, kata google tunggu besok pagi." Ucapnya sembari menenangkan hatinya.
Ia segera keluar kamar mandi dan masuk kedalam kamarnya. Siang begini party dari Nathan sudah membara apa lagi sampai malam nanti, apakah ia bisa tidur kiranya?
...****************...
Pagi harinya, Tantri ke kamar mandi lagi untuk mengecek hal yang ia tidak harapkan. Tubuhnya lemas seketika saat kedua tespek yang ia beli tak menunjukan hasil yang memuaskan! Alias keduanya masih menunjukan tanda garis dua, yang mana saat ini ia sedang hamil.
Air matanya turun begitu saja, ia bahkan tak sanggup jika membayangkan hidup kedepannya. Apa yang akan terjadi dengan anaknya? Lalu siapkah dirinya untuk merawat anaknya? Bahkan hidupnya saat ini saja belum terususun benar.
Tok
Tok
Tok
"Tan! Cepat keluar! Bereskan ruang tengah sebelum kamu kerja! Ibu, ayah dan Nathan akan sarapan di luar!" Ucap sang ibu dari arah luar. Semakin deras saja air matanya turun mengenai pipinya.
"Hmm... " Sahutnya tak sanggup bersuara.
"Ayo bu, hari ini kita sarapan di warung ayam sebelah yuk! Kakak udah kasi aku uang!" Ucap anak itu dari arah luar, sudah pasti Nathan mencuri uang yang ada di dompetnya.
Pintu terdengar tertutup rapat, barulah Tantri bisa menangis meraung-raung sendirian. Ia tak menyangka bahwa hidupnya saat ini sangat lah lengkap. Maksudnya lengkap sudah penderitanya.
Setelah 15 menit menangis, Tantri keluar dengan mata sembab. Ia merapikan kekacauan pesta yang di buat oleh keluarganya dan membereskan semuanya.
Pikirannya sedang berkecambuk, ia harus tau ini benar atau tidak.
Di rumah sakit C
"Selamat ibu, anda akan menjadi orang tua. Umur kandungan anda sudah memasuki bulan ke 3. Suami anda di mana bu?" Tanya dokter itu dengan wajah tersenyum, Tantri gelagapan menjawabnya karena masih belum percaya.
"Aa? Suami? Dia di luar negeri!" Sahut Tantri asal, ia tak tau tentang Kevin setelah pernikahan Zara. Yang ia tau sahabatnya itu sering mengabari keluar negeri untuk mengikuti suami dan liburan.
"Baiklah, anda bisa datang kembali untuk USG bulan depan. Ini buku yang sudah kami siapkan, nanti akan di isi perkembangan janin ibu." Tantri menerima buku itu dan turun menuju meja dokter untuk mengambil tasnya.
Ia berjalan gontai keluar dari rumah sakit, ia bahkan meminta izin cuti 2 hari lagi untuk ini.
"Sial! Aku harus apa!" Umpatnya dengan duduk di bangku taman rumah sakit.
"Pria itu pasti tidak mau bertanggungjawab! Dan harusnya tidak usah!" Ucap Tantri dengan menendangkan kakinya.
"Jika aku kabur tanpa bilang hamil maka yang harus ku hadapi pasti akan lebih berat. Apalagi Zara adalah ibu bosnya! Pria itu akan mengakui anakku jika lahir nanti! Apa yang harus aku lakukan tuhannnn ! Cobaaan apa lagi yang perlu aku cobain lagi!"
"Apa tidak lelah cobaan yang suka coba coba itu? Kenapa ada lagi?! Tuhan! Kau tidak adil dalam membagi cobaan! Masa semuanya di kasi ke aku!" Omel Tantri dengan bermonolog sendiri, meski banyak mata yang melihat ia mengoceh. Tantri tidak peduli! Yang pasti ia sedang protes saat ini dengan Tuhan di atas sana.
"Tunggu dulu, aku tau sekarang agar pria itu tidak akan bisa mengakui anak ini dan tidak menikahiku!" Ucapnya dengan semangat saat tau ide gila di otaknya saat ini.
Ia pastikan bahwa ini adalah ide yang sangat bagus untuknya.
...****************...
Jangan lupa tinggalkan jejak 👣 kalian ya para readers, dukung author dengan kisah 'gairah suami Lucifer ku ' 😍