NovelToon NovelToon
The Great Mafia

The Great Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Perperangan / Bad Boy / Barat
Popularitas:4.5k
Nilai: 5
Nama Author: Gatto Pieno

Ini adalah kisah perjalanan seorang mafia italia yang bernama Ken dari keluarga Gatto salah satu keluarga mafia kelas kakap yang ada di italia,lika liku kehidupan gelap mafia ia jalani menjadi mesin pembunuh terbaik di keluarga Gatto,awal mula ketika ia diculik oleh sindikat perdagangan manusia di korea dan ia dibawa ke italia untuk dijadikan pekerja paksa namun siapa sangka ketika ia mencoba kabur dari sindikat tersebut ia bertemu dengan bos mafia di sana.Ken pun menjadi anak angkat bos mafia yang bernama Emilio itu.ia disekolahkan dan didik menjadi mesin pembunuh yang kejam hingga tidak ada satupun di dunia mereka yang tidak mengenal seorang Ken,orang yang kejam,berdarah dingin,diskriminatif dan berani itu menjadi pembunuh nomor satu di italia,bahkan namanya tidak hanya terkenal di keluarga mafia yang ada di italia saja,keluarga keluarga mafia dari berbagai belahan dunia mengenal baik nama seorang Ken

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gatto Pieno, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 28

Malam mencekam menyelimuti Meksiko. Ken dan Argus menunggu sang kapten membawa kepala keluarga El Pablo di pabrik tua itu.

"Apa yang ada dalam tas kecil itu?" tanya Argus, menunjuk tas kecil di samping tempat duduk Ken.

"Ini hanya mainanku, sebagai hadiah untuk kepala keluarga El Pablo nanti," jawab Ken sambil mengisap rokok di tangannya.

"Mainan??" Argus bingung. Ia membuka isi tas itu.

Seketika, ia tertawa setelah melihat isinya.

"Ini yang kau sebut mainan?" Argus mengeluarkan pisau dari dalam tas itu.

"Ya... dari dulu aku suka memainkannya," Ken menyombongkan diri.

Setelah beberapa lama menunggu, akhirnya sang kapten datang bersama lima anak buahnya, menyeret kepala keluarga El Pablo yang sudah babak belur.

"Bawa dia kemari," ucap Ken dengan nada yang begitu mengintimidasi siapa pun yang mendengarnya.

Anak buah sang kapten segera membawa kepala keluarga El Pablo ke hadapan Ken.

"Buka penutup mulutnya," perintah Ken.

Begitu penutup mulutnya dilepas, kepala keluarga El Pablo langsung berteriak,

"BAJINGAAAN KAU....."*

"Hei, Sebastian, berani sekali kau meneriaki kami," Argus emosi dan menjambak rambut Sebastian dengan keras.

Ken menahan tangan Argus agar tidak menyiksanya terlebih dahulu.

"Minggir dulu, hanya aku yang boleh menyiksanya," ucap Ken dingin sambil menarik tangan Argus dari rambut Sebastian.

Argus menyingkir. Ia tahu Ken sudah mencapai puncak emosinya. Ken berbeda dari orang kebanyakan. Saat emosinya memuncak, ia lebih banyak diam dan sedikit bicara. Jalan pikirannya sulit ditebak. Hal itulah yang membuatnya sangat disegani di Italia. Jika ada yang berani mengusik dirinya atau keluarga Gatto, dalam semalam, keluarga itu bisa ia hancurkan tanpa sisa.

Ken mendekat ke Sebastian, menatapnya tajam.

"Apa kau orang yang berani mengusik keluargaku?"

Sebastian menatap balik dengan penuh kebencian.

"DASAR KAU BAJINGAN... CUIIHH!" Sebastian meludah ke arah jas Ken.

Ken hanya tertawa.

"Ternyata benar rumor yang beredar. Kau lebih arogan dari yang kuduga," ucapnya, membersihkan bekas ludah dengan sapu tangan dari sakunya.

"Mari kita lihat apakah keangkuhanmu bisa bertahan di hadapanku."

Ken mengeluarkan pisau kecil dari tasnya dan mulai mencungkil satu per satu kuku di jari kaki Sebastian.

"AAAARRRRGGGGHHHHH…!"

Sebastian berteriak kesakitan. Orang-orang yang menyaksikan itu hanya bisa diam. Mereka tak menyangka Ken bisa sekejam ini, kecuali Argus yang sudah lama mengenalnya.

"Aku akan meringankan siksaan ini jika kau menjawab satu pertanyaanku," ujar Ken.

"SAMPAI MATI PUN AKU TIDAK AKAN MENJAWAB!" Sebastian semakin berteriak.

"Mari kita lihat seberapa kuat dirimu," Ken mengambil tang dari dalam tas dan mematahkan salah satu jari tangan Sebastian.

"AAARRRGGHHHHH…!" Jeritan Sebastian menggema di seluruh pabrik tua itu.

Melihat Ken diludahi, Argus emosi dan menendang Sebastian.

"Sudah kubilang jangan ganggu aku," Ken menatap Argus tajam.

"Maaf, aku tidak terima kau diperlakukan seperti itu," Argus mundur beberapa langkah.

Ken kembali menatap Sebastian.

"Ternyata kau cukup kuat menahan siksaan ini. Tapi bagaimana jika siksaan ini aku berikan kepada keluargamu?" Ken melirik sang kapten.

Sang kapten mengerti. Ia segera memerintahkan anak buahnya untuk membawa anak Sebastian yang masih berusia tujuh belas tahun dari mobil mereka.

"Lepaskan aku! Kalian brengsek!" Anak Sebastian memberontak.

"BRENGSEK KAU! BERANI SEKALI KAU MENGUSIK KELUARGAKU!" Sebastian berteriak marah.

"Aku sudah memberikanmu tawaran sebelumnya, tapi kau sia-siakan," ucap Ken.

"Bawa anak itu kemari," perintahnya.

Seorang tentara bayaran menyeret anak Sebastian ke hadapan Ken.

"Baiklah, baiklah! Jangan sakiti anakku!" Sebastian cemas.

"Kau terlambat. Tidak ada kesempatan kedua," ucap Ken sambil mengarahkan pistol ke kepala anak Sebastian.

"Tolong… maafkan aku! Aku akan menjawab semua pertanyaanmu!" Sebastian memohon.

"Hei! Kalian dasar bajingan! Lepaskan aku!"* Anak Sebastian masih terus melawan.

"Memang, buah jatuh tak jauh dari pohonnya," ujar sang kapten.

DOR! DOR!

Sebastian menutup mata, tak sanggup melihat anaknya terbunuh. Semua orang di ruangan itu pun terkejut. Mereka tak menyangka Ken akan benar-benar melakukannya.

"HAAAAAA……….!" Teriakan Sebastian menggema. Air matanya jatuh melihat mayat anaknya.

Ken mendekati Sebastian, wajahnya hanya beberapa sentimeter dari pria itu.

"Biar kuberitahu satu hal, siksaan paling mengerikan adalah rasa penyesalan. Nikmati rasa itu hingga ajal menjemputmu," bisiknya dingin.

"Patahkan semua tulang tangan dan kakinya. Buat dia cacat seumur hidup," perintah Ken pada anak buahnya, lalu pergi menuju mobil. Ia merasa emosinya mulai tak terkendali.

Argus segera menyusul Ken ke dalam mobil.

"Kenapa kau tidak langsung menghabisinya?" tanyanya.

"Biarkan dia hidup dengan penyesalan itu," jawab Ken sambil mengusap wajahnya dengan kasar.

"Sebenarnya, apa yang ingin kau tanyakan padanya? Kenapa tidak bertanya langsung padaku?"

"Satu hal yang tidak kau ketahui," jawab Ken dingin.

"Aku adalah tangan kanan Fabio. Aku tahu semua tentang dirinya," kata Argus.

"Kau tahu segalanya, kecuali ini," ucap Ken.

"Apa itu?" Argus penasaran.

"Sebelum aku ke Meksiko, aku menemukan dokumen tentang keluarga-keluarga di seluruh dunia. Di dalamnya, ada data harta keluarga Costra yang disembunyikan. Hanya beberapa orang yang tahu lokasinya, salah satunya Emilio. Fabio selama ini mengincarnya, tapi ia tidak peduli dengan aset di luar keluarga kita," jelas Ken.

"Berapa nilainya?" Argus semakin penasaran.

"Aku tidak tahu pasti. Tapi jika harta itu ditemukan, orang yang memilikinya bisa mengendalikan seluruh perputaran uang di dunia," jawab Ken serius.

"Maksudmu?" Argus kebingungan.

"Sederhananya, ia bisa mengatur nilai mata uang dunia."

"Apa tidak ada petunjuk di dokumen itu?"

"Tidak. Sepertinya Emilio telah memusnahkannya."

"Bagaimana jika kita bertanya pada Pendeta Gabriel? Mungkin dia tahu sesuatu," saran Argus.

"Ide bagus. Besok kita akan pergi menemuinya, tapi kita harus menunggu kabar dari anggota elite keluarga Bratstvo dulu," jawab Ken.

1
Candra Widarsa
lanjutkan..
Arabella
bab awalnya bagus thor, tapi akan lebih bagus jika habis tanda baca, ada spasinya, biar semakin enak di baca.

Saran, lanjut thor, semangatt
natan , orang baik
good, semangat author ditunggu update cerita selanjutnya bagus banget. jadi teringat Vincenzo
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!