Diki Arya Wijaya harus menelan pil pahit saat matanya melihat istrinya masuk ke dalam kamar hotel bersama laki laki lain yang ia tak kenal, dan betapa terkejutnya dia saat mengetahui apa yang di lakukan istrinya dengan laki laki itu di dalam sana membuat ia ingin membunuh keduanya saat itu juga.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jero rina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31
Melihat tatapan mata Tomi yang terlihat sangat marah terhadap perempuan di hadapannya itu membuat Diki heran, karna tak biasanya Tomi seperti itu, pasti ada sesuatu yang tidak di ketahui Diki tentang yang satu ini, pikir Diki.
"Wah...., siapa yang kau ajak kemari, pasti mangsa baru mu ya, setelah melayani laki laki tua bangka itu kau langsung dapat mangsa baru, hebat..." cibir Bu Marta sambil tepuk tangan.
"Jaga ya ucapan anda, kami kesini untuk melunasi hutang Dian dan untuk masalah tadi malam anda tunggu saja setelah ini" ucap Diki dingin.
"Apa maksud kamu?" tanya Bu Marta.
"Berapa hutang Dian?." tanya Diki langsung pada intinya.
Mendengar soal uang seketika Bu Marta lupa akan pertanyaannya, matanya langsung hijau saat mendengar uang, langsung saja Bu Marta meminta anak buahnya untuk mengambil buku daftar orang yang meminjam uang padanya.
Setelah di hitung ternyata hutang Dian tujuh puluh lima juta termasuk bunganya, tentu saja Dian keberatan karna seingatnya hutangnya cuma lima puluh juta itu pun sudah di bayar dengan cicilan beberapa bulan belakangan ini, dan baru bukan ini Dian telat membayarnya.
Diki yang tau Dian akan protes langsung memegang tangannya dan menyuruhnya diam, karna Diki sudah sangat muak melihat bu Marta di tambah tatapan mata Tomi yang memerah menahan amarah semakin ingin membuatnya segera pergi dari rumah terkutuk itu.
"Tom serahkan uangnya." titah Diki pada Tomi, dan segera Tomi menyerahkan uang yang ada di koper yang sedari tadi ia bawa.
"Ini uang seratus juta, dan segera kembalikan sertifikat rumah Dian." ucap Diki memegang koper yang sudah di buka Tomi memperlihatkan isinya yang penuh dengan uang.
Tanpa pikir panjang Bu Marta langsung menyerahkan sertifikat rumah Dian dan juga merobek surat perjanjian dan langsung merebut koper yang berisi uang itu dari hadapan Diki.
Setelah mendapatkan sertifikat rumah Dian, Diki mengajak keduanya pergi dari rumah Bu Marta, tapi baru saja sampe di depan mobil, mobil polisi langsung datang ke rumah Bu Marta untuk menangkapnya karna laporan yang di buat Diki tentang bisnis Bu Marta yang memperdagangkan manusia memuaskan pria hidung belang.
"Tangkap perempuan itu dan juga anak buahnya pak." ucap Tomi meminta pada polisi yang baru saja turun dari mobil dinasnya.
"Baik tuan." jawab polisi itu dan segera menangkap Bu Marta dan seluruh anak buahnya.
"Kenapa saya di tangkap pak,? saya tidak bersalah." teriak Bu Marta saat tangannya di borgol dan di giring menuju mobil polisi.
"Nanti ibu jelaskan di kantor." ucap polisi wanita yang menangkap Bu Marta dan setelah itu Bu marya dan anak buahnya di bawa ke kantor polisi.
Kini Diki dan Tomi sudah berada di rumah Dian, sebenarnya Diki ingin segera pulang karna merasa hari ini ia sangat lelah, tapi Dian memaksanya untuk makan malam di rumahnya saja sebagai ucapan terima kasih, mau tak mau Diki pun mengikuti kemauan Dian.
"Silahkan di makan kak, maaf seadanya ucap Dian menyodorkan nasi berisi lauk ke pada Diki dan Tomi.
"Terim kasih." ucap Diki dan Tomi berbarengan.
Mereka makan dengan Hidmat sampe tak terasa hidangan di meja sederhana itu habis tak tersisa.
"Bu kami pamit pulang dulu ya, ini sudah malam." pamit Diki pada ibu Dian.
"Iya, nak, lain kali jangan sungkan mampir lagi kesini." ucap ibu Dian ramah.
Dian pun mengantar Diki dan Tomi sampe depan mobil dan tak lupa ia mengucapkan banyak terima kasih pada Diki yang sudah banyak menolongnya.
.
.
Bersambung....
Mak othor tunggu ya kunjungan nya..