Lady Clarisse 2 (TRANSMIGRASI)

Hari ini aku akan berlatih pedang sesuai jadwal yang di buat Clarisse sebelum aku datang ke tubuh ini. Jika dulu Clarisse belajar pedang untuk mendapatkan perhatian dari Grand Duke Maximilians maka kali ini aku berlatih pedang untuk persiapan menghadapi musuh-musuh Clarisse di masa depan.

Setelah aku masuk ke dunia ini aku yakin akan banyak perubahan yang terjadi mungkin salah satu nya pergerakan penyihir hitam.

Belum lagi menurut cerita kehidupan Clarisse, beberapa tahun lagi seorang penyihir hitam bernama Soren akan muncul. Pria yang mencintai Clarisse seperti yang ku baca. Aku heran kenapa Clarisse malah terjebak dengan pria-pria yang tidak bisa di miliki. Dalam artian di sini pria-pria dengan takdir yang bertolak belakang dengan kemampuan sihir nya lady Clarisse.

Dengan kejadian-kejadian tersebut bukan kah aku harus ikut mempersiapkan diri untuk menjadi lebih kuat dan tangguh. Apalagi untuk menghindari pria-pria tersebut. Yang dalam hal ini adalah sebuah kematian .

Saat ini aku sudah berpakaian rapi tanpa gaun. Hari ini aku memakai sebuah celana panjang dengan baju kemeja putih yang longgar. pakaian yang biasa di gunakan Clarisse jika dirinya sedang menguntit ataupun berlatih ketahanan tubuh nya.

Bak model yang sangat cantik tubuh Clarisse terlihat sangat cantik dan elegan walaupun hanya memakai pakaian seperti ini. Apalagi aku mengikat rambut ku agar tidak menghambat pergerakan ku nanti.

Saat aku masih duduk di kursi depan meja rias Lula masuk dengan tergesa-gesa.

"Nona!!!!! Ada kabar yang sangat mengejutkan".

"tenang lah Lula. Berbicara lah dengan pelan kau seperti sedang melihat hantu saja!".

"ini lebih dari pada melihat hantu nona. Kabar ini akan membuat anda bahagia setengah mati". Lagi-lagi Lula terlihat sangat excited menatap ku.

"katakan lah Lula hal yang membuat ku bahagia setengah mati adalah berakhir nya perjalanan ini!". Entah Lula mengerti atau tidak dengan apa yang ku maksud aku tidak peduli.

Tapi sepertinya gadis pelayan ini tidaklah mengerti dengan apa yang kau sampaikan kepada nya tadi.

"berakhir nya perjalanan menanti tuan Grand Duke Maximilians kan nona?. Dan yah anda akan menerima nya. Siang ini tuan Grand Duke akan berkunjung ke rumah ini. Nona harus mempersiapkan diri untuk menyambut kedatangan nya!!" ucap Lula panjang lebar terlihat sangat antusias menyampaikan berita yang sangat menggangu ku itu.

Untuk apa pria itu datang ke tempat ini. Bukan kah dia tidak pernah datang ke tempat ini setau ku. Jika ada urusan dengan ayah Clarisse pria itu pasti hanya akan membahas nya ketika di istana saja. Tapi siapa peduli mungkin dia memang sedang memiliki urusan yang mungkin serius dengan Duke Cristian.

Kedatangan pria itu tidak akan menghalangi kegiatan ku hari ini. Biar kan saja dia ingin datang atau tidak yang terpenting itu bukan lah urusan ku.

"aku sudah tidak menanti kan nya Lula. Buang-buang waktu ku saja. Di dunia ini bukan hanya berpusat pada satu pria saja. Masih banyak pria lain nya yang lebih baik dari nya. Lagi pula sebagai wanita yang terpandang aku benar-benar sudah mengubur tingkah konyol ku beberapa tahun belakangan ini. Jadi kau tidak perlu berbahagia menyambut kedatangan tuan Grand Duke itu". Ucap ku sambil memegang kedua pundak Lula dan menunjukkan wajah serius serta penuh dengan motivasi positif yang akan ku tular kan pada nya.

"tapi Nona???"

Tak mau mendengar pertanyaan yang lebih banyak lagi dari Lula aku segera membalik kan tubuh nya dan mendorong gadis itu agar berjalan keluar dari kamar ini dan menemani ku berlatih pedang.

"sudah lah Lula!! Lebih baik kita gunakan hari yang sangat cerah dan baik ini menjadi sebuah energi kekuatan yang bisa membuat kita move to forward!!"

"apa move to forward nona?? Saya tidak mengerti dengan kata-kata aneh anda itu?".

Sial aku keceplosan.

"itu adalah kata-kata semangat yang baru saja ku dapatkan dari sebuah buku motivasi hidup. sudah lah tidak usah bertanya lagi tugas mu sekarang adalah menemani ku berlatih pedang bersama tuan Delon".

Akhirnya Lula berhenti menanyakan hal-hal yang tidak penting tentang Grand Duke itu.

Sesuai jadwal aku akan berlatih pedang di taman samping rumah ini. aku sungguh tidak sabar mengetahui bagaimana caranya berlatih pedang.

Sebelum ini aku sudah mengatakan pada Clarisse yang juga tertidur di dalam tubuh ini. Dia mengatakan jika aku bisa mendapatkan ingatan tentang diri nya juga kemampuan yang dia miliki. Namun aku juga harus tetap berlatih untuk membuat tubuh ku dan jiwa ku menyatu untuk saling menciptakan sebuah kekuatan yang dahsyat.

Selain berlatih pedang aku juga akan menuju kuil suci di mana Lilian Reus berada. Yang aku ketahui jika wanita itu adalah istri dari kaisar Reus. Clarisse mengatakan jika aku harus membangkitkan kekuatan sihir yang selama ini tidak terkontrol.

Tapi aku tidak khawatir karena waktu kejadian tersebut masih lama jadi untuk sekarang aku akan melatih fisik ku.

Aku sudah sampai di taman di mana tempat biasa nya Clarisse berlatih pedang.

"selamat siang nona Clarisse! Apa hari ini anda baik-baik saja?"

Mendengar sebuah suara berat yang menyapa ku dari belakang aku langsung menoleh kan kepala.

astaga naga!!! Ku kira guru berlatih pedang Clarisse adalah seorang pria yang sudah berumur seperti Duke Cristian namun aku salah besar.

Pria yang tadi menyapaku adalah pria muda dengan perkiraan umur 23 tahun seumuran dengan ku yang sesungguhnya. Dengan rambut hitam yang tersisir rapi serta wajah yang terlihat macho. Apalagi tubuh nya yang atletis.

Aku rasa dunia tempat Clarisse tinggal ini adalah sarang nya para pria tampan. Walaupun Delon Montes tidak setampan Alexander tapi pria ini cukup manis hingga hampir membuat air liur ku menetes.

"nona apa anda baik-baik saja?" ucap pria itu lagi dan sontak aku tersadar dari lamunanku tentang diri nya.

"ah ya aku baik-baik saja tuan tam.. Maksud ku tuan Montes".

Huh!! Hampir saja aku keceplosan jika tidak maka harga diri Clarisse dan aku sebagai wanita yang sulit di gapai akan hancur. Sekarang aku harus menjaga image ku sebagai wanita bangsawan kelas atas seperti di novel-novel kerajaan bangsawan.

baiklah aku sudah mampu mengontrol jiwa receh pencinta wajah tampan milik ku.

"baiklah nona hari ini saya akan mengajarkan anda cara bertahan dalam serangan. Ini nona pedang yang akan anda gunakan".

Aku mengambil pedang yang di berikan Delon, sebuah pedang sungguhan yang baru pertama kali aku pegang. dulu di kehidupan ku sebagai Rahma aku juga pernah berlatih anggar bersama bang Pradipta. Jadi aku kira mungkin berpedang di dunia ini sama dengan bermain anggar. Entah lah kita tidak tau jika belum di coba.

Aku mencabut pedang dan menggenggam gagang nya. Ternyata pedang yang ku pegang saat ini tidak terlalu berat seperti bayangan ku.

"baiklah tuan Delon aku siap untuk menerima ajaran mu!".

"baiklah nona ayo kita mulai".

Saat aku beberapa kali mengayunkan pedang ini terdengar sebuah suara yang sangat tidak ingin aku dengar.

"lady Clarisse Corleone!!"

Oh Tuhan!!! Apa yang di inginkan pria itu. Tidak bisakah dia pergi dan mengabaikan diri ku. Tidak kah dia tau aku sedang takut bila berhadapan dengan nya.

"lady Clarisse apa kau mengabaikan ku?" tanya nya lagi tak puas dengan keterdiaman ku. Belum lagi Delon saat ini juga terdiam melihat kedatangan Grand Duke Maximilians itu.

Apa yang akan ku lakukan sekarang!! Aku sungguh malas melihat Alexander di sini.