Shi Hao, seorang pemuda biasa di dunia modern yang mati tanpa meninggalkan jejak, terlahir kembali sebagai bayi dari keluarga bangsawan kelas satu di dunia kultivasi. Kelahirannya mengguncang langit naga dan phoenix muncul, menandai takdir besar yang bahkan para dewa tak inginkan.
Dari seorang anak licik, lucu, dan cerdas, Shi Hao tumbuh dalam dunia penuh sekte, klan kuno, monster, dan pengkhianatan. Setiap langkahnya membawa kekacauan: ia mencuri pil, menghancurkan jenius lain, menertawakan musuh, dan mengalahkan ancaman yang jauh lebih kuat dari dirinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sang_Imajinasi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CHAPTER 7
Malam setelah Upacara Pembangkitan Roh, Kediaman Klan Zhu berpesta pora. Arak mengalir seperti sungai, dan tawa para tetua menggema hingga larut malam. Namun, bintang utama pesta itu, Shi Hao, sudah menyelinap pergi sejak awal.
"Membosankan. Mereka merayakan bakat yang bahkan belum kumanfaatkan," gumam Shi Hao sambil berjalan menyusuri lorong belakang kediaman.
Langkah kakinya membawanya menuju Hutan Bambu Ungu, area terlarang di bagian belakang gunung milik Klan Zhu. Tempat ini memiliki mata air roh alami yang menghasilkan Qi cukup padat tempat favorit Shi Hao untuk menyendiri.
Namun, malam ini, tempat itu sudah ada penghuninya.
Shi Hao menghentikan langkahnya, menyembunyikan auranya hingga nyaris nol dengan teknik pernapasan Kura-kura Gaib.
Di tengah hutan bambu, di atas batu besar di tepi mata air, duduk gadis kecil berambut perak yang ia lihat di upacara tadi siang. Sinar rembulan memantul di rambutnya, membuatnya tampak seperti peri bulan yang tersesat.
Gadis itu sedang berkultivasi. Udara di sekitarnya membeku. Butiran salju halus turun di radius tiga meter darinya, meskipun ini musim panas.
'Tubuh Roh Yin Murni...' batin Shi Hao, matanya berkilat kagum. 'tubuh seperti itu adalah wadah kultivasi terbaik untuk teknik elemen es. Siapa dia sebenarnya? Tamu klan?'
Tiba-tiba, mata gadis itu terbuka. Mata biru yang dingin dan tajam.
"Siapa di sana? Keluar!"
Tanpa peringatan, gadis itu mengibaskan tangannya.
Zrrrt!
Tiga jarum es terbentuk dari uap air di udara dan melesat ke arah semak-semak tempat Shi Hao bersembunyi. Kecepatannya setara dengan panah yang dilepas dari busur kuat.
Shi Hao tidak panik. Ia hanya memiringkan kepalanya sedikit ke kiri.
Tuk! Tuk! Tuk!
Ketiga jarum es itu menancap di batang pohon di belakangnya, tepat di posisi kepalanya berada sedetik yang lalu.
Shi Hao melangkah keluar dengan senyum santai, mengangkat kedua tangannya. "Wah, wah. Nona kecil, itu berbahaya. Bagaimana kalau wajah tampanku tergores?"
Gadis itu berdiri, menatap Shi Hao dengan tatapan merendahkan. "Zhu Shi Hao. Si jenius yang menghancurkan pilar hari ini. Ternyata kau juga seorang pengintip mesum."
"Aku tidak mengintip. Ini hutan belakang rumahku. Kau yang tamu," balas Shi Hao santai.
Gadis itu mendengus dingin. "Namaku Ling Yao. Ingat nama itu, karena suatu hari nanti aku yang akan berdiri di atasmu."
"Ling Yao?" Shi Hao merasa familiar. 'Ah, Sekte Langit Abadi. Dia pasti calon murid inti yang sedang berkeliling dunia untuk mencari pengalaman sebelum masuk sekte.'
"Baiklah, Nona Ling. Kau menghalangi jalan masukku ke mata air. Minggir sedikit?"
Ling Yao merasa terhina. Di mana-mana ia selalu diperlakukan bak putri raja, tapi bocah desa ini mengusirnya?
"Jika kau ingin tempat ini, rebut dariku," tantang Ling Yao. Aura dingin meledak dari tubuhnya. Dia sudah berada di tingkat Qi Condensation Tahap 3! Untuk usia 5 tahun, ini mengerikan.
Shi Hao menghela napas. "Anak-anak zaman sekarang..."
Ling Yao menerjang maju. Telapak tangannya dilapisi kabut es. "Telapak Pembeku Hati!"
Serangan itu cepat dan mematikan. Jika terkena orang biasa, jantung mereka bisa berhenti berdetak karena beku.
Namun di mata Shi Hao yang memegang ingatan ribuan tahun pertarungan dari liontin giok saat dia berenkarnasi. gerakan Ling Yao penuh celah seperti saringan air.
Shi Hao tidak menggunakan Qi. Ia hanya menggeser kaki kanannya selangkah ke belakang, memutar bahu, dan membiarkan serangan Ling Yao lewat di samping telinganya.
Saat Ling Yao kehilangan keseimbangan karena memukul angin, Shi Hao menjulurkan kakinya sedikit.
Gubrak!
Si jenius es yang agung tersandung dan jatuh telungkup ke tanah berlumpur.
Hening.
Ling Yao mengangkat wajahnya yang kini kotor oleh lumpur. Matanya membelalak tak percaya. Marah. Malu. Syok.
"K-Kau... Kau curang!" teriaknya, wajahnya memerah padam.
"Curang?" Shi Hao berjongkok di depannya sambil tersenyum jahil. "Itu namanya teknik dasar 'Kaki Tersesat'. Dalam pertarungan hidup mati, musuh tidak akan menunggu kau memasang kuda-kuda cantik, Nona."
Ling Yao bangkit dengan amarah meluap. Dia ingin menyerang lagi, tapi sebuah suara berat menginterupsi mereka.
"Cukup."
Seorang wanita cantik berjubah pendeta Taois turun dari langit, mendarat dengan anggun di antara mereka. Aura wanita ini sangat kuat tingkat Nascent Soul (Jiwa Baru Lahir)!
"Bibi Guru!" Ling Yao menunduk hormat, tapi matanya masih memelototi Shi Hao.
Wanita itu menatap Shi Hao dengan ketertarikan mendalam. "Gerakan yang bagus, Tuan Muda Zhu. Tanpa Qi, hanya mengandalkan insting dan membaca gerak lawan. Sangat efisien."
Shi Hao membungkuk sopan. "Terima kasih, Senior. Saya hanya beruntung."
Wanita itu tersenyum misterius. "SayaTetua Yun dari Sekte Langit Abadi. Saya datang mengantar Ling Yao mengunjungi kerabatnya di kota ini. Tadi siang saya melihat bakatmu. Sekarang saya melihat mentalitasmu."
Tetua Yun mengeluarkan sebuah token giok berwarna biru langit dan melemparkannya pada Shi Hao.
"Lima tahun lagi, Sekte Langit Abadi akan membuka pendaftaran murid baru. Bawa token ini. Kau bisa langsung masuk ujian tahap akhir tanpa seleksi awal."
Mata Ling Yao membelalak. Token Murid Inti?! Dia sendiri harus berjuang keras untuk mendapatkannya, tapi bocah ini dikasih begitu saja?
"Terima kasih, Senior," Shi Hao menangkap token itu.
"Yao'er, ayo pergi. Jangan memalukan diri sendiri lagi," perintah Tetua Yun.
Ling Yao menggertakkan gigi, lalu menatap Shi Hao tajam. "Lima tahun lagi. Di Sekte Langit Abadi. Aku akan menghajarmu sampai kau memohon ampun, Zhu Shi Hao!"
Shi Hao melambaikan tangan dengan malas. "Ya, ya. Sampai jumpa nanti, Gadis Es."
Kedua sosok itu melesat pergi, menghilang di balik awan malam.
Shi Hao menatap token di tangannya, lalu menyimpannya. Wajah main-mainnya menghilang, digantikan ekspresi serius.
"Sekte Langit Abadi... Salah satu dari Tiga Sekte Besar Benua Timur. Tempat yang bagus untuk mendapatkan sumber daya."
Shi Hao berbalik menghadap mata air roh.
"Sekarang, saatnya memulai yang sebenarnya."
Shi Hao duduk bersila di atas batu yang tadi diduduki Ling Yao. Ia memejamkan mata. Di dalam jiwanya, Teknik Dewa yang ia dapat dari liontin giok dari kehidupan sebelumnya mulai berputar.
( Kitab Kaisar Naga-Phoenix Bab Pertama Penempaan Darah. )
Pusaran angin kecil terbentuk di sekitar tubuh mungil Shi Hao. Qi dari mata air itu tersedot paksa dengan kecepatan sepuluh kali lipat dari orang normal.
Malam itu, Shi Hao resmi melangkah masuk ke Qi Condensation Tahap 1.
Namun, berbeda dengan kultivator lain yang Qi-nya berwarna putih atau biru, Qi yang mengalir di meridian Shi Hao berwarna Emas Gelap. Berat, padat, dan dominan.