Kejadian yang tidak terduga, seorang agen rahasia yang baru menyelesaikan misi nya.
Namun dia dijebak oleh rekannya sendiri yang memang ingin menyingkirkan dirinya. Sehingga dia harus tidur bersama seorang pria asing.
Olivia namanya, sebagai agen rahasia yang selalu sukses dalam menjalankan misinya. Namun hal itu menimbulkan kecemburuan pada rekannya sendiri.
Sehingga Olivia harus melahirkan tiga anak kembar yang super jenius. Dan mereka pun mengasingkan diri di sebuah desa. Delapan tahun kemudian, mereka kembali ke kota.
Bagaimana kisah selanjutnya? Jika penasaran baca yuk!
Cerita ini hanyalah fiksi semata. Tidak ada hubungannya dengan dunia nyata. Seluruh cerita di dalamnya hanya imajinasi penulisnya semata.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pa'tam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 17
"Benar kalian tidak apa-apa?" tanya Dewa yang masih khawatir dengan ketiga putranya. Saat ini mereka sudah dalam perjalanan menuju pulang ke rumah.
"Benar Pa, kita bukan anak-anak biasa yang manja," jawab Arjun.
"Papa tahu, tapi tetap saja papa khawatir," kata Dewa.
Olivia tidak tahu jika anak-anaknya diculik. Jika tahu, mungkin dia sendiri yang turun tangan menyelamatkan mereka.
Triple A juga tidak ingin membuat sang mama khawatir. Mereka yakin jika pengawal yang dikhususkan untuk mereka bisa diandalkan.
"Pa, jangan beritahu mama masalah ini, kita tidak ingin mama khawatir," kata Arden.
"Tenang saja, papa ngerti kok," ucap Dewa sambil tersenyum.
Setelah bertemu Olivia dan anak-anaknya, Dewa terlihat jelas sangat bahagia. Bahkan lebih sering tersenyum.
Mereka pun tiba di rumah. Beruntung tas milik mereka dibawa saat mereka diangkat oleh orang suruhan Melinda.
"Kalian sudah pulang?" tanya Olivia kepada anak-anaknya.
"Iya Ma, kita ke kamar dulu mau ganti pakaian," jawab Arden. Olivia hanya mengangguk sebagai jawaban.
"Terima kasih sudah mengantar jemput anak-anak," kata Olivia pada Dewa.
"Kenapa harus berterima kasih? Mereka juga anak-anak ku. Sudah menjadi tanggung jawab ku kepada mereka," ujar Dewa.
Tidak berapa lama, utusan dari rumah sakit pun datang dengan membawa hasil test DNA. Dewa, Adelia, dan Robinson sudah tidak sabar ingin mengetahui hasilnya.
Meskipun mereka sudah menebak jika triple A adalah anak Dewa. Tapi tetap saja mereka ingin mengetahui hasilnya.
"Cepat buka amplopnya," kata Adelia sudah tidak sabar.
Dewa pun membuka amplop tersebut dan membaca isi tulisannya. Terbukti 99,99 persen bahwa triple A adalah anak dari Dewa.
"Ma, mereka benar-benar anakku," ucap Dewa dengan perasaan senang. Dewa memeluk kedua orang tuanya sebagai ungkapan rasa bahagianya.
"Iya, dari awal kami juga sudah sangat yakin bahwa triple A adalah cucu kami," kata Adelia.
"Benar. Tapi untuk memperkuat bukti, makanya dilakukan test DNA," timpal Robinson.
Dewa menghampiri Olivia dan ingin memeluknya. Namun tidak jadi karena mereka belum ada ikatan pernikahan. Jadi keduanya terlihat canggung.
"Kalau begitu, kalian secepatnya menikah. Itu juga demi kebaikan mereka. Biar menjadi keluarga yang lengkap," kata Robinson.
"Tapi aku belum siap. Aku dan Dewa belum punya perasaan satu sama lain," kata Olivia.
"Kesampingkan perasaan itu. Cinta bisa dipupuk seiring berjalannya waktu. Yang perlu kalian pikirkan adalah tentang status triple A," sela Adelia.
"Bagaimana?" tanya Dewa pada Olivia.
"Aku tidak tahu. Tapi apakah akan bahagia jika pernikahan tanpa cinta?" tanya Olivia balik.
"Ya sudah, kalian saling mengenali lebih dulu. Kami sebagai orang tua juga tidak bisa memaksakan kehendak kalian. Tapi pikirkan lagi sebaliknya. Jangan sampai mereka dicap sebagai anak haram," kata Robinson terus terang.
Olivia terdiam. Namun tatapan nya mengarah kepada Dewa. Olivia juga ingin Dewa yang berinisiatif duluan.
Olivia tidak mungkin mengajak Dewa menikah terlebih dahulu. Mengingat ucapannya yang tidak ingin meminta pertanggung jawaban.
Tapi ucapan itu hanya sewaktu dirinya terdesak untuk meminta bantuan. Jika tidak, dia tidak akan sembuh dalam pengaruh obat.
"Dewa, kamu itu laki-laki. Harusnya kamu yang berinisiatif duluan," kata Adelia. "Bagaimana sih? Jadi laki-laki kok tidak gentleman banget," imbuhnya.
Dewa nyengir saja sambil garuk-garuk kepala sendiri. Dia sendiri juga bingung harus mulai darimana?
Sewaktu bersama Melinda, Dewa dengan mudah mengutarakan perasaannya. Namun berbeda dengan Olivia, Dewa tidak tahu harus berbuat apa?
"Aku tidak ingin memaksanya Ma, jadi aku ingin melakukan pendekatan terlebih dahulu. Nanti jika sudah sama-sama mantap, aku akan melamarnya secara resmi," kata Dewa akhirnya.
Kedua orang tuanya menghargai keputusan Dewa. Walaupun sebenarnya mereka sangat menginginkan Dewa dan Olivia segera menikah.
Sementara di dalam kamar ...
Triple A setelah berganti pakaian, mereka malah mencari tahu tentang wanita yang menculik mereka.
Dengan keahlian yang mereka miliki, tidak sulit bagi mereka mencari informasi tentang wanita itu.
"Arden, ternyata tante itu mantannya papa," kata Archer. Setelah membaca informasi yang mereka dapatkan.
"Pantas saja, berarti wanita itu ingin menyingkirkan kita karena dianggap penghalang. Kemungkinan setelah itu tante itu akan menyingkirkan mama," tebak Arden.
Archer dan Arjun pun sependapat dengan kakaknya itu. Karena menurut mereka itu masuk akal.
Ya, urusan mencari informasi selalu Archer yang kebagian tugasnya. Sementara urusan yang lain kadang Arden dan Arjun. Tapi adakalanya mereka bekerja sama kalau lawan mereka cukup kuat.
"Telusuri lebih lanjut lagi," kata Arden.
Archer mengangguk. Dengan kelincahan jari-jarinya yang kecil. Archer mencari informasi lebih terperinci tentang keluarga Melinda.
"Namanya Melinda, anak tunggal dari keluarga Prayono Kusuma. Prayono Kusuma pemilik perusahaan Kusuma group," kata Archer.
"Hmm." Arden manggut-manggut. "Arjun!"
"Siap bos!" Tanpa di perintah kedua kalinya, Arjun mengerti dengan apa yang dimaksud oleh Arden.
Arjun mengutak-atik keyboard laptopnya. Dengan kecepatan jari-jari kecilnya Arjun mengacaukan sistem perusahaan milik Prayono Kusuma.
Tidak sampai membuatnya bangkrut, hanya sebagai peringatan kalau mereka tidak bisa diremehkan.
Tidak sulit bagi Arjun memporak-porandakan sistem perusahaan itu. Walaupun perusahaan itu sudah dibantu oleh Dewa untuk memperkuat sistem pertahanan nya. Namun Arjun tidak kehilangan akal.
Hanya dalam waktu beberapa menit semua komputer di perusahaan Kusuma group tidak berfungsi sama sekali.
"Beres!" Arjun tersenyum bangga karena sudah berhasil membuat kekacauan.
"Aku hanya membuat komputer mereka tidak berfungsi, karena sistem pertahanan perusahaan nya cukup kuat," kata Arjun.
"Tidak masalah, yang penting kita akan buat perusahaan itu rugi besar. Baru setelah itu kita kita kembalikan kebentuk semula," kata Arden.
Sebenarnya jika mereka mau, mereka bisa saja menembus sistem pertahanan perusahaan milik Prayono Kusuma. Tapi mereka hanya ingin memberikan pelajaran, jadi hanya sampai di situ saja.
Itupun sudah cukup membuat perusahaan itu rugi miliaran. Jika itu terus berlanjut, para pekerja tidak bisa berbuat apa-apa dan kerugian perusahaan semakin bertambah.
Kemudian mereka pun bertos ria karena sudah berhasil menjahili perusahaan milik ayah Melinda.
Sementara di ruang tamu ...
Dewa yang mendapat panggilan telepon dari seseorang pun langsung menjawabnya. Dewa sedikit menjauh dari orang tuanya saat menjawab panggilan telepon.
"Halo. Ada apa Om?" tanya Dewa.
"Seseorang telah meretas perusahaan ku. Katamu sistem pertahanan perusahaan perusahaan ku tidak bisa ditembus oleh siapapun. Tapi nyatanya semua komputer di perusahaan ku tidak bisa beroperasi sama sekali."
Dewa malah tersenyum. Dia tahu jika itu adalah ulah anaknya. Sejak Dewa tahu jika dia memiliki anak kembar. Dewa langsung berpikir, jika yang melawan dirinya waktu itu adalah anak-anaknya.
Selain teratai putih, tidak ada orang yang menyaingi Dewa. Kini muncul hacker lain yang kehebatan nya melebihi dirinya.
"Halo Dewa. Apa kamu dengar Om, tidak?"
"Ah iya Om, tapi sebaiknya tanyakan kepada Melinda. Siapa yang sudah dia singgung?"
Kemudian Dewa pun menutup teleponnya secara sepihak. Dewa kembali berkumpul dengan keluarganya dan menonaktifkan ponselnya.