Ku Sembunyikan Gajiku Dari Keluarga Suamiku

\*\*\*\*\*\*\*\*

" Sabar, sabar, Citra, ambil nafas panjang lalu keluarkan pelan-pelan lewat kentut" Ucap Manda berusaha menenangkan Citra yang kesulitan bernafas akibat melihat suaminya berselingkuh dengan wanita lain.

" Manda, kamu itu bisa-bisanya Kamu menyuruh aku kentut saat situasi seperti ini. Awas... Minggir Manda aku mau melabrak mereka dan aku bakal aku ulek-ulek wajah Mas Adit ! "Ucap Citra menatap kesal dengan sang Bestie.

Manda malah menyengir kayak kuda lumping,

Lah kok wajah Adit yang mau kau ulek ? Harusnya kan si cewek garangan itu " celetuk Manda heran.

" Ya kan dia yang udah ganjen sama garangan duluan Manda," Ucap Citra.

" Iya tapi kan yang menggoda duluan pastinya si cewek garangan Citra, gimana sih kamu ini Citra " Ucap Manda.

" Ah sama saja, mas Adit nya juga sama yang menggoda sama cewek garangan itu.

Lihat saja tuh, yang lebih manja sama wanita yang di duga sebagai garangan itu selingkuhan suaminya Citra.

" Nah kan, sudah pas kalau aku ulek-ulek wajahnya yang sok kecakapan itu" seloroh Citra hampir berdiri.

" eits, tunggu dulu. sabar dulu napa !!" Ucap Manda dengan sigap Manda Menghalangi Citra yang hendak melabrak suaminya.

" Apa sih Manda, panas nih aku liatin mereka! Kak sadar diri banget kalau punya bini di rumah!" Ucap Citra mulai sewot.

" Yang anggun sedikit dong Citra, jaga harga iri sebagai istri sah.

Tuh cewek garangan nggak ada apa-apanya dibandingin sama kamu. Mending kamu bermain cantik saja !!

" Apa maksudnya" Ucap Citra mulai duduk tenang kembali dan mendengarkan nasehat Besti nya.

" Aku mau tanya satu hal deh sama kamu, yakin kamu mau pertahanin pernikahan yang setiap hari dibuat mentalmu hancur seperti ini ?

Seumur hidup itu masih ada kali Citra, ya sayang lah ngabisin sisa umurmu yang masih panjang ini bersama laki-laki yang pelitnya minta ampun kayak suamimu itu" Ucap Manda mulai mempengaruhi pikiran Citra.

Citra termenung mendengar pertanyaan Dari sahabatnya itu,

" Sebenarnya pernah ada pikiran untuk berpisah sih Nda," Ucap Citra.

" Nah itu kan, saran aku mending bisa aja lah sama tuh laki-laki meditnya minta ampun, bukannya aku mau kasih bisikan syaiton nih Citra, tapi aku lihat suamimu itu dan keluarganya cuma mau memperbudak kamu saja. Aku merasa kasihan sama nasib kamu Citra, dan kita lihat sendiri kan, kalau suamimu malah pacaran lagi sama perempuan lain.

Begini nih aku kasih tahu, jika lelaki sudah mulai selingkuh, akan sulit sembuhnya. Selingkuh itu ibarat penyakit kanker stadium akhir, dan sulit untuk disembuhkan. Jika sembuh pun, masih kemungkinan tumbuh lagi penyakitnya." Ucap Manda panjang kali lebar.

" Gitu ya nda?? Jadi nggak apa-apa nih aku jadi canda" Ucap Citra.

" Ya nggak apa-apa kali Citra, nggak tahu aja kamu kalau janda zaman sekarang itu semakin di depan" celetuk Manda lalu membesarkan hati Citra.

" eits dah, macam kayak yamaha aja" celetuk Citra.

" Udah bisa ngontrol amarahnya nih ? Udah nggak sedih lagi kan?" Tanya Manda.

" Siapa memangnya yang lagi sedih ?" Ucap Citra kan sembari menghapus air matanya.

Malu rasanya menangisi laki-laki seperti Adit jangan nangis dong, air matamu terlalu berharga untuk nangisin tuh si curut" Ucap Manda langsung merangkul Citra guna untuk menenangkannya.

Biar bagaimanapun, hatinya Citra pasti lah sangat hancur perasaan seorang istri jika melihat suaminya bermesraan dengan wanita lain.

" Huhuhu,

sruuuupp!

Mas Adit nggak pernah tuh suapin aku kayak gitu, lihatlah, mesranya minta ampun. Jangankan suapin aku, jajanin aku tahu gejrot pun tidak pernah!" Pecah sudah tangisan Citra, dia menangis termehek-mehek sambil menyedot Ingusnya sendiri.

" Ya ampun Citra, jorok banget sih kamu. Aturin tuh ingusmu dibuang, bukan malah disedot dan ditelan lagi " Ucap Manda yang jijik pun menoyor kepala Citra.

Citra masih termehek-mehek, untung tempat mereka jauh cukup jauh dari tempatnya Adit, jadi lelaki yang memiliki predikat pelit bin medit itu pun tak tahu keberadaan Citra dan Manda.

" Cup...cup.. udah, stop. Jangan nangis lagi, kan udah kubilang, sayang nangisin tuh kambing" ucap Manda kembali merangkul bahu Citra kembali.

Setelah beberapa saat, Citra pun berhenti dari akhir termehek-meheknya.

" Huhh legah banget udah keluarin semua ingus aku, eh salah. Sakit hati aku maksudnya" seru Citra.

CK!

Manda pun hanya mencebik ..!!

" Terus menurut, Aku harus gimana Manda? Tanya Citra masih blo'on.

" Hemmm, gimana ya?" Manda terlihat berpikir.

" Untuk saat ini, kita ambil foto mereka saja dulu. Ayo" Manda pun menyeret tangan Citra untuk lebih dekat dengan mereka.

" Lah buat apaan ?" Tanya Citra heran.

Jika mau bebas kamu harus punya banyak bukti Citra, bukti perselingkuhan misalnya'' Ucap Manda.

" Oh begitu ya aku mengerti" Citra mengganggu tanda mengerti.

" Kita beli masker dulu, biar kamu tidak ketahuan Adit'' Ucap Manda dan Citra menurut.

Ini mereka sudah berada di warung lesehan tempat Adit dan selingkuhannya berpacaran. Keduanya pun membeli es jeruk dan juga beberapa gorengan.

" Kita rekam mereka diam-diam" beritahu Manda sambil berbisik.

Kamera dinyalakan dan Citra juga beberapa Kali mengambil foto mereka.

" Terima kasih ya sayang, udah mau jadi pacar aku. Aku seneng banget " Ucap Adit terdengar di telinga Citra dan juga Manda.

" Aku juga seneng Mas, aku juga sayang dan cinta sama kamu. Semakin aku tahan tahan ternyata aku nggak kuat. Mungkin sudah jadi takdir aku buat jadi istri yang kedua " Ucap selingkuhannya Adit.

" Oh, sepertinya di cewek sudah tahu kalau Adit sudah menikah Citra " Ucap Manda sambil berbisik.

" Aku pikir juga begitu " jawab Citra juga berbisik.

" Kamu tenang saja sayang, nanti setelah kita menikah, aku akan lebih prioritas kan kamu di atas Citra. Kamu kan tahu sendiri kalau Citra itu mandul. Jadi kamu jangan sedih lagi ya...!!"

Bujuk rayu Adit.

Grep!

Manda

Menggenggam tangan Citra,

" Sabar, orang sabar pantatnya lebar" bisik Manda.

Huft. !!

Citra mendengus kesal.

Setelah di rasa cukup merekam bukti, Citra dan Manda pun akhirnya pergi dari sana.

" Enak saja ngatain aku mandul, rahim aku itu sehat wal afiat ! Siap untuk di buah i.

Burungmu aja tuh yang melehoy! Nggak becus hamili aku!" Ucap Citra misuh-misuh saat berjalan menuju parkiran.

" Sabar Citra orang sabar jidatnya lebar" Manda mengelus bahu Citra.

" Ih kamu itu nda, dari tadi pantat dan jidat yang di lebarin!" sungut Citra menyemprot balik ucapan Manda.

'' hehehe, maaf. Udah pokoknya kamu harus tenangin dulu hati kamu.

Mulai sekarang jangan mau kamu diperbudak oleh mereka lagi. Kalau perlu, taruh di makanan mereka racun sianida. Biar mampus semuanya sekalian " Ucap Manda malah menjerumuskan Citra.

Lah, kalo aku dipenjara kayak nasib yeslin gimana ? Gak nggak mau lah aku membusuk di penjara, mana akunya masih muda dan cantik lagi, hanya sudah nggak perawan aja" seloroh Citra.

" Nah kalau gitu, lakuin aja saran aku yang pertama tadi. Kamu pura-pura aja nggak tahu tingkah suamimu, terus baru uangnya sebanyak-banyaknya." Ucap Manda.

" Apa yang mau dikeruk? Orang buruh pabrik ini. Paling sisa gajinya buat ngelotein tuh garangan" dengus Citra.

Manda pun garuk-garuk upil,

" Eh aku belum bilang ya Citra, kalau Adit suami kamu itu sudah naik jabatan ? Beritahu Manda.

Citra pun kaget,

" Ha, apa maksud kamu ? Mas Adit naik jadi jabatan gitu !" Pekik Citra syok.

\*Hai para reader tercinta....

Terima kasih sudah mampir ke karya aku...

Jangan lupa untuk memberi vote, like dan komentarnya...🤗🤗🤗\*\*