Menaklukkan Nyonya Misterius

"Kamu nggak bisa menikah dengan Arzian, Kakak enggak setuju," kata Yumna tiba-tiba. Serra terkejut sekali dengan keputusan yang Yumna buat, tidak biasanya Yumna yang sudah ia anggap Kakak kandung sendiri. Bersikap seperti ini, tidak menyetujui pernikahannya dengan Arzian. Padahal beberapa menit lalu, Yumna begitu antusias mendengar dirinya ingin menikah.

"Kenapa, Kak? Bukannya Kakak senang waktu aku bilang mau menikah?" tanyanya dengan wajah sedih.

"Kakak memang senang kamu mau menikah, tetapi Kakak enggak akan pernah setuju kamu menikah dengan Arzian sampai kapanpun. Kalian berdua enggak cocok, enggak akan pernah cocok," jawab Yumna tetap kekeh dengan keputusannya.

"Aku tanya kenapa? Kok Kak Yumna enggak kasih alasannya kenapa aku nggak boleh nikah sama Arzian." Yumna masih terdiam, ia tidak ingin menjelaskan apapun pada Serra untuk saat ini. Mata Serra kini berganti memandang Omanya.

"Oma kenapa semua jahat. Aku ingin menikah dengan Arzian tapi semua nggak setuju, memang kenapa dengan Arzian. Bukankah Oma yang mengajarkan jangan menilai seseorang dari pekerjaannya," adunya sambil menangis.

"Maafin, Oma. Kali ini Oma juga tidak setuju jika kamu mau menikah dengan Arzian." Serra semakin menangis kenjang, ia tidak terima semua tidak menyetujui keinginannya. Padahal keinginannya tidak sulit dilakukan.

"Semua jahat! Aku benci kalian semua, tanpa persetujuan kalian pun. Aku akan tetap menikah dengan Arzian, sekalipun aku harus pergi dari mansion. Aku siap hidup miskin kok, asal dengan Arzian dan Meyza."

Yumna menatap Serra nyalang. "Jangan seenaknya kamu, Serra. Sampai kapanpun kamu tidak bisa menikah dengan Arzian!"

"Kenapa enggak bisa? Kakak nggak kasih tau alasannya? Kenapa enggak bisa Kak? Dari tadi Kakak sama Oma cuma bilang ngga boleh dan nggak bisa, alasannya nggak kalian kasih tau. Aku perlu tau."

"Kamu yakin mau tau alasannya?" tanya Yumna sengaja.

"Iya, Kak kasih tau aku apa alasannya."

"Kamu dari tadi bilang mau menikah dengan Arzian, kamu kira Arzian mau apa nikah sama kamu. Kamu memutuskan sendiri, terlihat Arzian bahkan tidak tahu apa-apa tentang pernikahan yang kamu inginkan. Jangan memaksakan kehendak kamu, Serra!"

Serra pergi ke arah Arzian. "Arzian, kamu mau kan menikah sama aku? Kita berdua sangat cocok, aku sangat mencintaimu."

Arzian terlihat bingung, semua mata menatapnya menanti jawabannya. Ia bingung, sekarangkah waktunya untuk memberikan jawaban bahwa dirinya menolak. Apapun resikonya, akan diterimanya. Sekalipun harus dipecat, dan pasti misinya terancam gagal.

"Maaf, Nona. Saya sangat beruntung dicintai Nona Serra, tetapi saya tidak bisa menikahi Nona Serra. Saya akui, Nona Serra sangat cantik dan baik, tetapi itu saja tidak cukup. Saya tidak mencintai Nona, menikah dengan wanita yang tidak saya cinta tentu tidak mudah. Saya juga sudah mencintai wanita lain," ujarnya dengan gugup. Sungguh, Arzian takut jika seluruh keluarga akan marah dengan penolakkannya yang menurutnya lancang. Jika  hukumannya dipecat saja, mungkin Arzian tidak setakut ini. Bagaimana jika hukumannya dibunuh dengan sadis, itu yang Arzian tidak mau karena masih ingin hidup lebih lama lagi.

"Dan wanita yang Arzian cintai adalah aku, Yumna Alesha Farhana. Tiga hari lagi kita akan menikah, dan nanti malam adalah acara lamaran sekaligus pertunangan kami. Kami saling mencintai, beberapa waktu lalu Arzian sudah mengatakan cintanya padaku. Aku menunggu waktu yang tepat untuk mengatakannya pada kalian semua, tetapi malah dikejutkan oleh pernyataan cinta Serra duluan. Jadi aku membutukan membongkar semua," kata Yumna panjang lebar.

Arzian tau, jelas yang Yumna katakan kebanyakkan adalah sebuah kebohongan. Nyatanya ia sama sekali tidak pernah menyatakan cinta kepada sang Nyonya, keberanian itu pun tidak Arzian milikki. Entah apa rencana Yumna sebenarnya.

Mereka terkejut bukan main, bagaimana tidak? Tadi Serra, sekarang Yumna. Arveeta dan Darren menuduh Arzian pelet  hingga diperebutkan oleh kedua Kakak mereka. Karena jika tidak pakai pelet mana mungkin, Yumna dan Serra bisa jatuh cinta pada seorang pelayan.

Sarita menatap Yumna dengan tatapan tak percaya, sedangkan Serra menatap Yumna dan Arzian secara bergantian. Mencari kebohongan di mata mereka.

Jika mendengar pertanyaan cinta serta keinginan Serra untuk menikahinya membuat Arzian melotot hingga matanya ingin keluar. Berbeda sekarang, setelah mendengar pertanyaan cinta dan rencana pernikahannya dengan Yumna. Rasanya seperti terserang stuck secara mendadak, hingga tidak bisa berbuat apa-apa.

"Apakah yang Kak Yumna katakan itu benar, Arzian?" tanya Serra dengan wajah merah menahan tangis. Arzian terpaksa mengangguk, karena melihat ke arah Yumna yang melotot ke arahnya hingga membuat ia ketakutan.

"Apa arti anggukan kamu?"

Sekali lagi, Yumna menatap Arzian dengan tatapan tajamnya yang sangat menakutkan. "Iya, yang Nyonya Yumna katakan semua benar."

"Kamu sudah dengan bukan, Serra? Apa kamu sudah puas?"  Yumna menyeringai pada Serra.

"Keputusanku tidak bisa diganggu gugat, tiga hari lagi aku dan Arzian akan menikah," katanya sebelum pergi dari ruang keluarga, tidak lupa ia menarik tangan Arzian agar ikut bersamanya.

Alien dan Amara pun mengikuti Nyonya mereka. Kini mereka berempat sudah berada di ruang kerja Yumna.

Alien dan Amara saling pandang, mereka sama sekali tidak mengetahui rencana Yumna kali ini. Sedangkan Yumna biasanya selalu memberitahukan segala rencananya. Amara yang sudah seperti sahabat Yumna, memberanikan diri untuk bertanya. "Mohon maaf sebelumnya, Nyonya. Apakah benar Nyonya akan menikah dengan Arzian. Apakah anda sudah yakin dengan keputusan anda?"

"Tentu sangat yakin, kau dan Alien tolong persiapkan semuanya. Mulai pertunangan, lamaran, sampai pesta pernikahan. Walau waktunya singkat, saya ingin pestanya sangatlah mewah."

"Baik, Nyonya," jawab Alien dan Amara dengan kompak.

"Kalian bisa pergi sekarang, karena saya hanya ingin berbicara berdua dengan Arzian. Hanya berdua," ujarnya dengan menekankan kata hanya berdua.

Alien dan Amara pamit dari hadapan Yumna. Sekarang di ruang kerja hanya ada Arzian dan Yumna saja. Yumna menyipitkan mata saat menatap Arzian. "Apa ada yang ingin kamu sampaikan, Arzian? Sekarang kita hanya berdua di sini."

"Apa maksud Nyonya membuat kebohongan tentang saya yang mencintai Nyonya serta saya menyatakan cinta pada Nyonya? Padahal saya sama sekali tidak pernah melakukan hal itu?" tanya Arzian beruntun, setelah sekian lama diam. Akhirnya ia diperbolehkan berbicara, jelas ia memanfaatkannya dengan baik.

"Saya punya alasan sendiri melakukannya, intinya saya melakukan ini semua agar kamu tidak menikah dengan Serra. Karena sampai kapanpun, kamu tidak bisa menikah dengannya. Kamu jangan GR dulu, saya tidak pernah mencintamu, Arzian. Tapi kita akan tetap menikah seperti apa yang saya mau. Keputusan saya tidak bisa diganggu gugat oleh siapapun."

"Jika keputusannya hanya tentang anda dan keluarga Kavendra, tentu saja saya tidak akan menganggu gugat. Masalahnya ini ada saya di dalamnya, saya yang akan menikah dengan anda. Padahal saya sama sekali mencintai anda, bagaimana bisa kita menikah. Saya menolaknya," tegasnya. Menikah dengan Yumna seperti mimpi, tetapi Arzian tidak menginginkannya. Ia hanya ingin menikahi Herfiza bukan wanita lain. Jika menikah dengan Yumna, jelas ia sudah menghianati kekasihnya itu. Padahal Arzian tidak ingin melakukannya, sama saja ia telah menyakiti kekasih hatinya.

"Kamu menikah dengan saya hanya menikah kontrak saya, saya akan membayarmu mahal jika kamu menerima tawaran menjadi suami saya." Jika pria matre jelas Arzian akan menerima tawaran itu, jijur ia suka uang. Namun, ia tidak ingin mengorbankan dirinya sekali lagi hanya karena uang.

"Mengapa anda sampai melakukan hal ini? Jika saya tidak bisa menikah dengan Nona Serra, mengapa saya bisa menikah dengan anda, Nyonya. Bukanlah kalian berdua sama saja?" tanyanya sengaja untuk menjebak.

"Kami berbeda, saya bisa bebas menikah dengan siapa saja termasuk kamu. Kalau Serra tidak bisa menikah denganmu selamanya."

"Iya, apa alasannya. Apa perbedaannya?"

"Sudahlah, kamu tidak perlu tahu. Nanti jika sudah saatnya kamu juga akan tahu. Saya tahu bagaimana adik saya itu, jika bukan karena saya menikah denganmu. Serra akan tetap memaksa menikah denganmu bagaimanapun caranya, jadi hanya cara ini saja."

"Ada cara lain, saya bisa pergi dari mansion. Agar saya tidak terlibat pada anda atau Nona Serra."