NovelToon NovelToon
Hot Apocalypse

Hot Apocalypse

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Sistem / Persahabatan / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Hari Kiamat / Toko Interdimensi
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: Rifky Aditia

Pada tahun 2050, bumi dilanda kekeringan dan suhu ekstrem. Keitaro, pemuda 21 tahun, bertahan hidup di Tokyo dengan benteng pertahanan anti-radiasi. Namun, tunangannya, Mitsuri, mengkhianatinya dengan bantuan Nanami, kekasih barunya, serta anak buahnya yang bersenjata. Keitaro dibunuh setelah menyaksikan teman-temannya dieksekusi. Sebelum mati, ia bersumpah membalas dendam.

Genre
Fiksi Ilmiah, Thriller, Drama

Tema
1. Pengkhianatan dan dendam.
2. Kekuatan cinta dan kehilangan.
3. Bertahan hidup di tengah kiamat.
4. Kegagalan moral dan keegoisan.

Tokoh karakter
1. Keitaro: Pemuda 21 tahun yang bertahan
hidup di Tokyo.
2. Mitsuri: Tunangan Keitaro yang mengkhianatinya.
3. Nanami: Kekasih Mitsuri yang licik dan kejam.
4. teman temannya keitaro yang akan
muncul seiring berjalannya cerita

Gaya Penulisan
1. Cerita futuristik dengan latar belakang kiamat.
2. Konflik emosional intens.
3. Pengembangan karakter kompleks.
4. Aksi dan kejutan yang menegangkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rifky Aditia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 6: HARI LELANG YANG DINANTI

Pagi itu, Keitaro dan Kenta bersiap dengan penuh harap. Keitaro mengenakan pakaian sederhana, sementara Kenta, meskipun sedikit gelisah, berusaha terlihat tenang. mereka melangkah ke tempat lelang—sebuah gedung tua dengan tembok kusam dan lampu redup yang mengeluarkan aura misterius.

Keramaian sudah terasa di pintu masuk. Kolektor kaya dengan jas mahal, pedagang kecil dengan mata penuh harapan, hingga orang-orang biasa yang hanya ingin mencoba peruntungan berkumpul di tempat itu. Semua tampak serius, mengincar barang berharga yang mungkin dapat mengubah hidup mereka.

"Ini dia, Lelang tempat semua orang meremehkan yang tidak terlihat berharga," kata Keitaro sambil melangkah masuk.

"Sejujurnya, aku masih merasa tempat ini penuh tipu daya," bisik Kenta, matanya melirik ke arah peserta lelang yang terlihat jauh lebih berpengalaman.

Keitaro menepuk bahu sahabatnya. "Tenang saja. Kita di sini tidak hanya menebak. Aku sudah tahu barang apa yang kita cari."

Mereka mengambil tempat duduk di barisan tengah. Suara pria tua dengan mikrofon menggema di ruangan, membuka acara lelang dengan antusias.

Lelang Dimulai

"Selamat datang di lelang tahunan kami! Hari ini, Anda semua memiliki kesempatan untuk membawa pulang barang-barang unik, antik, dan bersejarah. Jangan lewatkan kesempatan ini!"

Barang pertama pun dibawa ke atas panggung: sebuah guci antik berlapis emas.

"Mulai dari 50 juta yen!" seru pria tua itu.

Papan-papan penawar mulai diangkat. "50 juta!" "55 juta!" "60 juta!"

Harga terus naik dengan cepat. Keitaro melipat tangannya, tidak menunjukkan minat sedikit pun.

"Kau yakin kita tidak menawar barang seperti itu? Lihatlah, guci itu terlihat sangat mahal," ujar Kenta sambil memandangi guci itu.

Keitaro menggeleng. "Barang ini terlalu jelas nilainya. Biarkan orang-orang kaya itu mengincarnya. dan saling merebut."

Barang berikutnya adalah lukisan tua yang kabarnya dilukis oleh seorang seniman terkenal.

"Dimulai dari 30 juta yen!"

Lagi-lagi, peserta lelang berlomba mengangkat papan mereka. Suasana menjadi lebih tegang. Keitaro tetap diam, sementara Kenta mulai gelisah.

"Apa kita hanya akan duduk di sini? Semua barang yang dilelang terlihat bernilai," keluh Kenta.

"Sabarlah. Kita sedang menunggu barang yang tepat," jawab Keitaro dengan tenang.

Setelah beberapa barang mewah lainnya berlalu, pembawa acara akhirnya mengumumkan barang berikutnya dengan nada meremehkan.

"Selanjutnya, satu set barang dari gudang tua. Terdiri dari kotak kayu dan vas retak.

Barang ini... ya, mungkin lebih cocok untuk kolektor barang rongsokan," katanya, disertai tawa kecil.

Barang-barang itu diarak ke atas panggung, tampak kusam dan tidak menarik sama sekali. Orang-orang di ruangan itu langsung tertawa.

"Sampah seperti ini kenapa dijual di tempat lelang?" teriak seseorang di belakang.

"Kurasa ini hanya jebakan untuk orang bodoh," sahut yang lain.

Pembawa acara melanjutkan, tidak peduli dengan ejekan para peserta. "Penawaran dimulai dari 5 juta yen!"

Ruangan mendadak sunyi. Tidak ada satu pun papan yang diangkat.

"Lima juta untuk rongsokan? hanya orang gila yang membeli!" gumam seseorang.

Namun, di tengah keheningan itu, Keitaro perlahan mengangkat papan nomornya. "Lima juta yen."

Semua mata langsung tertuju padanya. Gelombang tawa memenuhi ruangan.

"Dia serius?"

"Anak muda itu pasti tidak tahu apa yang dia lakukan!"

"Apa dia mabuk?"

Kenta menoleh ke Keitaro dengan wajah penuh keraguan. "Keitaro, kau yakin? Mereka semua menertawakan kita."

Keitaro tetap tenang. "Biarkan saja. Mereka tidak tahu apa yang aku tahu."

Pembawa acara tersenyum, merasa lega karena akhirnya ada penawar. "Sepuluh juta yen! Ada yang mau lebih tinggi?"

Hening. Tidak ada satu pun yang menawar lebih tinggi.

"Lima juta yen... satu! Dua! Tiga! Terjual kepada pemuda di baris tengah!"

Ejekan dan tawa semakin keras. Beberapa orang bahkan berdiri untuk melihat wajah Keitaro, seolah ingin memastikan siapa orang bodoh yang membeli barang-barang itu.

"Ini lelucon terbaik hari ini!"

"Kau baru saja membuang uangmu!"

Namun, Keitaro tidak menggubris mereka. Dia mengambil barang-barangnya dengan tenang, sementara Kenta mengikutinya dengan raut bingung.

Setelah membawa barang pertama ke tempat penyimpanan sementara, Keitaro dan Kenta kembali ke ruang lelang. Suasana tetap penuh dengan tawa dan bisikan ejekan dari peserta lain. Beberapa orang bahkan menatap mereka dengan senyum meremehkan.

"Pemuda itu benar-benar berani membeli rongsokan tadi," gumam salah satu peserta.

Kenta melirik ke arah Keitaro yang tampak tak terganggu sama sekali. "Kau benar-benar tenang. Aku tidak tahu apakah harus kagum atau khawatir."

Barang berikutnya yang dibawa ke atas panggung adalah satu set perhiasan imitasi. Kalung berlian dengan kilau yang tampak aneh, cincin emas dengan ukiran kasar, dan gelang yang warnanya sudah mulai memudar.

Pembawa acara memperkenalkannya dengan nada santai, "Selanjutnya, koleksi perhiasan yang... yaa, mungkin cocok untuk dekorasi atau film bertema vintage. kami tidak menjamin keasliannya."

Tawa kembali memenuhi ruangan. Peserta saling melirik dan menggelengkan kepala.

"Dimulai dari 10 juta yen!" seru pembawa acara.

Ruangan kembali sunyi. Tidak ada yang mengangkat papan nomor mereka.

"Perhiasan imitasi itu bahkan tidak layak untuk dilelang," ejek seseorang dari belakang.

Namun, seperti sebelumnya, Keitaro dengan tenang mengangkat papan nomornya. "10 juta yen," ucapnya tegas.

Suara tawa yang tadi mereda kini kembali meledak.

"Dia bercanda lagi? Dia membeli barang palsu sekarang?"

"Anak ini benar-benar tidak belajar dari pengalaman sebelumnya!"

Kenta menatap Keitaro dengan ragu. "Keitaro, kau benar-benar ingin membeli barang itu? Bahkan pembawa acaranya bilang barang ini mungkin palsu."

Keitaro menoleh padanya dan tersenyum. "Aku yakin. Jangan khawatir."

Pembawa acara tampak terkejut sekaligus senang karena ada yang mau menawar. "10 juta yen! Ada yang mau lebih tinggi?"

Seperti sebelumnya, tidak ada papan lain yang terangkat.

"10 juta yen... satu! Dua! Tiga! Terjual kepada pemuda yang pemberani di baris tengah!"

Gelombang tawa kembali memenuhi ruangan. Bahkan beberapa peserta mulai berbisik terang-terangan.

"Dia benar-benar orang paling konyol di sini."

"Kalau aku jadi dia, aku sudah pulang sejak barang pertama."

Keitaro tetap tenang. Setelah menyelesaikan pembayaran, dia dan Kenta mengambil barang tersebut.

Di luar ruangan, Kenta tidak bisa menahan diri lagi. "Keitaro, aku serius. Kau yakin tentang ini? Pertama rongsokan, sekarang barang palsu. Apa kau benar-benar tahu apa yang sedang kau lakukan?. walaupun kamu tahu dari kehidupan sebelumnya,

bisa saja itu barang yang berbeda"

Keitaro memandang Kenta dengan senyum misterius. "Kau akan segera mengerti, Kenta. Terkadang, hal yang terlihat buruk di mata semua orang justru adalah yang terbaik."

Kenta hanya menghela napas panjang. "Aku harap kau benar. Kalau tidak, uang kita benar-benar akan habis di sini."

Mereka membawa perhiasan itu ke tempat penyimpanan sementara, bersiap untuk menunggu barang-barang berikutnya yang mungkin memiliki nilai tersembunyi.

Saat mereka kembali ke ruang lelang, Keitaro melirik katalog barang yang akan dilelang berikutnya. Sebuah senyuman kecil muncul di wajahnya. Dia mengenali deskripsi barang tersebut.

"Ini dia," bisik Keitaro kepada Kenta.

"Apa maksudmu?" tanya Kenta dengan bingung.

"Tunggu saja. Kau akan lihat," jawab Keitaro singkat.

Ketika pembawa acara mengumumkan barang berikutnya, Keitaro langsung duduk tegak. Barang yang dilelang adalah sebuah kotak tua dari kayu mahoni dengan ukiran yang hampir tak terlihat karena tertutup debu dan kotoran.

"Kotak misterius dari abad ke-19," ucap pembawa acara dengan nada setengah bercanda. "kelebihannya kami tidak pernah mengintip isinya. kami tidak tahu apa isi sebenarnya, dan kami tidak bertanggung jawab jika ternyata kosong."

Orang-orang mulai berbisik.

"Itu hanya kotak tua. Siapa yang mau membeli barang seperti itu?"

Namun, Keitaro tahu kotak itu. Di Kehidupan sebelumnya, dia pernah mendengar kisah seorang kolektor yang membeli kotak ini di sebuah lelang dengan harga murah, dan menemukan di dalamnya tersimpan dokumen berharga yang nilainya mencapai miliaran yen.

"sekarang aku yang akan memiliki dokumen itu" kata keitaro dengan senyum licik

"Dimulai dari 20 juta yen!" seru pembawa acara.

Keitaro langsung mengangkat papan nomornya. "20 juta yen!"

Ruangan kembali penuh tawa.

"Dia lagi?"

"Dia benar-benar tidak kapok!"

"Berapa banyak uang yang akan dia buang hari ini?"

Namun, kali ini ada peserta lain yang ikut menawar

"22 juta yen!" teriak seseorang yang duduk disisi ruangan.

Keitaro menyadari dia adalah kolektor yang membeli kotak itu di kehidupannya dulu.

"25 juta yen!" seru Keitaro dengan nada tegas.

Kenta mulai gelisah di kursinya. "Keitaro, kau yakin tentang ini? Harga barang ini naik terlalu cepat!"

"Percayalah padaku, Kenta," jawab Keitaro tanpa ragu.

kolektor itu terlihat ragu-ragu, tapi akhirnya mengangkat papan mereka lagi. "30 juta yen!"

Keitaro langsung merespons, "35 juta yen!"

Suasana mulai tegang. Orang-orang berhenti menertawakan dan mulai memperhatikan.

"Siapa pemuda ini? Apa dia tahu sesuatu yang tidak kita tahu?" bisik salah satu peserta.

Kolektor itu akhirnya menyerah. Tidak ada papan lagi yang diangkat.

"35 juta yen... satu! Dua! Tiga! Terjual kepada pemuda yang tak kenal takut di baris tengah!"

Keitaro tersenyum puas karena barang yang dia inginkan telah ada digenggamannya.

1
dewi_oetari14
bagus cerita nya. jarang ada cerita bencana gini, sama seperti cerita akhir jaman
Gear 5
Update bang
Mizuu
noo keitaroo
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!