Kisah ini terinspirasi dari kisah hidup seseorang, meski tidak sama persis namun mewakili bagaimana alur hidup beberapa wanita, bagaiman dia bermimpi memiliki rumah tangga yang indah, namun pada kenyataannya semua tak semulus harapannya.
pernikahan yang indah adalah impian semua wanita, menikah dengan orang yang bisa memahami dan selalu bisa menjadi pundak baginya adalah impian, namun tak pernah Alifa sangka selama menjalani pernikahan dengan Aby kata indah nyaris terburai dan hambar semakin harinya, apalagi tinggal bersama mertua yang tak pernah bersyukur akan hadirnya. Alifa semakin lelah dan nyaris menyerah akan di bawa kemana biduk rumah tanganya??? salahkan jika perasaan itu terkikis oleh rasa lelah???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon shakila kanza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menangis
"Mas, aku ingin pulang. " Ucap Alifa yang masih di rawat di rumah sakit.
"Kondisi kamu belum memungkinkan untuk pulang dek. " Jawab Aby mengelus tangan istrinya.
"Shasa Mas. " Alifa rindu putrinya.
"Aman, sama ibuk dek." Ucap Aby menenangkan istrinya namun Alifa justru tak rela jika putrinya itu di asuh oleh ibu mertuanya.
Alifa diam lalu menatap keluar jendela, rindu orang tuanya yang lemah lembut, rindu orang tuanya sendiri yang akan selalu mendampingi di saat-saat seperti ini, namun jika mereka khawatir akan kondisinya Alifa pun urung untuk menghubungi orang tuanya.
Di luar nampak mertuanya datang menjenguk Alifa sementara Shasa sudah masuk sekolah, "Udah kamu kerja aja Aby. Kamu harus banyak kerja biar bisa membayar rumah sakit sama ngurus anak istrimu itu. " Kata Sang Ibu mertua membuat Alifa sesak mendengarnya.
"Bu!!! " Bapak mertuanya menatap tajam ke arah istrinya, karena ucapan yang keluar menurutnya keterlaluan.
"Bu, ibu mending pulang saja, Aby biar yang jaga, rumah pasti belum bereskan, hari ini calon mantu ibu juga mau datang. " Kata Aby mengusir ibunya halus.
"Ckkk, iya ya, ya udah ibu balik, semoga lekas sembuh dan nggak kumat-kumat lagi. " Kata Ibu mertuanya lalu menaruh buah di meja dan keluar duluan.
"Maafkan Ibu ya By, Alifa. Bapak pamit lekas membaik ibu dan bayi di perutnya." Kata Bapak mertuanya sambil menepuk bahu Aby agar kuat.
Sementara Alifa hanya mengangguk lemah menatap mertuanya yang hanya sebentar mebenggok dirinya itu, tapi itu lebih baik dari pada di rumah sakit lama-lama pikirnya.
Aby pun menyusul ke luar untuk mengantar kedua orang tuanya yang akan pulang sampai di depan rumah sakit, meninggalkan Alifa di ruang rawat sendirian.
"Bu, nitip Shasa ya nanti kalau pulang sekolah, Aby habis ini langsung kerja, pulang langsung ke rumah sakit. " Kata Aby pada ibunya.
"Iya." Kata sang ibu lalu naik motor di belakang suaminya.
Aby menghela nafas menatap orang taunya, bagaimana membuat ibunya bersikap baik pada Alifa, jika Syurga di telapak kaki ibu lalu bagaimana caranya meraih jika ibunya saja bersikap tak adil pada istrinya.
Aby berjalan kembali ke ruang Alifa di rawat dan jalan aby terus berpikir bagaimana menyatukan keduanya tanpa saling menyakiti satu sama lain.
***
Di Kantor.
Siang hari, Aby menghubungi Alifa untuk menanyakan kabar istrinya itu, jarak rumah sakit dengan kantor tempat dia kerja cukup jauh jika akan bolak-balik ke sana.
"Assalamualaikum, Dek, udah makan??? " Salam aby langsung di sambung pertanyaan untuk istrinya.
"Walaikumsalam, Udah Mas, ini Ibu datang dan menemaniku." Jawab Alifa dari seberang.
"Syukurlah, salam untuk ibu, titipan maafku karena belum bisa menemui beliau." Kata Aby merasa bersalah pada Alifa dan ibunya.
Setelah menghubungi Alifa Aby pun beranjak keluar dari tempat kerjanya menuju kantin bertemu dengan teman-temannya untuk makan bersama.
"Beb, kusut amat muka lu kaya jemuran." Kata Elma teman kerjaan sembari menaruh makanan di hadapan Aby.
"Ckkk, jangan Bab Beb gitu." Tegur Aby sambil menyuap makanannya.
"Alah, kita udah temenan sejak SMA loh biasanya kamu gak protes. " Elak Elma sambil memakan makannya.
"Emang suami kamu gak protes kalau denger?? " Aby heran jujur kalau seandainya ada laki-laki lain memanggil istrinya itu, mungkin hatinya akan terbakar.
"Ckkk, Bodo amat, suami aku juga agak peduli sama aku. " Ucap Elma lalu meminum minumannya.
Aby hanya geleng kepala, tak habis pikir dengan rumah tangga teman kerja sekaligus teman sekolahnya itu, namun setelah dia pikir-pikir lagi kehidupan rumah tangganya juga sedang tidak baik-baik saja.
"Istrimu masuk rumah sakit By?? " Tanya Radit yang baru saja bergabung.
Aby mengangguk sambil terus menikmati makanannya. "Ckk, Tega lo, istri masuk rumah sakit kamu tinggal kerja. " Kata Radit heran pada Aby yang masih tetap masuk kerja meski istrinya sakit.
"Aku udah ijin tapi gak di bolehin hari ini, diminta buat nemuin pelanggan yang rempong dari kemarin komplen muluk. " Kata Aby kesal juga rasanya.
"Sabar ya. Ya begini nasib jadi karyawan biasa. " Kata Elma lalu menepuk pundak Aby prihatin.
***
Rumah Sakit.
"Bu, Aku ingin pulang kerumah ibu boleh?? " Kata Alifa berkaca-kaca sehingga membuat ibunya merasa ada sesuatu yang tidak beres pada rumah tangga anaknya.
"Kamu kenapa nak??? " Kata Sang ibu heran.
"Aku lelah bu. Aku merasa ternyata menikah itu tidak mudah, Aku tidak bisa menata hati agar bisa tenang menjalani rumah tanggaku." Jujur Alifa.
"Rasanya Alifa ingin istirahat sejenak tanpa berpikir tentang rumah tanggaku." Lanjut Alifa.
"Astaghfirullah Nak... Istighfar...!! " Sang ibu benar-benar tak menyangka anaknya bisa berpikir demikian.
"Apa yang kamu alami nak sampai kamu punya pikiran begitu." Sang ibu langsung memeluk Alifa yang menangis sesenggukan.
Alifa pun semakin menangis di pelukan ibunya seperti halnya seorang anak kecil, rasanya tumpah semua sesak dan sedih di dalam hatinya selama ini.
"Aku capek bu."
"Aku lelah."
"Aku ingin menyerah."
***
biar nyahok ibuk mertua yg oneng itu