Alaska Raden Saleh terkenal sebagai sifat playboy, ia sering membuat para gadis impian untuk mencintai dan menyukai Aska. Tapi tidak dengan Rania, seorang gadis cantik berkulit putih, hidung mancung, serta agamis itulah impian Aska. Tetapi Aska sudah lebih mencintai Luna kedahuluan. Hubungan Luna dengan Aska sudah lebih dari 4 tahun dan impian Luna ingin ia menjadi pasangan Aska. Tetapi Aska tak mencintai Luna, ia hanya menyukai Luna karena wanita seperti Luna sangat memikat hatinya.
Dapatkah Luna mengetahui jika Dirinya hanya sebagai permainan belaka? dan padahal Luna dengan Rania ialah saudara sekandung.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rohima_Cahaya18, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11 Disebut Gilak?
Rania hanya tak menyangka secepat itukah takdir ibunya meninggalkan Rania. Entah mengapa dirinya hancur tak ada satupun orang yang di percaya. Rania yang takut, ini semua hanya ilusi tidak mungkin ibunya meninggal secepat ini.
Kuatkan diriku, Rania tahu hanya manusia lemah dan manusia punya dosa. Ampunilah dosa kedua orangtuaku, ampunilah dosa ibuku, ampunilah dosa bapak ku, berilah ia kemudahan dalam menyebut kalimat laa illah haa illahallah. kalimat tauhid, kalimat yang susah saat menghadapi sakaratul maut. Bimbing kedua orangtuaku ke jalan yang baik dan benar. Aamiin.
Rania sambil menangis, berupaya tetap tenang tapi dunia serasa mengambil keputusan ibunya. Percaya dengan takdir dan ia yang tidak pernah tahu apa rencana Allah yang selanjutnya.
Hilang sudah rencana untuk membahagiakan ibunya, ia yang sempat berpikir mencerna kalimat ibunya yang ingin( menyusul bapak/ suaminya) hati Rania langsung menangis ia tidak bisa membayangkan apa jadinya hal itu yang terjadi di luar dugaan. Setelah sampai di RS, Rania tak mau beranjak dari tempat duduknya ia ingin menjaga ibunya. Kemana lagi rimbanya harus kemana lagi, dunia tidak baik baik saja. Hatinya hanya untuk kedua orangtuanya ia takut ibunya dibawa oleh mereka. Petugas RS, lalu ingin supaya Rania beranjak keluar karena ibunya sudah di tempat kamar mayat. Rania yang tidak mau mendengarkan kata kata petugas, ia lebih memilih untuk tidak melakukan apapun. Rasanya sulit, menerima kenyataan hidupnya bahwa ibunya tak ada di sisinya kembali.
Dr. Rio yang bermalam di RS, ia seperti mendengar suara wanita sedang menangis. Dr. Rio tidak ingin membuat wanita itu bersedih, ia langsung melangkah untuk memberikan kenyamanan. Sekedar mengecek, tidak salah lihat ternyata wanita yang ia sebutkan berkali kali untuk mendapatkan hatinya ternyata sudah kembali di RS. Untuk apa, ia ada disini? lantas apa yang wanita tersebut cari.
"Kenapa kamu ada disini Rania?Apakah kamu kehilangan seorang yang kamu rindukan, kamu kenapa bisa ada disini, ayo kita kesana, disini sudah gelap. Tidak baik berlarut dalam kesedihan nanti kamu sakit, Rania"ucapnya sambil menunggu redahan Rania, lembut suara Dr. Rio ia yang ingin melembutkan hati wanita.
Tak ada jawaban, setelah di cek dan ingin mencoba siapa yang dimaksud Rania. Rania tak berhenti menangis, apa gerangan ini? Dr .Rio menyakinkan bahwa ia tak takut kematian, tapi ia takut kesudahan apa bekal yang engkau siapkan. Dr. Rio terhenyak, ia menutup kedua mulutnya tak percaya, jika kehadiran ibunya yang Rania cintai nya kini telah pergi. Pantas membuat hati Rania bersedih, lantas mengapa ia masih mengurung dirinya di dalam ruangan tersebut.
"Ayo kita pergi dari sini? Kamu tidak merasa kasihan terhadap tubuh kamu. Allah itu sayang ibumu, seperti aku juga pernah kehilangan sosok seperti ibu. Tapi selama aku di tinggal ibu, Ayahku menikah dengan ibu dari Aska, kamu tahu hal itu pasalnya wanita itu tidak mau menerima perlakuan ku, padahal aku sebagai seorang anak tak pernah sedikitpun ingin mencelakai atau berbuat kerusakan pada keluarganya. Tapi hari ini, aku mau tinggal sepenuhnya di RS, biarlah mereka yang mengurus ayahku, aku disana tidak dianggap yang ada aku selalu di sepelekan" ucapnya kembali sedih ia menceritakan tentang hidupnya pada Rania.
"Hmm, baiklah Rania akan ikut. Tapi anda sebagai dokter tidak boleh menyentuh ku, bisa saja kan ada kesempatan dalam kesempitan. Silahkan jalan duluan, jangan cari sensasi di malam hari" tukasnya ia amat kesal tetapi ia amat perih mendengarkan cerita dokter tersebut.
"Bisa bisanya udah merengek gitu tetap lanjut cerita. Emang idaman banget, membuat diriku candu"pikir Dr. Rio merasa nyaman.
Rania mengikuti ajakan dokter tersebut, tak ingin membendung air baginya ia ingin juga mengikhlaskan kepergian ibunya. Tapi ada rasa tak percaya ketika kalimat itu langsung jatuh pada permintaan ibunya. Rania tahu, hakikat nya doa adalah ucapan, tapi ia tidak mesti percaya tapi hari ini ia mendapatkan bukti nyata soal ibunya.
Dr. Rio mengajak Rania untuk pulang kerumahnya. Bukan maksud ingin menodainya tetapi Rania tidak ada lagi tempat ternyaman lagi selain pulang. Dr. Rio memberikan sebuah pelayanan yang baik, walaupun wanita tersebut tak mau disentuh tapi ia yang paham agama tidak mungkinlah ia juga akan menyentuh yang bukan mahram.
"Ini tempat kamu tidur, istirahat yang cukup. Jika ada keperluan tinggal pencet tombol dan diriku akan datang, apakah kamu lapar Rania? Jika lapar aku akan pesan makanan melalui online".tanya Dr. Rio.
"Terimakasih, tapi bagiku ini sudah cukup. Rania pulang saja, Rania ingin pulang kerumah Rania. Rania tidak mau menganggu istirahat kamu, apakah Rania boleh pergi".
"Jangan membantah, rumah kamu terlalu jauh dan disini sudah malam. Aku takut dirimu akan dibegal dengan orang jahat, jika terjadi kepadamu diriku tidak akan memaafkan mu, paham kamu Rania" cercah Dr. Rio yang tidak ingin mengambil pusing.
"Baiklah".
Seperti nya Rania seorang wanita yang tak membantah, perkataan nya selalu ia dengarkan. Tak banyak berbicara, sungguh idaman untuk mencari wanita yang langka seperti Rania. Tidak ada di dunia ini yang lebih baik daripada wanita yang selalu mengikuti aturan Allah. Sempat senyum senyum, membuat wajah dokter tersebut malah cengar cengir tak karuan.
Sementara, Luna yang kini menjadi seorang wanita yang tak tahu harus balas Budi. Ia yang tak memikirkan hidupnya seperti apa. Ia sengaja ingin bunuh diri memajang tubuhnya di area aspal. Heran, mereka mengangap jika wanita tersebut gila dan tak tahu tujuan. Seorang kakek pengendara mobil dan mengacungkan jempol nya berkata yang membuat hidup Luna yang menyebutnya sebagai wanita Gila.
"Menyingkirkan dari jalan, punya tubuh dirawat jangan dibiarkan. Lagian, kamu gilak atau emang Gilak" ucapnya kasar dan mengacungkan jempol sebagai wanita yang tak beradab.
"Emang saya Gilak, bunuh saja saya! biarkan Luna mati hari ini juga. Luna bukan anak yang baik, Luna tidak punya pendidikan".
"Dasar sinting, emang zaman sekarang wanita bukan dengan adabnya malah dengan manjanya, pinggir ga kamu wanita Gilak".
"Mulut anda, gue ga Gilak. Buktinya gue bisa ngomongin loh. Sadar kamu yang Gilak, ada orang Gilak" ucap Luna yang semakin merajalela.
Luna semakin tak terkendali, ia disebut gila sementara yang ia lakukan untuk meminta pertolongan. Mengandung anak entah siapa, rasanya Luna ingin bunuh saja. Tidak tahu, anak siapa yang terlahir di dalam kandungannya hanya saja ia tak pernah mempermasalahkan hal tersebut. Rasa ingin tahu, untuk tetap bertahan hidup selain enak atau menderita. Terlalu banyak cerita buruk mengenai Luna yang tak ada habisnya, ia kesusahan untuk berinteraksi dengan masyarakat tetapi dari mereka malah membuat pikiran Luna semakin besar.