Istri Simpanan Sang Casanova

Arsen begitu malas sekali mendengar bunyi ponselnya yang terus menerus berdering. Sofie tak kunjung menyerah, masih saja menghubungi nya meski sudah puluhan kali Arsen mendiamkan panggilan nya.

Arsen baru menyadari jika wanita di sini sangat berbeda dengan wanita di Jerman. Terlalu berharap lebih setelah melakukan One Night Stand. Jika di Jerman, Arsen hanya perlu say goodbye untuk mengakhiri komunikasi dengan teman kencannya itu. Tanpa harus melanjutkan hubungan mereka.

" Huft.. " Arsen menyandarkan kepala nya di senderan kursi, memijit keningnya. Tidak menyangka Sofie menganggap hubungan mereka itu serius.

Awal mula pertemuannya dengan Sofie, ketika Arsen sedang mengunjungi HP untuk pertama kalinya, membantu aunty Karin sesuai perintah Adrian, ayahnya. Di sana Sofie dengan berani memperkenalkan diri. Setelah itu, malamnya Sofie mengajaknya pergi ke sebuah club malam dengan alasan menghadiri pesta kecil, penyambutan nya bergabung di HP. Karena merasa bosan, Arsen dengan senang hati ikut menghadiri acara yang di buat untuk dirinya.

Tidak menyangka, mereka berdua berakhir di ranjang yang panas. Karena pengaruh alkohol, membuat Arsen tak bisa mengontrol diri.

Arsen yang sudah terbiasa One Night Stand, bersikap biasa saja. Apalagi Sofie sudah bukan seorang gadis. Jadi tidak ada yang perlu di khawatir kan oleh Arsen. Tentu hal itu membuktikan jika Sofie sering melakukan nya dengan pria lain.

Tapi nyatanya Sofie mensalah artikan hubungan sesaat ini. Dia mengumbar ke semua orang, mengakui jika Sofie adalah kekasihnya. Arsen tau itu saat kakak perempuan nya sore tadi menghubungi nya. Menanyakan kebenaran hubungan mereka.

" Beneran lu pacaran sama cewek yang namanya Sofie? " itulah pertanyaan yang keluar dari mulut Clara, kakaknya.

Arsen menyesal, waktu itu dia menurut saja pada Sofie yang mengajaknya menginap di apartemen. Untuk kedua kalinya dia menghabiskan malam bersama Sofie.

" Ya! " Akhirnya Arsen menerima panggilan itu, karena ponselnya terus saja berdering.

" Ya ampun sayang darimana aja sih kamu? "

" Aku sibuk! "

" Nanti malam temenin aku ya, datang ke pesta temen ku. " Ajak Sofie begitu percaya diri.

" Aku sibuk Sofie.. " Arsen memutuskan panggilan setelah mengatakan itu. Jangan ditanya, di sebrang sana Sofie sangat kesal menerima penolakan Arsen.

Arsen beranjak dari duduknya. Pria itu akan pergi menemui Junet, malam ini mereka ada janji temu. Sebelumnya Arsen akan pulang terlebih dahulu. Membersihkan diri dan menemani kedua orang tuanya makan malam bersama teman lama mereka.

Sesampainya di rumah, Wina sudah menyambutnya dengan sumringah. Sepertinya Wina terlalu bangga mempunyai cucu laki-laki yang begitu tampan seperti Arsen.

" Aduh.. Cucu tampan oma udah pulang. Gimana pekerjaan hari ini? Apa melelahkan? " Wina.

Arsen tersenyum, memeluk lalu memberikan ciuman di pipi kanan dan kiri Wina. " Lumayan oma. Cukup melelahkan. "

" Yaudah mandi gih.. Biar makin tampan. "

Arsen mengangguk lalu berjalan menuju kamarnya. Rutinitas hari ini begitu melelahkan.

***

" Sen! " Panggil Junet sembari menepuk pundak pria itu.

Arsen pun menoleh. " Woi! Kemana aja sih, dari tadi gue nyariin elu! " Kesal Arsen yang sudah 15 menit lebih mencari keberadaan Junet di kerumunan orang yang sedang asik menari, meliuk-liuk sesuai dentuman musik yang menggema di seluruh ruangan.

" Hehe.. Sorry, gue tadi ke toilet dulu. "

Mereka berdua memilih duduk di meja bartender, karena hanya tempat itu yang kosong. Tidak lupa kedua pria itu memesan minuman untuk menemani mereka.

" Itu cewek lu? " Tanya Arsen ketika melihat seorang wanita yang pernah ia temui sedang mendekat ke arah mereka. " Ck, kirain sendiri! " Malas sekali jika bertemu dengan Junet, mengajaknya bertemu tetapi malah membawa wanita nya.

" Yoi, lu gak bawa cewek lu yang kemarin? Yang artis itu.. " Junet.

" Ck, dia bukan cewek gue. " Ketus Arsen.

" Cih, kata lu kemaren dia cewek elu! "

" Maksud gue, cewek gue malem itu bukan seterusnya. " Jelas Arsen yang tak mau mengakui hubungannya dengan Sofie.

" Kenapa emank? " Tanya Junet yang menyayangkan jika cewek secantik Sofie terabaikan.

" Dia baperan! Males gue. "

Junet mengangguk-anggukan kepalnya, seolah mengerti apa yang di maksud Arsen. " Tapi sayang, cewek secakep itu lu anggurin. Kan lumayan buat lu pake. " Bisik Junet agar kekasihnya yang duduk di sebelah nya tidak mendengar ucapannya.

" Bukannya kalo di sini lebih susah nyari cewek yang kayak di sono. Mending lu ama dia aja. " Saran Junet.

" Di sini rata-rata cewek nya pada baperan! Di colek dikit langsung klepek-klepek. Kecuali elu maen ama lontte! Mau? "

Arsen berpikir sejenak, benar juga yang di katakan oleh Junet. Meski dirinya lepas dari Sofie dan mencari pengganti nya, mereka akan sama seperti Sofie, berharap lebih.

Bermain dengan lontte? Big no..!! Lebih baik dirinya bermain dengan wanita seperti Sofie, yang hanya beberapa kali di celup oleh pria lain. Daripada dia harus bermain dengan wanita penghibur yang mungkin saja sudah ribuan kali di celup. Meski tak jauh berbeda, mereka hanya menginginkan uang.