WARNING BUKAN UNTUK BOCIL ❤️❤️
YANG DIBAWAH UMUR
MOHON UNTUK JANGAN BACA NOVEL INI!!
KARENA INI NOVEL KHUSUS UNTUK KAUM IYA-IYA 😝
TERIMA KASIH!! SELAMAT MEMBACA!!
ANNABELLA TASYA KUSUMA pegawai di salah satu perusahaan terbesar di Indonesia yang terletak di Jakarta ini sudah mengabdi di perusahaannya selama hampir 4 tahun.
Pekerjaannya lancar dan mengasyikan. Dia sangat mencintai pekerjaannya. Dia orang yang mudah bergaul, itu yang membuat dia sangat akrab dengan rekan-rekan di devisinya, yaitu devisi keuangan.
Tapi semua itu berubah, ketenangan di usik. Dia merasa diawasi, dikekang, dan diperlakukan tidak adil oleh CEO baru di perusahaannya.
Mampukah Tasya bertahan, atau Tasya memilih untuk keluar dari perusahaan nya itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ssyptr, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPISODE 29 - VANDA
YUK SEBELUM BACA PASTIKAN SUDAH
LIKE
COMMENT
VOTE
DAN JANGAN LUPA BERIKAN BINTANG l
LIMA.
SUPAYA AUTHOR-NYA BERSEMANGAT DAN RAJIN UPLOAD.
TERIMA KASIH CINTA-CINTAKU.
---------------------------------------------
Tasya melihat Sean yang tertidur pulas disebelahnya. Dengan tangis berderai i memunguti pakaiannya yang berserakan dilantai kamar Sean.
Tasya berjalan menuju kamar mandi dikamar Sean dengan jalan tertatih-tatih ia menyalakan shower untuk membasahi semua tubuhnya
"Hiks...hiksss...aku jijik ....hiks...sama diriku sendiri... " tubuh Tasya seketika luruh ke lantai.
Setelah 20 menit Tasya menguyur tubuhnya dengan siraman air shower, Tasya mengambil handuk untuk mengeringkan tubuhnya. Lalu berpakaian dengan cepat di depan kaca wastafel.
Tasya menghela nafas kasar, entah sudah berapa kali ia menghela nafasnya. "Lo gak bisa diem aja Tasya. Lo harus lakuin sesuatu. Lo gak bisa nyerah...hiks...hiks.."
Tasya merapikan sedikit penampilannya lalu keluar dari kamar mandi kamar Sean. Ia melirik sekilas kearah Sean yang matanya masih terpejam padahal jam sudah menunjukkan pukul delapan pagi.
"Kau bisa tidur nyenyak, sedangkan aku harus tersiksa seperti ini." gumam Tasya lalu keluar dari kamar Sean.
Tasya berjalan tertatih-tatih menuruni satu per satu anak tangga, hingga ia mendengar suara keributan dari arah dapur.
Dengan cepat ia sedikit berlari ke arah suara meski area sensitifnya terasa sangat perih.
---------------------------------------------
"Mom, apa Sean gak marah kalo Vanda Dateng kerumahnya." tanya Vanda pelan.
Rinda tertawa mendengar celetukan calon menantunya. "Kamu itu ngomong apa sih Rin, Mommy sama daddy malah seneng kalau kami bisa dekat sama anak mom itu."
Vanda saat ini telah berada di mansion milik keluarga Albert, ayah angkat Sean. Hari ini rencananya mama Sean dan Vanda akan membuat kue Bolu keju kesukaan Sean.
"Tapi mom, Vanda takut sama Sean. Mommy temani Vanda kerumah Sean ya... pliss. Kalo bisa ajak Daddy juga." kata Vanda memohon sambil menampilkan muka lucu miliknya.
Rinda yang melihat itu langsung mengangguk antusias. "Apapun untuk kamu, calon menantu Mommy."
35 menit kemudian Vanda dan kedua orang tua angkat Sean berada dalam perjalanan menuju mobil yang langsung disupiri oleh Albert.
"Kau terlihat bersemangat sekali Vanya." celetuk Albert yang yang melihat calon menantunya ini tengah senyum sendiri dibalik kaca kemudi.
Vanda melebarkan senyumnya tanpa menjawab pertanyaan Albert. "Kau ini sayang, jangan menganggu calon menantu kita." jawab Rinda kesal. Dan Albert hanya tertawa mendengar penuturan istrinya.
"Baik-baik aku akan diam." jawab Albert. Dan benar saja disepanjang perjalanan hanya ada suara Rinda dan Vanya yang berbagi cerita mengenai masa kecil Sean.
Akhirnya mobil berhenti tepat di garasi parkiran mansion mewah Sean. Ketiga orang itu keluar dari mobil dengan wajah datar, kecuali Vanda yang terus saja melebarkan senyumnya.
"Ini masih jam 8-an mungkin Sean masih belum bangun. Jangan dibangunkan ya Vanda, biar Sean tidur dulu. Pasti ia sangat kecapean." Vanda hanya mengangguk sebagai jawaban.
Setelah memasuki mansion mewah Sean, mereka bertiga memilih duduk disofa yang tak jauh dari dapur.
Albert menyalakan TV lalu memilih Chanel berita yang ditemani oleh sang istri. Karena kehadirannya seolah tak dianggap Vanda memilih untuk ke dapur untuk menaruh kue bolu keju-nya di piring.
"Mom, Vanda ke dapur ya." pamitnya pada Rinda. Rinda mengangguk sekilas lalu kembali memfokuskan dirinya pada TV.
Vanda berdecak malas. "Sial*n banget sih nih orang tua. Masa gue dikacangin." gerutunya dalam hati.
Vanda berjalan kearah dapur, banyak pelayan yang melihat kearahnya dengan senyum tipis tapi dibalas lirikan tajam oleh Vanda.
"Kenapa semua ngeliatin gue ha??? JAWAB!!!" teriak Vanda kesal.
"Heh Lo yang pake baju hitam. Kesini Lo!!" tunjuk Vanya pada salah satu pelayan.
Lalu pelayan itu berjalan dengan menunduk takut kearah Vanya. "A...Ada apa ?" tanyanya pelan.
Vanda menarik kencang rambut si pelayan lalu mendorong kaki pelayan itu dengan kakinya kencang. "Ahhhh....ampun...hiks..." jerit sang pelayan.
"Gue ini nyonya rumah ini, kalo gue datang kalian semua wajib nunduk kepala, terus wajib panggil gue nyonya! Ngertii?!?" tanya Vanda
Belum sempat para pelayan menjawab, teriakan dari belakang tubuh Vanda menghentikan aktivitas mereka. "Vanda ada apa sayang ?" teriak Rinda kencang.
Dengan secepat kilat Vanda menyiramkan kopi yang Albert pesan pada pelayan ke bajunya. "Ahhhh..." teriak Vana.
Albert dan Rinda langsung berlari menghampiri Vanda. "Ada apa Vanda ?"
"Hiks...hiks...mereka tak menghargai ku mom, mereka bilang aku jal*ng Sean...hiks...hiks..lalu mereka menyiram ku dengan kopi panas." jawab Vanda dengan tangisan palsunya.
Rinda maju kearah pelayan-pelayan Sean lalu menampar pipi mereka satu persatu. "LANCANG SEKALI KALIAN HA!!! INGAT KALIAN INI HANYA PEMBANTU."
PLAK....
Tamparan yang begitu menyakitkan hingga ada beberapa dari mereka yang bibirnya sobek akibat tamparan dari Rinda, ibu angkat Sean.
"Mangkanya jangan main-main sama gue, babu aja sok belagu." batin Vanda bersorak senang.
"Kenapa kalian jahat sekali." ucap seseorang dari atas tangga.
Semua orang yang ada di dapur langsung menoleh pada asal suara. Wanita cantik yang menggunakan baju tidur satin tipis tanpa riasan make-up.
"Siapa kau ??" tanya Vanda dingin. Rasanya Vanda akan menjambak rambut Tasya hingga terlepas dari kulit kepalanya.
Vanda langsung sedikit berlari menuju Tasya lalu menarik lengan Tasya kasar menuju dapur. "Arghhh...sakit..."
Para pelayan menatap iba kearah Tasya, Vanda dan Rinda menatap garang kearah Tasya sedangkan Albert ayah angkat Sean menatap Tasya datar namun penuh minat.
"Hei, jadi kau jal*ng Sean?? cepat jauh-jauh dari Sean. Karena kau tak pantas untuk bersama." ujar Rinda yang membuat dada Tasya serasa sesak. Tasya hanya bisa menundukan kepala takut.
Vanda menarik rambut Tasya kuat. "Kalau Lo sekali lagi deketin Sean, gue bakalan hancurkan hidup Lo. Ingat itu." ancam Vanda.
Lalu Vanda dan Rinda menaiki tangga untuk membangunkan Sean. Tinggal Albert, Tasya dan beberapa pelayan.
Albert berjalan mendekati Tasya lalu menundukan kepalanya untuk membisikan sesuatu pada Tasya. "Dibayar berapa kau sama Sean ? aku bisa membayar mu lima kali lipat jika kau bisa memuaskan ku."
---------------------------------------------
BERSAMBUNG
JANGAN LUPA LIKE DAN KOMEN ❤️
KALO SUKA BOLEH YA SEKALIAN DI VOTE
TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA
SEMOGA SUKA YA SAMA CERITA INI.
DUKUNG CERITA INI DENGAN CARA VOTE+KOMEN+LIKE.
sean benar2 kejam, kasian Tasya🥺