setiap langkah pasti ada rintangan tetapi rintangan itu hal paling kejam sebab rintangan itu membuat ku rapuh sehingga untuk hidup saja aku bingung. kelak apakah aku bisa bahagia dengan tenang atau aku tidak akan bisa menemukan kebahagiaan ku.
kapan kebahagiaan ku bertemu dengan ku ?
siapa orang yang bisa membuatku bahagia?
" aku bahagia bertemu kamu"
" kamu adalah bumiku
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon secretarytu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11
Setelah beberapa kilometer di tempuh dari
rest area, mereka pun sampai di kota surabaya, Semua turun dari mobil.
Sahira dan bunda masuk kedalam rumah , sedangkan ayah dan bumi menurunkan semua barang dari bagasi mobil.
Setelah semua barang sudah turun dari bagasi , mereka ikut masuk kedalam rumah.
Bunda dan sahira tengah menyiapkan makan malam untuk ayah dan bumi.
Sedangkan ayah dan bumi sedang santai bersama di ruang tamu sambil menonton TV.
Sahira yang berada di dapur tenggah membantu bunda menggoreng tahu.
" sa tau gak si " ucap bunda belom selesai
" enggak, bunda kan belom bilang "
" ya tunggu bunda lanjutin dulu napa dah "
" oke oke lanjutin bun " lanjut sahira
" kamu kaya gini vibes nya udah kek istri bumi tau " ujar bunda
Sahira yang tengah menyiapkan adonan untuk tempe goreng pun terkejut.
Prookk
Sendok yang di pegang sahira jatuh
" apasiih bun, gak mungkin lah " ucap sahira
" sa , jodoh tuh gak ada yang tahu "
Sahira sudah tak menjawab dan melanjutkan kegiatan nya.
Setelah semua selesai sahira berlari kearah kamarnya, sungguh bunda kali ini merusak mood nya.
Ayah , bumi dan bunda sudah ada di meja makan.
" sahira mana bun " tanya bumi sambil celingukan.
" dia ngambek kayaknya sama bunda " kata bunda
" habis kamu apain itu anak " tanya ayah
Bunda tak menjawab pertanyaan dari ayah dan sibuk menyiapkan makan untuk ayah.
" bun bumi boleh ke kamar nya sahira? Buat nyuruh makan aja kok bun " ucap bumi sebab ia tak enak berada di meja makan keluarga sahira tanpa ada sahira.
Bunda hanya menjawab dengan anggukan dan dilanjut oleh bumi yang beranjak ke kamar sahira yang ada di lantai 2 .
Tok tok tok..
" udah lah bun, gak mungkin aku sama kak bumi " ucap sahira dari dalam
Bumi hanya mengernyit kan alisnya, dan bertanya-tanya kenapa dia di sebut.
" ini aku sa "
Sahira gelagapan dari posisi tidur nya dan beranjak ke arah pintu dan dibuka olehnya.
" e-eh kak bumi ada apa "
" ayo makan malem " ajak bumi
" kakak duluan aja gapapa,aku makan nanti aja "
" ayo ayah sama bunda kamu udah nunggu kamu, udah lama kalian gak makan bareng dirumah kan "
" nanti ajalah kak "
" sekarang "
" nanti kak "
Dengan sigap bumi menarik ujung baju sahira agar tak mengenai kulit sahira bak seperti menyeret sahira agar mengikuti nya kebawah.
" iiiihhh kaak apasi maksa banget! " ujar sahira dengan posisi yang masih sama
Mereka pun akhir nya turun ayah dan bunda mendengar sedikit kegaduhan.
Sesampainya di meja makan sahira dan bumi tak ada satu kata pun yang keluar dari mereka. Semua orang yang ada disitu pun mulai makan bersama.
" bumi malam ini kamu tidur disini aja dulu ya nak, udah malem soalnya nanti kamu kecapean di jalan " ucap ayah
" tapi yah " elak bumi.
" udah gapapa lo bum " lanjut bunda
Bumi hanya menjawab dengan anggukan.
Drtttt
Handphone sahira bergetar dan menunjukan nama ' umi '
Sahira menatap sinis bumi yang ada di depan nya lalu ia menganggat telfon itu
" hallo umi ,assalamu'alaikum" ucap sahira dengan wajah mengejek bumi.
" waalaikumsalam,sudah sampai rumah nak "
" sudah mi"
" alhamdulillah kalo begitu, bumi masih disitu nak "
" masih mi , katanya mau tidur disini malam ini , udah malam soalnya kata ayah "
" oalah iya, yaudah sa umi tutup telfon nya ya mau ke acaranya temen abi "
" iya mi "
"Assalamu'alaikum"
"Waalaikumsalam"
Sahira pun menutup telfon nya dan melanjutkan makan.
" siapa sa " tanya bunda
" uminya kak bumi bun "
" ohh "
Bumi hanya menatap sahira tak lepas.
Keluarga bumi terpaut sudah dekat dengan sahira, jadi tidak salah jika sahira sering berbicara di telfon dengan umi.
Begitu juga dengan bumi pun juga dengat dengan keluarga sahira.
Mereka semua pun sudah selesai makan , sahira dan bunda tenggah membereskan bekas makan mereka semua.
Setelah mencuci piring sahira pergi ke kamar. Ia merasa jika perutnya sakit dan pergi ke kamar mandi dan terlihat jika ia sedang halangan tetapi stok softexnya menipis, alhasil ia bersiap-siap untuk ke minimarket.
Sahira turun dan menuju kearah bun untuk minta di temani.
" bundaa, temani sahira yuk ke minimarket "
" bunda sibuk sa beres-beres ini "
" yah bunda pliiis "
" ajak ayahmu "
Sahira pun pergi ke depan TV dan melihat ayahnya sedang santai dengan bumi.
" ayaaah, temani sahira ke minimarket yuk"
" kaki ayah sakit sa, gimana kalo sama bumi "
Bumi hanya menoleh
" maukan bumi "
Mau tak mau melihat keadaan sahira dan sang ayah pun bumi menjawab dengan mengangguk.
Sahira hanya mengikuti perintah ayahnya saja karena ia juga kasihan dengan sang ayah.
Bumi dan sahira pun berjalan kearah minimarket dekat rumah.
Dalam perjalanan tak ada yang membuka suara sedikit pun.
Sampai saat mereka masuk kedalam minimarket.
" kamu mau beli apa sa " tanya bumi
" softex" jawab sahira singkat
" oh "
Bumi hanya mengikuti kemana arah sahira pergi.
" isshh kakak kok ngikutin aku mulu sih "
" kan aku disini nemenin kamu "
" aku bukan anak kecil lagi ya kak, ya masa di dalem minimarket harus ngintilin aku juga "
" takut hilang " singkat , padat, nylekit itu yang di dengar sahira
Sahira hanya membalas dengan senyuman terpaksa.
Dari arah lain ada beberapa segrumbulan anak SMA yang sedang membicarakan merek
" ih ganteng banget cok "
" iya anjir ganteng, tapi ada cewek nya tuh"
" itu mah adek nya "
" aaa sumpah manis nya eyy "
Itulah perkataan anak SMA yang masih terdengar oleh bumi dan sahira, siapa coba yang tidak tertarik oleh bumi saat ini
...
...
Sahira hanya menatap bumi dan anak SMA itu sinis
" iiih nginting nyi " ejek sahira kepada bumi
Bumi tak menjawab apa-apa dan menarik lengan yang berbalut baju ke arah snack dan ice cream .
" kamu ga mau jajan ? " tanya bumi kepada sahira
" enggak deh kartu debit gue ketinggalan di meja, jadi cukup buat beli softex doang "
" ambil aja biar aku yang bayar "
" serius kak? "
Bumi menjawab dengan anggukan.
Sahira pun memilih beberapa snack dan ice cream.
Bumi tahu jika wanita sedang halangan pasti ia butuh amunisi seperti snack.
Setelah sahira selesai mengambil semua keinginannya sahira menoleh ke bumi sebab bumi yang membawa belanjaannya
" udah? " tanya bumi
Sahira hanya mengangguk.
Sahira mendorong punggung bumi mengarahkan ke kasir.
Sang kasir pun rada terkaget dengan belanjaan softex yang ada disitu dan menatap terheran dan mengira jika mereka pasangan.
" istrinya ya mas " tanya mbak kasir
" bukan mbak, adek saya ini " ucap bumi dengan cepat dan sahira pun melotot mendengar jawaban bumi.
Bumi pun sibuk dengan mengeluarkan kartu black card nya itu untuk membayar semua belanjaan sahira.
Setelah selesai pembayaran bumi membawakan semua belanjaan nya sahira.
Betapa enaknya menjadi sahira yaa.
Mereka pun keluar dari minimarket.
" betapa enak nya mereka, jadi iri deh " ucap kasir itu melihat kepergian sahira dan bumi.
Sahira dan bumi berdiri di depan minimarket.
" yaahh hujan kak, gimana ini "
" gimana ya "
Keduanya pun saling bingung bagaimana mereka pulang
" kak, gimana kalo kita hujan-hujanan aja pasti seru tuh " ide sahira
" gak, nanti sakit " tolak bumi
" ayo pliss kak plis pliss " ucap sahira sambil memohon.
Bumi memikir segala cara agar mereka tak kehujanan.
Bumi bun melepaskan hoodie nya dan memayungi sahira dan beranjak untuk pulang.
Haii gimana cerita nya? Masih penasaran kelanjutan nya? Jangan lupa tunggu terus update-an nya yaah .. Semoga bisa menghibur kalian ya jangan lupa like , komen dan ajak temen- temen kalian buat baca juga yaa .. Seee youu
Lope you semuaa❤❤
🍫
🍫
soalnya ceritanya seru