NovelToon NovelToon
Bukan Salah Takdir

Bukan Salah Takdir

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengantin Pengganti
Popularitas:57.4k
Nilai: 5
Nama Author: fieThaa

Memilik cinta yang begitu besar tak menjamin akan bertakdir. Itulah yang terjadi pada Rayyan Rajendra. Mencintai Alanna Aizza dengan begitu dalam, tapi kenyataan pahit yang harus dia telan. Di mana bukan nama Alanna yang dia sebut di dalam ijab kabul, melainkan adiknya, Anthea Amabel menggantikan kakaknya yang pergi di malam sebelum akad nikah.

Rayyan ingin menolak dan membatalkan pernikahan itu, tapi sang baba menginginkan pernikahan itu tetap dilangsungkan karena dia ingin melihat sang cucu menikah sebelum dia menutup mata.

Akankah Rayyan menerima takdir Tuhan ini? Atau dia akan terus menyalahkan takdir karena sudah tidak adil?.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fieThaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

10. Spek Istri Idaman

Melampiaskan kesedihan juga kesakitan pada minuman. Itulah yang Rayyan lakukan. Alvaro tak bisa berbuat apa-apa. Dia adalah saksi bagaimana tulusnya Rayyan kepada Alanna. Meskipun, dia juga mengakui jikalau Rayyan bodoh, tetap saja dia tak mau sahabatnya melampiaskan kesedihannya ke hal yang lebih buruk daripada mengkonsumsi alkohol.

"Lu gak berniat untuk ngeblokir kartu hitam yang ada di Alanna?"

"Biar mereka puas-puasin dulu," sahut Rayyan setengah sadar. Lalu, meneguk alkohol kembali.

"Masih ada yang harus gua cari. Kalau semuanya udah gua dapat, semua akses akan gua blokir."

Rayyan sebenarnya cerdik dan licik. Namun, kebucinannya membuat dirinya menjadi lelaki bodoh. Cinta bisa membuat korsleting pada jaringan otak Rayyan.

Alvaro hanya mengangguk. Sudah seminggu ini dia terus menemani Rayyan minum walaupun di hati kecilnya dia menjerit. Karena ulah Rayyan ini dia tidak bisa bertemu dengan gebetannya. Biasanya setiap pulang kerja lebih awal, Alvaro akan mampir ke kafe di mana gebetannya bekerja. Melihat wajahnya saja membuat hatinya berbunga tiada Tara.

"Malam ini terakhir ya maboknya," pinta Alvaro kepada Rayyan.

"Gua kangen gebetan gua."

Rayyan tak menanggapi. Dia masih terus minum hingga dia tergeletak tak sadarkan diri. Jika, sudah begini Alvaro harus siap bertugas. Dia akan membawa pulang Rayyan. Namun, setiap mereka tiba di di lantai unit apartment yang Rayyan huni. Lelaki itu akan tersadar dan mengusir Alvaro.

"Gua bisa sendiri. Mending sekarang lu pulang."

Alvaro berdecak kesal. Bukan kali pertama dia diperlakukan seperti ini. Biasanya unit apart Rayyan terbuka untuk dirinya. Sekarang, malah sengaja Rayyan tutup rapat dengan alasan tak ada yang boleh melihat istrinya selain dia.

Pintu unit apartment terbuka. Seorang wanita yang tertidur di ruang makan terbangun ketika mendengar suara benda terjatuh. Dia segera memeriksa ke asal suara dan decakan kesal keluar begitu saja.

Rayyan sudah tergeletak di depan pintu. Ini bukan kali pertama. Sudah seminggu Rayyan seperti ini. Anthea ingin membiarkannya saja, tapi dia tak tega karena lantai itu begitu dingin. Alhasil, dia menghampiri sang suami.

"Mau sampai kapan sih lu begini? Ngerepotin gua banget tahu!"

Anthea mengomel pada tubuh Rayyan yang tertidur di lantai. Anthea bukanlah perempuan lembut, hanya saja dia pandai menempatkan perkataannya. Dia mulai menepuk pelan pipi sang suami. Perlahan, mata Rayyan terbuka dan semburan muntah mengenai baju Anthea. Sekuat tenaga Anthea menahan marah karena selama seminggu ini sudah tujuh kali dia dimuntahi oleh Rayyan.

"Boleh gak sih gua gampar lu?" sungutnya dengan teramat kesal.

..

Mata Rayyan terbuka dan kepalanya masih terasa berat. Dia menyadari jika sekarang ini dia sudah berada di kamar. Melihat ke arah jam dinding yang menunjukkan pukul empat pagi. Dengan hati-hati dia turun dari tempat tidur. Kepalanya sedikit pusing, tapi tenggorokannya begitu kering. Langkahnya terhenti ketika dia melihat seorang perempuan tengah beberes ruang tamu. Padahal, masih sangat pagi.

"Spek istri idaman."

Gumaman kecil itu mampu Anthea dengar. Dia menoleh ke belakang dan menatap Rayyan dengan tajam. Lalu, kembali melanjutkan aktifitasnya lagi.

"Apa perlu gua sewa ART?"

Anthea mulai memutar tubuhnya. Dia berjalan menuju Rayyan dengan tatapan penuh kejutekan.

"Orang mabuk mah emang suka ngelantur."

Anthea melewati Rayyan begitu saja dan itu mampu membuat seulas senyum tersungging di bibir Rayyan. Ternyata marahnya Anthea sama seperti para singa betina.

"Makasih, Anthea. Lu udah mau ngurusin lelaki bodoh ini."

Selama seminggu ini Rayyan tahu jikalau Anthea yang mengurusnya. Menggantikan baju serta membantu memindahkan tubuhnya ke kamar. Di balik sikapnya yang dingin, dia memiliki sisi baik dan juga tulus.

Anthea sudah rapi dengan pakaian kerja. Seketika langkahnya terhenti karena melihat Rayyan tidur di sofa. Itu tak bertahan lama, Anthea melanjutkan langkahnya. Namun, kembali langkahnya terhenti karena ada tangan yang mencekal lengannya.

"Mau ke mana?"

Pertanyaan bodoh. Anthea hanya bisa menghela napas panjang karena tak mau emosi menghadapi Rayyan yang sepertinya masih terbawa pengaruh alkohol.

"Baca poin kedua!"

Rayyan mendudukkan tubuhnya tanpa melepaskan cekalan tangannya. Dia menatap dalam wajah Anthea.

"Maaf, seminggu ini gua udah merepotkan lu. Gua selalu pulang dalam keadaan mabuk."

Anthea hanya terdiam. Dari sorot matanya terlihat kemarahan. Hanya saja bibirnya tak mau mengungkapkan.

"Maaf, kalau selama seminggu ini lu harus terkena muntahan gua."

Ternyata Rayyan tak mabuk parah. Masih bisa mengingat akan kelakuannya.

"Kalau kamu mabuk lagi. Aku akan pergi dari apart ini."

Sebuah ancaman yang membuat Rayyan sedikit gelegapan. Tatapan Anthea tak menyiratkan kedustaan.

"Kamu yang bikin surat perjanjian, tapi kamu juga yang banyak melanggar," omel Anthea.

"Di surat perjanjian tertulis harus urus diri masing-masing. Tapi, kamu malah yang merepotkan aku, Rayyan!"

"Sekali lagi gua minta maaf," balas Rayyan dengan penuh sesal.

"Kalau gua mabuk lagi. Lu gak usah repot-repot urusin gua."

Decakan kesal keluar dari bibir Anthea. Tatapannya semakin tajam kepada Rayyan.

"Aku masih punya hati, Ray. Dan aku juga cukup tahu diri karena di sini aku cuma menumpang."

Rayyan kembali terkejut. Dia tak menyangka jika kalimat itu akan keluar dari bibir Anthea. Padahal, Rayyan tak pernah berpikir sejauh itu.

"Sorry, tolong lepasin tangan kamunya," ujarnya karena tangan Rayyan masih mencekal lengannya.

"Aku gak mau semakin terlambat."

Rayyan pun melepaskan tangannya. Anthea melenggang meninggalkan Rayyan dengan segala pertanyaan yang menempel di kepala. Setahunya Anthea bekerja di sebuah kafe. Tapi, kenapa berangkat masih subuh buta?

Rasa penasaran tak bisa dia tahan. Alhasil, dia memberanikan diri bertanya kepada kakak iparnya, Regara. Sebelum mendapat jawaban, dia lebih dulu dimarahi oleh suami dari kembarannya. Setelah puas memarahi dirinya, Regara memberikan alamat kafe diana Anthea bekerja.

"Tangerang?"

Rayyan bergegas menuju kafe yang diberitahu Regara. Melalui jalan tol hanya menempuh satu jam. Ketika dia tiba di kafe yang dimaksud, kafe itu masih terkunci.

"Apa dia belum sampai?" gumamnya dengan sedikit cemas.

Lima belas menit kemudian, sebuah motor berhenti di depan kafe. Mata Rayyan memicing dan ketika helm dibuka ternyata itu Anthea.

"Dia bawa motor?"

Hatinya tiba-tiba perih. Apalagi motor yang dipakai Anthea adalah motor tahun lama.

Setelah Anthea masuk, Rayyan masih menunggu di sana. Siapa tahu karyawan lain datang juga. Satu jam berlalu belum ada kehadiran karyawan lain. Hingga memasuki dua jam, sebuah motor berhenti di depan kafe. Rayyan segera turun dari mobil dan berlari menghampiri seorang perempuan yang baru melepas helm.

"Hei, sorry."

Suara Rayyan membuat perempuan itu sedikit terkejut. Tanpa aba Rayyan pun berkata.

"Apa kamu temannya Anthea."

"Anthea?" Dia nampak bingung.

"Oh, Abel."

Perempuan itupun mengangguk. Rayyan mulai bertanya perihal jam operasional kafe. Juga kenapa Anghea datang lebih awal.

"Kami buka jam sepuluh pagi, Kak," ujarnya.

"Kalau untuk kak Abel yang datang duluan karena kata Kak Abel rumahnya jauh. Jadi, dia sengaja datang lebih awal untuk menghindari macet. Kalau masih ada waktu senggang menuju jam operasional, dia akan memanfaatkan waktu untuk tidur."

.

Jam 8 malam Anthea baru sampai apartment. Dia harus menemani seseorang dulu berbincang. Anthea sedikit terkejut ketika melihat Rayyan sedang duduk di ruang tamu

"Bersihin badan lu, terus ikut gua." Tiba-tiba sekali.

"Aku capek."

"Gua gak menerima penolakan. Gua tunggu di sini."

Sudah tak ada tenaga untuk berdebat dengan Rayyan. Dia pun mengikuti saja keinginan Rayyan. Selama di perjalanan, Anthea tertidur dan itu membuat Rayyan tersenyum.

"Harusnya lu bilang atau enggak ngeluh. Jangan siksa diri lu kayak gini."

Tatapan Rayyan masih tertuju pada Anthea ketika mobil berhenti di lampu merah. Tibanya di tempat tujuan, Rayyan membangunkan Anthea dengan lembut.

"Udah sampe," ucap Rayyan pelan dan hanya mendapat anggukan.

Anthea mengikuti langkah Rayyan saja karena nyawanya belum sepenuhnya kumpul. Mereka masuk ke sebuah rumah minimalis yang nampak nyaman.

"Mulai lusa kita pindah ke rumah ini biar lebih dekat ke tempat kerja lu."

...*** BERSAMBUNG ***...

Boleh minta komennya?

1
Wiwin Winarsih
anthea keren.... klo udah masuk k keluarga singa hrs garang....🤭
Erwin Hidayati
Luar biasa
Ida Farida
syukurin si
Herlina
lanjut... Thor❤❤❤
herni herni
betul sekali kak
mau hidup enak , tapi hasil jerih payah org lain
sehat selalu kak n semangat, aku sellau nggu up nya
Salim S
ganti cover yah....
nonaleutik
wuhuuu mantappp kasih paham Rayyan
Salim S
uwaaaaaah....kereeeen rayyan emang keturunan restu narendra semuanya gokil...dingin dan kejam di luar tapi hangat dan melindungi di dalam....emang ngga punya otak emak nya anthea...teruskan rayyan dan anthea jangan mau peduli sama s jalang
Rabiatul Addawiyah
Rasain tuh mak lampir yg pilih kasih sm anaknya sendiri.
nuraeinieni
mantap tuh anthea,,,sekali kali ibumu perlu kata kiasan biar mata hatix terbuka,masih ada anak yg perlu pelukan,,,jgn allana melulu yg di sayang.
wardah
dh biar alana berjuang sendiri sama.ibunya biar ngerasain apa yg abel rasain
Riris
cover nya ganti akak jadi ber warna👍
Cristella Tella
bgus... singkirkan lampir
Lusi Hariyani
klo dh susah dtg2 minta tolong tp klo lg seneng g mau th org lain susah...ayo anthea ungkapkan perasaan mu klo km jg dh cinta sm rayyan
Rani Kamila
good Rayyan...ambil tuh rumah ..biar jadi gembel sekalian...lanjut kk
Yus Nita
ambil aja lg ru? ah yg di tempatiemak ny di na lang biar sekalian ibu da amsk Jalang jadi gembel 😀😀😀
biar tau rasa..
Ita Rosdiana
lanjuut ka
Ida Lestari
rayyan Uda bucin ya hehehehehe
ksih plajaran aja ibu yg jahat itu Rayyan....
lanjut trus Thor
semangat
NadiraDira
kerennnn....jangan kasih kendor....modelan orang gak tahu diri itu mah alana sama emak'y....
Neny Mardiyanti
widihhhhh semakin seru ini 👍 tggl nunggu gongny si mantan balik
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!