NovelToon NovelToon
Between Us

Between Us

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Selingkuh / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: Rose Skyler

Elora percaya bahwa cinta adalah segalanya, dan ia telah memberikan hatinya sepenuhnya kepada Nolan, pria penuh pesona yang telah memenangkan hatinya dengan kehangatan dan perhatian. Hidup mereka terasa sempurna, hingga suatu hari, Nolan memperkenalkan seorang teman lamanya, kepada Elora. Dari pertemuan itu, segalanya mulai berubah.

Ada sesuatu yang berbeda dalam cara mereka bersikap. Perhatian yang terlalu berlebihan, dan senyuman yang terasa ganjil. Perlahan, Elora mulai mempertanyakan kebenaran hubungan mereka.
Apakah cinta Nolan kepadanya tulus, atau ada rahasia yang ia sembunyikan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rose Skyler, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16. Pria misterius

Elora memandang awan gelap yang menggantung rendah di langit, disertai gerimis yang menetes perlahan-lahan, membasahi jalanan di depan apartemennya. Dia menghela napas pelan, menyadari satu hal, dia tidak membawa payung. 

Dia masih enggan beranjak, masih bingung dengan apa yang harus dilakukannya? Menunggu hujan reda, atau haruskah ia menerjang gerimis? Waktu terus berjalan, kalau tidak bergegas, pasti akan terlambat.

Akhirnya, El mengeluarkan ponselnya, mencoba untuk mencari taksi. Walau kantor dan gedung apartemennya bersebelahan, tetap saja dia akan kebasahan jika nekat menerobos. 

El merengut kesal karena tidak kunjung mendapatkan taksi, mungkin karena hujan jadi sedikit susah. Hingga tiba-tiba seorang bapak-bapak menyapanya.

"Permisi, ini payung buat mbak," ujar bapak itu, sembari menyodorkan sebuah payung 

El tidak langsung mengambil payung itu, dia mundur sambil memperhatikan bapak itu tanpa berkata. 

Pria itu sepertinya mengerti akan kewaspadaan El, dia pun tersenyum ramah. "Saya hanya disuruh untuk memberikan ini kepada mbak,"

El langsung mengernyitkan alis0 nya, "siapa yang menyuruh bapak?"

"Seorang pria di sebelah sana," ujar pria itu sambil menoleh ke belakang, namun dia bingung karena orang yang di maksud sudah tidak ada. "Loh kemana dia?"

"Siapa pak?"

"Tadi ada anak lelaki yang menyuruh saya memberikan payung ini pada mbak, katanya kasihan kalau kehujanan,"

El masih memandangi arah yang ditunjuk oleh bapak itu, namun tidak ada seorangpun. "Ciri-ciri lelaki itu seperti apa Pak?"

"Waduh, saya nggak bisa melihat wajahnya, karena dia memakai topi dan masker. Tapi dia sangat tinggi dan sepertinya juga tampan," ujar si bapak dengan jujur

"Bapak kan nggak bisa lihat wajahnya, gimana bisa menyimpulkan kalau dia tampan?" Ujar El sembari tersenyum tipis

"Feeling saya sih mbak, tapi auranya itu kelihatan kalau dia memang ganteng kok,"

"Kalau pakaiannya gimana pak? Maksud saya dia memakai setelan kerja atau baju kasual, atau apa gitu?" 

"Pakaiannya ya, tadi kayaknya dia pake jaket warna hitam terus celananya juga hitam,"

El hanya manggut-manggut, setelah memberikan payungnya bapak itu langsung pamit pergi. Walau El sebenarnya penasaran, terhadap orang yang memberinya payung. Tapi sudah tidak ada waktu lagi, dia segera berlari menuju ke kantornya. Dalam benaknya dia berpikir mungkin itu hanya kebetulan, ada orang yang berbaik hati padanya.

Hari-hari terus berlalu begitu saja, banyaknya pekerjaan, membuatnya sedikit melupakan kerinduannya pada sang kekasih. Sudah hampir seminggu sejak kepergiannya keluar negri. Mereka masih saling memberikan kabar, namun intensitas nya sudah jauh berkurang. Dari yang awalnya bisa hampir tiap jam El mengirim pesan, kini hanya saat tertentu, saat makan siang atau saat malam.

Pagi itu, El mengerjakan pekerjaannya seperti biasa. Namun ada yang sedikit janggal, yaitu bosnya. Karena sudah hampir jam 10, Alden belum juga menampakkan batang hidungnya. Padahal siang ini, ada jadwal meeting di luar.

"El, kamu sibuk nggak?" Tanya Dani yang nampak terburu-buru

"Ya lumayan, emang kenapa?"

"Kamu nggak tahu? Pak Al sedang sakit, makanya aku bingung banget ini. Banyak banget kerjaan Pak Al yang harus ku handle, belum lagi setumpuk dokumen yang masih menunggu."

"Tumben dia sakit, emangnya sakit apa?" 

"Emang kamu pikir dia robot nggak bisa sakit! Yang terpenting sekarang, kamu harus bantu aku," ujarnya tanpa menunggu persetujuan El

"Iya, iya.. bantu apaan?"

Dani langsung tersenyum lega, "ok, kita bagi tugas," dia lantas menjelaskan pada Elora, tentang pekerjaan yang harus dilakukannya. Sementara dirinya sendiri harus menghadiri meeting bersama rekan bisnis bosnya.

Setelah mengerti El mengambil berkas-berkas yang diperlukan, ia pun langsung keluar. Dia menuju ke tempat tujuannya menggunakan taksi. 

El melihat rintik hujan yang tidak kunjung berhenti. Sudah beberapa hari ini, awan gelap disertai rintik hujan terus mengguyur di seluruh penjuru. Tidak lama, taksinya memasuki area apartemen mewah. Baru saja taksi berhenti tepat di depan pintu masuk. Netranya menangkap sekelebat sosok yang sepertinya sangat ia kenal. 

Dia buru-buru turun dari taksi, ingin memastikan apa yang dia lihat. Namun terlambat, mobil yang dinaiki orang itu sudah pergi menjauh.  

"Apa gue salah lihat?" Gumamnya pelan. Dia pun tidak ingin memikirkan tentang hal yang belum pasti. Dan melanjutkan masuk ke apartemen itu.

Dani memberinya sebuah tugas, yaitu pergi ke apartemen Alden, dan meminta tanda tangan bosnya. Karena ada beberapa dokumen penting yang sangat mendesak.

Elora langsung menuju ke lantai paling atas, di apartemen itu. Dan kini ia telah berdiri di depan unit apartemen bosnya. El menarik napas panjang, lalu memencet bel. Tidak perlu menunggu lama, Al langsung membuka pintunya. 

Dia terlihat pucat dan lemah, sangat berbeda dengan Alden yang biasanya. Yang terlihat kuat dan garang. 

"Dani nggak bisa kesini karena menggantikan Pak Al meeting, jadi saya yang disuruh membawa berkasnya," ujar El, menjelaskan panjang lebar

Alden hanya mengangguk lalu mempersilahkan El masuk. Dia lantas membawa El untuk langsung ke ruang tamu. 

Pandangan Elora menyapu ke seluruh penjuru, melihat betapa luasnya tempat tinggal bosnya.

Elora hanya duduk sambil menunggu Alden selesai membaca dan menandatangani dokumennya. Lalu, tidak sengaja ia melihat beberapa obat yang tergeletak di atas meja dan sekotak makanan. Dia jadi teringat tentang sosok yang dilihatnya tadi saat di bawah. Dia pun ingin memastikan.

"Pak Al baru beli obat dari apotek?" 

"Nggak, Nolan yang mengantarnya," 

Deg..

"Jadi bener yang tadi di bawah itu kak Nolan. Kenapa dia nggak ngabarin kalo udah balik?" Batin El, seketika itu juga dia merasa kecewa dan sedih. "Padahal aku kan pacarnya, kenapa dia tidak memberiku kabar, tapi justru langsung menemui temannya,"

"Kenapa? Kamu tidak tahu dia sudah kembali?" Tanya Al, seakan bisa membaca isi pikiran Elora

El memilih tidak menjawab pertanyaannya, "apa sudah selesai pak?"

"Belum," lalu Al kembali memeriksa dokumen-dokumennya satu persatu

Walaupun dia tidak menyukai bosnya, tapi melihat kondisinya yang pucat, hatinya tidak tega. "Pak Al sudah minum obat?"

"Belum," 

"Sudah makan?"

"Belum,"

El langsung mengambil dokumen dari tangan Alden, dia menggeser semua dokumen itu, lalu meletakkan kotak makanan tepat di depannya. 

"Pak Al makan dulu, saya akan tunggu," 

Alden menuruti perkataan sekretarisnya, dan membuka kotak makan itu. Karena tidak ada air minum, Elora berinisiatif mengambilkannya.

"Mau saya ambilkan air? Dapurnya di mana pak?" Alden hanya mengangguk sambil menunjuk ke arah dapurnya.

El langsung menuju ke dapur untuk mengambil air minum. Dia begitu takjub melihat dapur yang sangat bersih dan tak tersentuh.

Dia segera kembali dan menaruh segelas air minum di meja. "Sedekat apa Pak Al dan Kak Nolan?" Tanyanya tiba-tiba

"Apa maksudmu?"

"Apakah mungkin kalian berdua memiliki hubungan terlarang?" Namun El hanya bisa membatin, tidak kuasa untuk menanyakannya secara langsung. 

Setelah meminum obatnya, Alden kembali memeriksa semua berkasnya. Dan segera dibawa kembali ke kantor olehnya.

Di tengah perjalanan kembali, El merenung, memikirkan kekasihnya yang tidak kunjung mengabarinya sampai sekarang. Dia lantas menatap layar ponselnya, dengan tatapan kosong. Ada banyak pemberitahuan maupun chat yang masuk, tapi tidak satu pun dari kekasihnya. 

Dia memutuskan untuk langsung menghubunginya.

Tuttt... Tuttt.. tutt...

Panggilan pertama nya tidak ada jawaban. Dia pun mencobanya sekali lagi. 

Tut..

"Halo.."

"Kak Nolan dimana?"

*

*

1
Yuri Lowell
Gue ga bisa berhenti baca!!
Rose Skyler: udah ada bab baru kak😊
total 1 replies
Libny Aylin Rodríguez
Nggak sabar nunggu kelanjutannya.
Rose Skyler: sudah up kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!