Amélie, seorang eksekutif muda di Paris, mulai dihantui oleh mimpi buruk yang misterius. Dia tertarik pada Lucian Beaumont, CEO karismatik di perusahaannya, yang hidupnya tampak sempurna namun belakangan terungkap penuh rahasia gelap. Kemudian Amélie menemukan tato di tubuh Lucian sama dengan simbol yang terus muncul dalam mimpinya. Mantan kekasihnya, Dominic, seorang pengusaha advertisement, memperingatkannya tentang bahaya Lucian, namun Amélie terlanjur terjerat dalam pesona Lucian
Di Inggris, Amélie menemukan bahwa keluarganya terlibat dalam mafia "9 Keluarga Ular Hitam" dan sekte pemuja Lucifer. Saat ia tahu semakin dalam, Amélie dipaksa untuk menandatangani perjanjian gelap dan menjadi pengantin Lucifer dalam sebuah ritual. Dalam pergulatan untuk bebas dari kegelapan, ia bertemu dengan Lilith, dewi kuno yang menawarkan kekuatan untuk melawan mafia dan sekte tersebut.
Amélie memutuskan untuk bersekutu dengan Lilith demi melawan Lucian dan mafia yang mengancam hidupnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Leona Night, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hasrat Iblis
Amelie tidak bisa lagi membendung air matanya. Begitu masuk dalam mobil, air mata itu tumpah ruah tanpa henti. Sampai kemudian dia turun dan masuk kedalam apartemen. Air matanya masih saja menetes.
“Sungguh bodoh kau Amelie. Lihat dirimu, kau hanyalah mainan pemuas Nafsu Lucian. Lihat, tidak Nampak sedikitpun empati pada diri Lucian padamu,’ Ujar Amelie dalam hati.
Malam itu Amelie mematikan semua ponselnya, dia tidak ingin dihubungi siapapun. Sekuat tenaga dipejamkan matanya di atas tempat tidur, untuk melupakan semua peristiwa hari itu, hingga mentari i menjelang.
Pagi itu Amelie bangun dengan mata yang memerah dan bengkak. Tangisannya semalam sungguh telah membuat wajahnya tampak amburadul. Ingin rasanya pagi ini dia tidak masuk kerja. Tetapi dia juga merasa gengsi jika Lucian tahu bahwa dirinya tumbang karena kejadian semalam.
Dinyalakannya ponsel kembali. Dan….tung..tung…tung..Ponselnya berbunyi tiada henti.
Penasaran dilihatnya siapa yang mengirim pesan singkat, ternyata Eve.
“Amelie please angkat telepon mu. Tuan Lucian marah besar, dia mengetahui bahwa ada seseorang yang membobol informsi pribadinya. Aku takut Amelie. Please segeralah ke kantor,” demikian bunyi pesan singkat Eve.
“Brengsek, bagaimana si CEO gila itu bisa tahu jika ada yang membobol data pribadinya. Pasti banyak mata mata di kantor sekarang. Kurang ajar,” gumam Amelie sambil mondar mandir di Apartemennya memikirkan cara untuk menyelamatkan Eve dan dirinya.
Tiba Tiba dia teringat Dominic. Sepertinya mau tidak mau dia harus meminta tolong mantan pacarnya itu untuk menghapus jejak digital pembobolan itu.
Tuut…Tuut…Tuut
“Ya Hallo, Amelie, mau apa kau hubungi aku sepagi ini,” ujar Dominic
“Aku perlu bantuanmu Dom, please bantu aku,” ujar Amelie.
Segera dia mencritakan detail permasalahannya pada Dominic, dan meminta pada Dominic untuk membantunya. Dominic setuju tetapi dengan satu persyaratan.
“Aku bisa membantumu, tapi kau harus ke inggris dalam waktu dekat. Aku ingin kita bertemu. Ada banyak hal yang ingin aku bicarakan denganmu,” Pungkas Dom
Tanpa pikir panjang Amelie men iyakan semua permintaan Dom, asalkan jejak digital terhapus kurang dari satu jam, dan Lucian tidak tahu siapa yang melakukannya.
“Deal,akan aku lakukan segera, hal itu mudah Amelie, segera persiapkan kopermu untuk terbag ke london dalam waktu dekat,” ujar Dominic sambil tertawa renyah.
Amelie menghela nafas panjang dan menundukkan kepala dalam dalam sambil memejamkan mata. Dia bergumam dalam hati,” Yah sudahlah, toh Lucian juga tidak menghargaiku, dia hanya menganggapku sebagai pelacur pemuas nafsu. Oke…aku akan pulang ke London dalam waktu dekat.”
****
Eve segera berlari menyambut Amelie, begitu dilihat bosnya itu melangkah memasuki kantor.
“Amelie, aku…”
Bak bos mafia tingkat tinggi, Amelie mengangkat tangan pada Eve dan berkata, “Stop bertingkah laku seperti anak kecil. Aku sudah berusaha mengatasinya. Dia tidak akan tahu apa apa,”
Seketika Eve terdiam dan mengangguk, lalu seperti biasa menyiapkan teh hangat untuk Amelie.
Tiba tiba telepon kantornya berdering, Amelie segera mengangkatnya dan berkata,” Hallo ya, apa yang bisa saya bantu?”
“Kemari kau Amelie, ada hal yang perlu aku bicarakan denganmu,” ujar Lucian
Amelie segera mematikan telepon kantor dan berjalan dengan santai menuju ruangan Lucian.
Begitu Amelie masuk, Lucian langsung menyalakan mode gelap, pada semua kaca yang membatasi ruang kantornya. Ditatapnya Amelie, lalu berkata, “ Tutup dan Kunci pintunya.”
Amelie melakukan semua yang Lucian perintahkan tanpa pikir panjang. Tiba tiba Lucian berdiri, lalu berjalanmendekati amelie, yang masih diam mematung sambil menatap ubin.
“Angkat kepalamu Amelie,” ujar Lucian sambil menyentak kan keatas dagu Amelie dengan keras.
“Tatap mataku, dan katakan. Siapa yang kau suruh membobol data pribadiku? Jawab !” teriak Lucian marah.
Amelie menatap mata Lucian dengan tajam dan berkata, “Tidak ada, aku melakukannya sendiri.” Bersamaan dengan itu amelie mernggut tangan Lucian yang memegang dagunya.
“Beraninya kau bobol data pribadiku. Apa tujuamu Amelie?” teriak Lucian peuh emosi
Dengan penuh ketenangan, Amelie berkata, “ Ingat Lucian, aku adalah Management Board, sekaligus wakil Pemegang saham. Seharusnya sebelum kau menjadi CEO disini aku tahu siapa dirimu, latar belakangmu dan seterusnya. Ingat, ini bukan hanya perusahaanmu. Ada pemilik saham lain yang juga perlu tahu siapa CEO baru kita.”
“Omong kosong! Saham terbesar dimiliki keluarga Beaumont. Mereka yang lain bukanlah orang orang penting yang mampu membuat keputusa apapun untuk perusahaan ini,” teriak Lucian dengan suara tinggi.
“Ohw begitu? Oke jika begitu, aku akan kembalikan lembar sahamku, dan aku juga akan meminta lainnya mengembalikan saham mereka. Dan silahkan kelola perusahaan ini semaumu!” teriak Amelie tak mau kalah.
“Aku sejelek apapun dimatamu, sekecil apapun uangku, aku punya hak atas 1 persen saham di perusahaan ini. Jika kau menganggap aku tidak penting, aku tidak layak, Fine. Silahkan pecat aku, kembalikan uang sahamku, dan aku akan pulang ke London. Habis perkara.” Ujar amelie dengan air mata amarah yang mulai berlinang.
Lucian terdiam, lalu sejurus kemudian berkata,” Apa yang kau ingin tahu tentangku?”
Amelie menunduk lalu mengusap air matanya, “ Sudah tidak penting lagi. Pemuas nafsu macam aku yang sudah kau bayar, seharusnya memang tidak perlu tahu apapun.”
Mendengar perkataan Amelie macam itu, amarah Lucian makin menjadi, di raihnya tubuh Amelie, dibantingnya ke tembok lalu di pegangnya dagu Amelie, “ Siapa yang menganggap dirimu pelacur? Kau selalu mengatakan hal itu berulang kali. Kau yang menganggap perhatianku sebagai perhatian pada pelacur.”
Amelie menatap mata Lucian sambil menangis, “Sakit lucian, lepaskan,sakit”
“Kau tahu Amelie, aku bisa memberikan rasa sakit yang lebih parah dari ini. Aku bisa menghukummu, membuatmu memohon ampun dan menjerit kesakitan. Apakah itu yang kau mau Amelie? Sehingga kau bisa lebih menghargaiku? Lebih mempercayaiku?” ujar Lucian.
Kali ini Lucian berkata sambil mendekatkan bibirnya pada bibir Amelie. Lalu menciumnya dengan buas seperti biasanya. Amelie hanya bisa terdiam dan memejamkan mata. Menikmati ciuman Lucian yang hangat dan basah. Lucian memaksa mulut Amelie terbuka dan menyapukan lidahnya kedalam mulut Amelie.
Amelie spontan membalasnya. Cukup lama mereka berciuman sampai kemudian Amelie memalingkan muka.
“Cukup Lucian, Cukup. Aku tidak ingin lagi sakit hati. Kau cukup bermesaraan dengan pacar pirangmu itu. Dan lupakan aku,” kata amelie seraya mendorong tubuh Lucian menjauh dan meninggalkan Lucian termangu seorang diri.
****
“Damn, wanita sialan. Dia solelu saja membuatku mendidih dan ingin melumatnya mentah mentah. Anda tadi dia tidak menark diri dan memalingkan muka, tentu sudah aku hajar dirinya lebih dari kejadian di mobil,” umpat Lucian dalam hati.
Kepalanya berdenyut keras, secara rudalnya sudah mengeras, begitu dia berciuman dengan Amelie. Bagaimana mengatasi masalah ini, agar dia mampu berpikir waras.
Segera diraihnya Kunci Mobil, dan berangkat menuju penginapan Rosemary pacar settingannya. Wanita italia itu sengaja dia datangkan untuk membuat Amelie cemburu. Namun sejatinya Rosemary hanyalah wanita sewaan yang berkomitmen melakukan apapun asal dibayar.
Segera setelah ada di dalam kamar Rosemary, dia berkata,” Buka bajumu, cepat”
“Ada apa Lucian? “ tanya Rosemary.
Lucian tidak memperdulikan perkataan Rosemary lagi dibukanya baju wanita itu sehingga tidak ada lagi selembar benangpun menempel. Lalu dibuatnya Rosemary dalam posisi doggie. Setelah itu Lucian membuka bajunya sendiri, dan melepas sabuk celananya.
Seketika dipukulkan sabuk itu ke punggung dan bagian belakang Rosemary dengan keras. Cetar ….Cetar…cetar..Rosemary mengerang kesakitan, kemudian berkata, “ Cepat Lucian lakukan, rasa sakit dari cambukan ini membuatku makin bergairah.”
Tanpa babibu lagi, Lucian segera melakukan apa yang harus dilakukannya untuk menuntaskan hasrat iblisnya. Tanpa Rosemary sadari, raut wajah Lucian berubah kejam dan menakutkan dengan mata yang pupilnya mengecil seperti pupil ular. Warna Pupilnya berubah kuning kemerahan persis seperti warna Api. Ruangan itu menjadi saksi bisu iblis yang merasuki Lucian dan menuntunnya melakukan apapun yang dia mau.
Jangan lupa like dan vote ya