Cyra Alesha wanita berusia 25 tahun wanita yang berhati baik dan tulus selalu di bully dan di hina karena fisiknya yang berbeda dari yang lain.Semua orang selalu memandang remeh Cyra akan karena fisik yang tak terawat.
Bagaimana kisah Cyra Alesha selanjutnya?
simak ya gess..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Taurus girls, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 22
"Bapak pasti bohong?" Mendadak dada Rendi terasa panas.
"Bapak tidak bohong Ren, bapak serius"
"Tidak mungkin, Hasa pasti baik-baik saja !" Rendi turun dari ranjang pesakitan. Mengacuhkan rasa pening di kepala dan sakit di bahu. Karena waktu kecelakaan bagian kepala dan bahu yang sempat terbentur.
"Assalamualaikum, lho Ren kau ingin kemana?!" Baru saja muncul di pintu Mini di kagetkan dengan Rendi yang seperti tergesa-gesa.
"Hasa Bu, aku ingin melihat Hasa" Rendi melewati Ibunya keluar menuju ruang UGD tanpa menjawab salam dari Ibunya.
Rizwan mendekati istrinya yang terlihat kebingungan. "Waalaikumsalam, Hasa masuk UGD, Bu. Demamnya sangat tinggi kata Uvi Hasa sempat kejang dan mengeluarkan b*sa di mulutnya"
Mini melebarkan mata. "Ya Alloh, Pak ! Ayo kita ke sana!" Mini menyusul Rendi yang sudah jalan lebih dulu Rizwan juga mengikuti di belakang istrinya.
Rendi sampai di ruang UGD di sana terlihat Uvi menangis duduk di kursi tunggu.
"Mas Rendi, Hasa Mas. Dari tadi dokter belum keluar. Aku takut terjadi apa-apa dengan Hasa, Mas" Tangis Uvi semakin menjadi melihat Rendi datang.
Rendi mengintip di balik jendela di sana terlihat dokter dan dua suster tengah melakukan tindakan pada Hasa.
Rendi memejam dalam saat melihat wajah pucat Hasa dan terlihat Hasa tak berdaya.
"Hasa bertahan untuk Papa sayang. Jangan membuat Papa bersedih. Papa jahat karena tidak becus menjaga mu" Batin Rendi, menunduk, menempelkan kening di tembok.
Rasa sakit yang dirinya rasakan di kepala dan bahu tak ia gubris. Rendi meninju dinding untuk melampiaskan kesedihan yang melanda dirinya.
"Mas, jangan menyakiti diri sendiri lebih baik kita berdo'a untuk keselamatan Hasa" Uvi mengusap punggung kakak iparnya yang pasti terpukul.
"Ya Alloh Uvi, apa yang sedang terjadi pada ku. Kenapa Hasa bisa seperti ini?" Rendi menatap Uvi yang menangis dengan Dani di gendongan. Bocah 4 tahun itu tertidur pulas.
"Maaf Mas, saat aku" Uvi menceritakan semuanya dengan lugas tak ada sedikit pun yang ia tutupi.
"Astaghfirullah, maafkan aku Ya Alloh. Aku belum bisa jadi Papa yang baik untuk Hasa" Rendi mengeluarkan air mata setelah mendengarkan penjelasan Uvi.
Entah mengapa ia merasa Sang Pencipta tak berpihak padanya. Cyra pergi karena kesalahannya dan Hasa masuk UGD juga karena kesalahannya.
"Rendi, Uvi bagaimana keadaan Hasa?" Mini yang baru sampai bersama Rizwan segera menghampiri menantu dan putranya.
Uvi mengusap air mata yang terus merembes dari sumbernya. "Dokter belum keluar Bu"
"Ya Alloh" Mini juga ikut cemas. Rizwan mengusap bahu istrinya.
Cek klek !
Semuanya menatap pintu UGD yang terbuka dari dalam. Rendi segera menghampiri dokter yang baru saja keluar dari sana.
"Dok, bagaimana keadaan anak saya?" Tanya Rendi jantungnya berdebar hebat.
Dokter menghela nafas. "Pasien mengalami over-do-sis dan untung saja Sang Pencipta masih memberikan keajaiban"
Rendi mengerut kening mendengar penuturan dokter. "Apa Dok? Anak saya over-do-sis? Bagaimana bisa?" Setahu Rendi obat yang dibeli adalah pemberian seorang bid*n bagaimana bisa overdosis.
"Iya, obat yang diberikan pada pasien adalah obat untuk orang dewasa bukan untuk anak-anak. Jika saya boleh tahu dimana anda membeli obat itu?" Tanya Dokter yang bername take Momo.
Rendi menelan ludah menatap, Uvi, Ibu dan Bapak. Lalu kembali menatap dokter Momo. "Bid*n Yuli dok"
"Yuli?" Tanya Dokter.
Rendi mengangguk pasti. "Iya dok, apa ada yang salah? Saya akan menuntut beliau karena kurang teliti dalam memberikan obat !"
"Jangan Pak, bid*n Yuli sudah diringkus orang berwajib kemarin malam, dengan kasus yang sama"
"APA !!??" Kaget Rendi, Mini Rizwan dan Uvi. Mereka tak menyangka dengan penjelasan dokter Momo.
"Ya, dia adalah bid*n palsu, melakukan semua itu hanya untuk keperluan semata. Memangnya bapak tidak mendengar beritanya dimedsos atau dimana pun? topik ini sedang trending Pak"
BRUGGG !
"Astaghfirullah, RENDI..!!!" Jerit Mini dan Rizwan. Rendi pingsan, untung saja Dokter Momo sigap menangkapnya jika tidak sudah pasti Rendi jatuh dan membentur lantai.
"Sus, ambil brankarrr !" Dokter Momo memerintah suster yang kebetulan lewat.
"Baik, Dok" Jawab suster itu.
Dokter Rudi keluar dari ruangan 019. Ruangan yang hanya berjarak tiga meter saja dari ruang UGD. Dokter Rudi melihat perawat dan Dokter Momo yang seperti kesusahan membaringkan salah seorang yang sepertinya adalah pasien.
Sigap dokter Rudi mendekati mereka dan membantunya. "Dokter Mo pasien kenapa?" Dokter Rudi terkejut saat suami Cyra lah yang ternyata tak sadarkan diri. Seharusnya Rendi masih harus diruangannya karena belum sembuh benar.
"Pasien ini syok dok, karena mengetahui putranya terdampak tipu daya bid*n Yuli palsu itu" Tutur Dokter Momo.
"Astaghfirullah" Dokter Rudi kaget.
"Huhuhu....! Dokter tolong putra saya Dok" Mini tergugu melihat Rendi yang pingsan dibawa oleh dua perawat dan dokter.
"Bu, sabar Bu. Nyebut" Rizwan juga ikut terpukul tapi dia menahan diri untuk tak terlihat sedih. Jika semuanya sedih lalu siapa yang akan menjadi penyemangat untuk mereka.
"Pak, Rendi Pak. Hasa cucu kita Pak, kenapa mereka seperti ini Pak. Kenapa bukan Ibu saja yang mengalami ini semua. Ibu tidak rela tidak sanggup melihat cucu dan anak Ibu seperti itu.. Huhuhu...!" Mini tak kuasa membendung tangis kesedihannya.
Siapa pun pasti akan bersedih dan terluka ketika orang terdekat dan tersayangnya kita mengalami seperti halnya Hasa dan Rendi.
Uvi tak bisa berbuat apa-apa ia hanya bisa menumpahkan tangis tanda ikut merasakan kesedihan.
"Hiks...hiks..Mama ulang ani tidak mau disini hiks..hiks.." Dani yang baru terbangun dari tidurnya menangis meminta pulang.
Uvi mengusap punggung Dani. " Sabar sayang" Uvi mencoba menenangkan putranya.
"Uvi kau pulang saja, kasihan Dani disini terlalu lama dia masih kecil. Takutnya dia juga kecape'an" Rizwan menegur menantunya.
"Apa tidak apa-apa Pak?" Uvi takut dikira yang tidak-tidak.
"Tidak apa-apa, jangan lupa kabari Revi" Rizwan mengingatkan Uvi.
"Baik Pak. Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam"
Uvi pun pulang dengan Dani yang mulai rewel lagi digendongan.
Dokter Momo yang baru saja ikut mengantar Rendi keruangannya kembali keruang UGD.
"Dok, Bagaimana putra saya? Apa dia sudah sadarkan diri?" Tanya Rizwan.
"Pasien sedang di tangani dokter Rudi. Insya alloh pasien akan segera siuman. Oiya, untuk pasien bernama Hasa akan kami pindahkan keruang rawat. Silahkan urus administrasinya ya Pak, Bu. Saya permisi Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam" Jawab Rizwan dan Mini.
"Bapak temani Hasa pindah ruangan, biar Ibu yang urus ADM-nya" Cicit Mini.
Rizwan mengangguk. "Hati-hati ya Bu"
"Assalamualaikum" Pamit Mini.
"Waalaikumsalam"
percuma cantik dan semok kalau hatinya jahat.
emang cari istri cukup di lihat dari segi semok dan cantik doang.
nggak kan?
suer ikut kesel sama tingkah yudi sama temen temennya./Angry//Angry/
gimana kalau kalian yg ada di posisi cyra ? sudah pasti kalian juga akan di tertawakan.
aku sarankan kalian merubah sikap deh.
justru malah biar sehat.
eh tak tahunya malah dokter momo.
penasaran sama visualnya thor.
pake bilang baru hadir di antara kalian kan mereka nggak ada hubungan spesial.
ya udh pasti atasan mu keselek.
dasar asisten agam..
Rendi salting cieeeeeee
jadi pengen lihat wajahnya Rendi pas lagi malu malu meong..
hehehaha/Chuckle//Chuckle//Chuckle/
cyra selau di pndng sebelah mata oleh orang orang mereka smua mandang cyra karena fisiknya.
merek jht bngt pak/Sob/
hehehe
menanti bapak.
aku aja tahu kok
hehehe