Deskripsi: Hazel merasa dunia runtuh saat dia dipecat akibat fitnah dari rekan kerja dan baru saja mendapati kekasihnya berselingkuh. Dalam keputusasaan, dia pulang ke rumah dan menyerahkan segalanya pada orang tuanya, termasuk calon pasangan yang akan dijodohkan untuknya. Namun, saat keluarga dan calon suaminya tiba, Hazel terkejut—yang akan menjadi suaminya adalah mantan bos yang selama ini sangat dibencinya. Dihadapkan pada kenyataan yang tak terduga dan penuh rasa malu, Hazel harus menghadapi pria yang dianggapnya musuh dalam diam. Apakah ini takdir atau justru sebuah peluang baru? Temukan jawabannya dalam novel "Suamiku Mantan Bosku"😗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aping M, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11 Satu Permintaan
Malam telah berlalu, lampu - lampu menyinari kota Paris, saatnya malam terakhir Hazel bersama Lucas berbulan madu selama satu minggu disana.
Seperti hari hari biasanya, tidak ada sesuatu yang berbeda.
Malam itu Hazel tengah duduk di atas ranjang sembari memainkan ponselnya, sedangkan Lucas masih terdiam duduk di kursi balkon depan kamar dengan laptopnya.
Karena cuaca yang begitu dingin, akhirnya Lucas memutuskan untuk masuk ke dalam kamar.
Lucas yang baru saja menutup pintu, matanya langsung tertuju pada tubuh Hazel yang merentangkan kaki jenjangnya yang begitu mulus dan terlihat seksi, dengan lingeri berwarna hitam, menunjukkan kontras warna yang mencolok karena tubuh Hazel yang begitu putih bak orang korea.
Wajar, Lucas hanyalah pria biasa yang juga memiliki na*su, dia yang melihatnya menelan salivanya kasar dan terus memandangi wajah hingga ujung kaki Hazel yang begitu terlihat sempurna.
“Aku ada satu permintaan” ujar Lucas yang masih berdiam diri dekat pintu masuk balkon, seketika membuat Hazel terkejut melihat ke arahnya.
“Permintaan apa maksud bapak?” Hazel bertanya kebingungan.
“Kita tidak akan pulang lusa, dan aku akan memberikan waktu satu minggu untuk kita berkeliling di paris. Jika kau mau bermalam denganku malam ini” jawab Lucas spontan.
Hazel yang terkejut menolak dengan kasar permintaan Lucas, dia sudah berkomitmen untuk tidak melakukan hubungan dengan Lucas meskipun dia adalah suaminya, karena Hazel merasa kelak mereka akan berpisah.
“Tidak!!”
“Lagi pula kita ini sah sepasang suami istri, tidak ada salahnya jika kita melakukan hubungan int*im” jawab Lucas membenarkan.
“Aku tidak mau” kata Hazel memalingkan wajahnya.
Lucas pun meletakkan Laptopnya di atas meja dan duduk di tepi ranjang sebelah Hazel dengan nafas yang berat Lucas berkata “Kau tega pada suamimu ini Hazel? Dengan pakaian yang kamu gunakan saat ini, itu sudah membuat tubuhku bergejolak, lihatlah dibawah sini, dia sudah berdiri tegak karena ulahmu”
“Aku juga akan berjanji akan meluangkan waktu untukmu selama satu minggu ini dan mengelilingi kota paris bersamaku. Bukankah ini yang selalu kamu impikan? Aku tidak akan melakukan penawaran lagi, karena jika kau menolak, besok kita akan kembali. Karena malam ini malam terakhir kita bermalam” tambahnya lagi, selama Hazel mengenal Lucas, pertama kali Lucas bersikap lembut padanya bahkan mau menjelaskan secara detail padanya meskipun sikapnya saat ini karena memang ada maunya.
Hazel pun menyadari, bahwa memang pakaian yang dia kenakan saat ini begitu seksi, dia terkadang lupa bahwa dirinya tinggal di hotel bahkan kamar yang sama bersama Lucas.
Hazel juga tidak ingin menyia-nyiakan waktunya selama diparis, selama ini dia baru sekali pergi ke sebuah wahana selanjutnya Lucas membiarkan Hazel sendiri dan sibuk dengan pekerjaannya.
Meskipun Hazel dari kalangan orang kaya dan juga punya banyak uang, bahkan dirinya bisa pergi sendiri ke paris. Nyatanya, dia bukanlah wanita yang begitu berani bepergian sendiri ke negeri orang, meskipun dia menggunakan tour guide tetap saja Hazel tidak mudah percaya orang lain begitu saja.
Lagi pula, apa yang dikatakan Lucas benar adanya. Sekalipun dia sudah tidak virgin nanti, orang tidak akan permasalahkan karena memang statusnya nanti adalah seorang janda.
Setelah 5 menit Hazel berpikir dengan matang, Hazel mengalihkan pandangannya ke arah Lucas yang masih terduduk di ranjang sebelah Hazel untuk menunggu jawabannya.
“Aku…. Aku mau. Tapi bagaimana melakukannya? Aku belum pernah….” Gugup Hazel malu menundukkan wajahnya.
“Ikuti saja permainanku” kata Lucas kemudian memegang dagu Hazel dan menciumnya perlahan sembari memagut bibir Hazel., Hazel hanya terdiam dan merasakan lumatan lembut yang diberikan Lucas.
“Cobalah untuk rileks, dan lakukan seperti apa yang aku lakukan” ujar Lucas dengan nada begitu lembut seperti terhipnotis, Hazel menurutinya begitu saja. Lucas pun melancarkan aksinya dengan dimulai melu*mat bibir manis Hazel. Sedangkan Hazel mencoba untuk membalas ciu*man itu dengan perasaan yang cukup malu.
Tangan Lucas mulai bergerak membuka sedikit tali lingerie Hazel hingga terbuka dan menunjukkan dua dada sintal Hazel yang begitu terlihat kenyal dan kencang.
Lucas menatapnya begitu liar, Hazel tidak melakukan penolakan apapun, karena dia juga paham ini semua akan terjadi. Perlahan Lucas menyentuh kedua gunung kembar itu, cukup besar untuk tangan seukuran Lucas.
Tubuh Hazel mulai meremang, nafasnya begitu berat, namun Hazel tetap menahan agar desahannya tidak keluar. Namun, pijatan yang dilakukan Lucas membuatnya merasakan kenikmatan yang sebelumnya tidak pernah dia rasakan hingga akhirnya des*han Hazel lolos begitu saja.
“Eeummmppp”
……
Kring… kring…
Tiba-tiba, suara dering handphone Lucas memecah kesunyian, membuyarkan konsentrasi Lucas yang tengah terlibat dalam momen intim dengan Hazel. Namun, begitu melihat nama Reina terpampang di layar, Lucas segera terjaga dan bergegas menjauh dari ranjang untuk menjawab panggilan tersebut.
“Iya, aku akan segera menemuimu,” jawab Lucas dengan suara yang terdengar tegang.
Hazel, yang sempat menangkap sekelumit percakapan tersebut, merasakan hatinya teriris. Ia baru saja berada dalam ambang momen paling intim dengan suaminya, namun kini Lucas malah memilih untuk pergi menemui kekasihnya. Meskipun ada rasa lega karena sebenarnya Hazel belum sepenuhnya siap untuk melanjutkan, tetapi keputusan Lucas itu tetap saja menyisakan luka.
“Aku akan pergi sebentar,” ucap Lucas, suaranya berat. Dia tidak menoleh atau menunggu jawaban dari Hazel, langsung membuka pintu kamar hotel dan keluar, meninggalkan Hazel dalam keheningan.
Dalam kesunyian itu, Hazel terpaku, merasa dirinya tidak lebih dari seorang wanita panggilan, tanpa harga diri sebagai istri. Sesak di dada ini begitu nyata, seolah menelanjangi kepedihan yang mendalam. Hazel mencoba untuk melarikan diri dari realitas pahit itu dengan memejamkan matanya, berharap terlelap hingga semua ini berlalu.
Namun, waktu berlalu tanpa kehadiran Lucas. Jam menunjukkan pukul 3 pagi, dan Lucas belum juga kembali. Kegelisahan dan pikiran negatif mulai menguasai Hazel, membayangkan segala kemungkinan tentang apa yang sedang dilakukan Lucas bersama Reina.
Dalam keadaan yang tak menentu, Hazel akhirnya bangkit dari ranjang, merasa butuh sesuatu untuk meredakan kegelisahannya. Dia memutuskan untuk membuat mie instan, mencari sedikit kenyamanan dalam semangkuk makanan sederhana di tengah malam.
Setelah itu, Hazel merasa bahwa mie instan saja tidak cukup untuk mengisi kekosongan hatinya. Dengan langkah yang berat, dia memutuskan untuk keluar membeli makanan, mencari sedikit hiburan dan mungkin, pelarian dari kekacauan yang terjadi dalam hidupnya.
Setelah menikmati mie instannya, Hazel merasa itu tidak cukup untuk mengisi kekosongan di hatinya. Dengan langkah yang berat, dia memutuskan untuk keluar mencari makanan, berharap bisa menemukan sedikit hiburan atau pelarian dari kekacauan dalam hidupnya.
Saat hendak memasuki sebuah minimarket, Hazel tanpa sengaja menabrak seseorang. "Maaf, aku tidak sengaja," ucap Hazel sambil menundukkan kepala.
"Hazel?" sahut pria itu dengan kejutan.
Hazel mengernyitkan dahi, berusaha mengingat siapa pria di depannya. "Kak Sam? Ya ampun kak Sam, dunia ini sempit sekali. Aku bisa bertemu denganmu di sini," ujarnya, penuh kebahagiaan.
Mendadak, Hazel meraih lengan Sam, terbawa oleh rindu. "Aku sangat merindukan Kak Sam. Setelah Kak Fery pergi ke luar negeri, Kak Sam juga memutuskan untuk kuliah di Paris. Aku merasa hidupku sangat kosong tanpa kalian berdua," kata Hazel, mengungkapkan isi hatinya yang memang sedang kacau akibat perbuatan suaminya, Lucas.
"Tenang, Hazel. Ayo kita ngobrol di kursi sana. Kau mau minum apa? Biarkan aku yang membelinya," ujar Sam dengan nada lembut, menawarkan kenyamanan yang tak pernah Hazel dapatkan dari Fery, yang terkadang jahil.
Setelah sejenak menunggu, Sam kembali dengan minuman untuk Hazel. "Terima kasih, Kak Sam," ucap Hazel tulus, membalas dengan senyum yang penuh kekaguman.
Hazel mengakui bahwa dia pernah menyukai Sam, karena sikapnya yang manis dan lembut, terutama saat membantu Hazel dari gangguan pria lain saat ia sendirian.
Satu jam berlalu, dan mereka masih asyik berbagi cerita, dari yang menyedihkan hingga yang mengundang tawa. Hazel merasa lega, pertemuannya dengan Sam seolah mengisi ulang energinya.