Aqilla adalah satu satunya anak perempuan dari pasangan teguh dan Miranti. Tapi meskipun perempuan semata wayang tidak membuat ia menjadi anak kesayangan. Aqilla tidak terlalu pintar dibandingkan dengan Abang dan adikanya yang membuat ia di benci oleh sang ibu. selain itu ibunya juga memiliki trauma di masa lalu yang semakin membuat nya benci kepada Aqilla. akan kan suatu hari nanti Aqilla bisa meluluhkan hati sang ibu dan sembuh dari trauma nya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncann, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11
Bel sekolah sudah berbunyi nyaring tanda waktu istirahat telah selesai. Tapi Aqilla belum juga tampak memasuki kelas. Nathan yang sudah gelisah menunggu Aqilla yang tak kunjung kembali memutuskan untuk mengecek ke toilet wanita. Ia tak peduli jika nanti akan mendapat masalah atau peringatan dari guru karena telah bolos jam pelajaran.
Saat hendak memasuki toilet khusus wanita,ia merasa ragu. Takut jika ada seseorang yang melihatnya dan berpikir macam-macam. Tapi bagaimanapun ia harus mencari keberadaan Aqilla dan mengecek apakah dia baik-baik saja atau tidak. Perlahan ia mulai memeriksa satu persatu bilik kamar mandi yang ada di sana.
Namun,telinganya seperti mendengar suara perempuan yang menangis dan meminta tolong di kamar mandi ujung. Suaranya begitu pelan,nyaris tak terdengar. Dengan cepat Nathan pun berlari ke sumber suara dan mengetuk nya dari luar.
"Tolong aku, siapapun yang ada di luar sana tolong buka pintunya. Aku terkunci di dalam sini."teriak Aqilla saat mendengar suara ketukan tersebut.
"Aqilla tenang yaa, ini aku Nathan. Aku akan nolongin kamu keluar dari sini. Tapi kuncinya gak ada, jadi kamu mundur dulu ya biar aku dobrak pintu nya."jawab Nathan.
Aqilla pun menuruti perkataan Nathan,ia sedikit bergerak menjauh dari daun pintu itu. Sementara Nathan sudah mengambil ancang-ancang untuk mendobrak pintunya.
BRAKK..
Setelah beberapa kali percobaan akhirnya pintu pun akhirnya bisa di buka paksa oleh Nathan. Aqilla langsung berlari keluar dan spontan saja memeluk Nathan. Sementara Nathan yang tak siap menahan bobot Aqilla, sedikit terdorong ke belakang. Keduanya saling berpelukan sesaat.
Dan tanpa mereka sadari, Siska sudah berada di pintu masuk toilet dan memotret mereka. Ia menyeringai kecil dan buru-buru kembali ke ruang kelas sebelum kedua nya menyadari keberadaan Siska
" Ehh, maaf Nath aku reflek tadi gak sengaja peluk kamu. Kalau aja kamu gak datang tadi pasti entah sampai kapan aku terkunci di dalam. Makasih banyak ya Nath udah tolongin aku."ujar Aqilla. Ia menunduk menyembunyikan wajahnya menahan malu dan merutuki dirinya dalam hati.
"Iya gak papa kok santai aja. Owh iya,Kamu kok bisa terkunci di dalam. Pasti ada yang ngerjain kamu kan qilla. Kasih tau aku sekarang biar aku kasih pelajaran dia. Kalau kamu sampai kenapa-kenapa di dalam siapa yang mau tanggung jawab coba. Pantesan dari tadi aku tungguin kamu lama banget,ternyata bener kan dugaan aku ada sesuatu yang terjadi sama kamu" ucap Nathan menggebu-gebu.
Aqilla sedikit terkikik geli melihat ekspresi Nathan. Bagaimana bisa, lelaki yang baru di kenalnya begitu mengkhawatirkan dia. Ada rasa bahagia di hati Aqilla saat melihat Nathan saat ini. Karena baru pertama kalinya ada orang yang sangat khawatir kepada dirinya.
"Kamu kok malah senyum-senyum gitu sih. Apa ada yang lucu dari omongan ku. Aku beneran cariin kamu dari tadi qilla"
"Iya deh iya, makasih yaa udah khawatir sama aku. Aku juga gak tau siapa yang iseng kunciin aku di dalam. Soalnya waktu aku mau keluar tadi, tiba-tiba aja pintunya gak bisa kebuka. Aku udah minta tolong juga gak ada yang denger"bohong Aqilla.
"Udah lah mendingan kita sekarang cepat ke kelas. Sekarang kan udah waktunya mata pelajaran kimia, gurunya killer lagi. Nanti kita di hukum kalau sampai terlambat." Ajak Aqilla sambil menarik tangan Nathan menuju kelas.
Beruntung guru kimia mereka yang terkenal killer itu belum memasuki kelas. Jadi, mereka aman dari hukuman. Keduanya segera duduk di bangku masing-masing.
^^^^
Siang ini Miranti pulang cepat, ia merasa seluruh badannya sakit dan kepalanya pusing. Miranti merebahkan dirinya di sofa ruang keluarga dan memijit pelipisnya.
Rumah terasa sepi, karena anak-anaknya belum ada yang pulang sekolah. Begitupun dengan mbok Darmi yang tak kunjung kembali dari masa cutinya. Mungkin saja mbok Darmi baru sampai sore nanti karena masih dalam perjalanan.
Miranti mencoba memaksakan diri untuk bangkit dan berjalan menuju kamarnya. Tapi masih beberapa meter dari tempatnya duduk, langkahnya limbung. Ia terjatuh dan pandangan nya seketika menggelap.
"Mama... Ya Allah mama kenapa?" Aqilla yang baru saja pulang, berlari menghampiri sang mama yang sudah tergeletak tak sadarkan diri.
Aqilla panik, karena tak ada orang yang bisa membantunya. Kemudian dengan sekuat tenaga Aqilla berusaha membopong tubuh Miranti ke dalam kamar. Dengan sigap, dia menyelimuti Miranti dan mengoleskan minyak angin agar Miranti cepat sadar.
Tak lama kemudian, Miranti mulai melenguh dan membuka matanya. Kepalanya masih terasa berat. Ia menatap sekeliling dan mendapati putrinya yang berada di pinggir kasur tengah memijat kakinya.
" Ngapain kamu disini Aqilla. Berani sekali kamu masuk ke kamar mama." Sentaknya.
"Maaf ma,tadi mama pingsan jadi Aqilla bawa mama ke kamar. Mama lagi sakit yaa, mau Aqilla panggil kan dokter nggak biar mama di periksa. Takutnya mama kenapa-kenapa" tawar Aqilla.
"Nggak perlu, gak usah sok baik kamu sama mama. Kamu cuma mau cari perhatian aja kan biar mama berterima kasih sama kamu. Udah sana, keluar kamu mama mau istirahat"
"Yaudah ma, Aqilla keluar. Kalau mama butuh apa-apa panggil Aqilla ya. Mama juga gak usah berterima kasih,sebagai anak sudah menjadi kewajiban menolong dan merawat orang tuanya." Ujar Aqilla. Setelah berpamitan dan mencium tangan ibunya sekilas ia pun segera beranjak menuju kamarnya sendiri.
Miranti menatap kepergian Aqilla, hatinya sedikit tersentuh mendengar penuturan dari sang putri. Dalam lubuk hatinya yang terdalam, sebenarnya ia menyayangi Aqilla. Namun,setiap memikirkan itu dia pasti juga teringat akan masa lalunya yang kelam. Berapa lama lagi ia bisa menyembunyikan rahasia ini. Dia sudah terlalu dalam menorehkan luka di hati Aqilla. Selama ini semua orang yang hanya mengetahui bahwa ia membenci Aqilla karena kepintarannya saja yang berbeda dari sang kakak. padahal di balik itu semua ada trauma besar yang di deritanya hingga membuat nya sangat membenci putrinya itu.
**Flashback on**
"Aku pergi dulu yaa,kamu hati-hati di rumah sama Adnan. Kalau ada apa-apa langsung telfon aku. Ada satpam juga di rumah ini jadi kamu tenang aja yaa."pamit teguh yang akan pergi selama kurang lebih sebulan untuk memantau perkembangan pabrik mebel yang baru buka cabang di pulau sebrang.
"Aku beneran gak boleh ikut? Aku kesepian di rumah sendiri sayang,mana lama banget lagi kamu perginya. Nanti kalau aku kenapa-kenapa gimana?"rengek Miranti bergelayut manja di lengan sang suami.
"Kalau kamu ikut siapa yang akan jaga Adnan, dia kan harus sekolah bentar lagi juga ujian kan. Udah kamu tenang aja secepatnya aku akan pulang ya."ujar teguh memberi pengertian kepada sang istri.
Dengan terpaksa Miranti harus merelakan Teguh pergi dan meninggalkan nya sendiri. Toh, dia juga ada pekerjaan di rumah makan nya jadi dia bisa menyibukkan diri selama teguh tak ada. Setelah memberi kecupan manis di bibir Miranti, Teguh pun berjalan memasuki mobilnya dan kemudian melaju meninggalkan rumahny.
Tepat tengah malam saat semua orang sudah terlelap, seseorang masuk ke kamar Miranti melalui jendela yang tak terkunci. Dengan langkah pelan pria bertopeng itu mendekati ranjang Miranti yang tengah tertidur pulas. Tubuhnya yang hanya memakai piyama tipis dan di tutupi selimut mengundang hasrat pria tersebut.
Perlahan ia sudah berada di tepi ranjang Miranti. Mengelus pipinya lembut, menyingkirkan anak rambut yang menutupi wajah manisnya. Area kejantanan nya sudah mendesak ingin keluar, ia tak tahan lagi untuk menghabiskan malam bersama Miranti. Tangannya menyusuri setiap inci tubuh Miranti dengan penuh hasrat.
Miranti yang merasa terusik,perlahan membuka matanya. Ia terkejut melihat sosok pria bertopeng yang telah berada di depannya. Miranti bergerak mundur seraya menutupi dirinya. Ia merasa ketakutan,bagaimana bisa ada orang yang masuk ke kamar nya tanpa izin.
"Siapa kamu berani sekali kamu masuk ke kamar saya. Jangan macam-macam kamu yaa,keluar kamu dari sini." Teriak Miranti.
"sstt.. sayang jangan berisik, mumpung suami kamu tidak ada mari bersenang-senang dengan ku. Aku sangat menantikan waktu ini. Apa kamu tidak merindukan ku hmm"ujar pria itu. Ia semakin mendekat ke arah Miranti dan mengungkung nya.
Sepertinya suara itu tidak asing. Siapa sebenarnya lelaki ini. Miranti yang sudah berkeringat karena ketakutan tak bisa kabur. Mau berteriak sekuat apa pun tetap saja tidak ada yang mendengar nya karena kamar pribadi nya memang di desain kedap udara. Mata Miranti bergerak ke sana kemari mencari sesuatu yang bisa melindungi nya. Namun sialnya tanpa sadar ia sudah berada di sudut tempat tidur.
"Sayang kau mengenali suaraku bukan, apakah kau masih mencintai ku juga. Bukankah kau sudah berjanji untuk kembali padaku lagi. Mengapa sekarang melupakan ku begitu saja."ia berucap pelan. Memandang Miranti penuh nafsu.
Dia sudah tak tahan ingin segera melucuti Miranti dan bermain dengannya. Tapi sekarang ia sangat menikmati wajah Miranti yang sedang ketakutan. Lelaki itu pun membuka topengnya dan seketika membuat Miranti syok. Benar dugaannya, itu adalah mantan kekasihnya dulu, Pasha. Mengapa ia kembali setelah rumah tangganya harmonis. Dulu mereka memang menjalin hubungan namun karena orang tua Miranti tak setuju dan malah menjodohkannya dengan Teguh hubungan mereka pun terpaksa kandas. Setelah beberapa tahun tak bertemu,ia mengira bahwa mantannya ini sudah melupakan nya dan dia sendiri sudah hidup tenang dan nyaman dengan Teguh.
Tapi sekarang lihatlah dia kembali. Mau apa dia datang kesini di saat suaminya tidak ada."pergilah,kita sudah tidak ada hubungan apapun lagi. Aku sudah tenang bersama keluarga kecil ku. Tolong jangan ganggu aku lagi"ucap Miranti. Wajahnya sudah pucat pasi.
"Kau pikir setelah meninggalkan mu begitu saja aku bisa melupakan mu Miranti. Aku hanya ingin memberi sedikit kenangan terakhir di antara kita. Dan setelahnya aku tidak akan mengganggumu lagi"
Pasha bergerak dengan cepat ke arah Miranti dan melucuti pakaiannya dengan paksa. Miranti berusaha keras mendorong tubuh Pasha menjauh darinya. Namun usahanya sia-sia tenaga Pasha lebih kuat darinya. Pasha mengikat tangan Miranti ke belakang dan menyumpal mulutnya dengan piyama yang telah di robeknya.
Pasha pun melancarkan aksi bejatnya itu, ia melakukan nya dengan sangat kasar membuat Miranti menangis dan merintih merasakan sakit di area kewanitaan nya. Tapi itu malah membuat Pasha semakin bergairah. Tidak hanya sekali dia melakukannya berkali-kali hingga tubuh Miranti lemas tak berdaya.
"Terimakasih sayang,meskipun bukan aku yang pertama kali tapi aku senang bisa menikmati tubuhmu juga. Aku harap ada benih yang tumbuh nanti,tolong jaga anak itu untuk ku ya. Cup.. aku pamit pergi." Pasha memberikan kecupan singkat dan membelai rambut Miranti. Setelah puas ia kembali melepaskan ikatan di tangan Miranti dan keluar lewat jendela.
"Brengsek kamu Pasha!! Aku benci kamu, aku benci diriku sendiri!! Aku pastikan kamu akan mendekam di penjara Pasha !! Mas teguh maafin aku udah kecewain kamu! Akhhhh..." Miranti teriak dengan sisa tenaga, menjambak rambut nya sendiri. Ia menangis dan melempari semua benda di kamar nya. Merutuki kebodohannya,bukankah sama saja dia sudah mengkhianati sang suami. Tubuh yang hanya ia berikan kepada suaminya kini juga di nikmati oleh mantan kekasihnya.
Miranti berjalan ke kamar mandi yang ada di dalam kamar nya. Mengguyur tubuhnya dan menggosok kasar badannya hingga terluka. Namun tetap saja itu tidak ada gunanya. Ia tetap akan menjadi istri yang durhaka sudah bermain api di saat suaminya tengah bekerja. Miranti terisak di bawah shower yang menyala, memikirkan bagaimana jika ia hamil dan Teguh pasti sangat terkejut. Dalam waktu sebulan dia tidak tidur dengan suaminya tapi ketika suaminya pulang nanti mendapatkan kabar kalau dia hamil. Apakah teguh akan menceraikan nya nanti? Atau dia harus menggugurkan nya dan mengorbankan bayi tak berdosa itu?
penulis nya siapa
editor nya siapa
jumlah halaman nya berapa
tokoh utama nya apa
tempat tinggal nya dimana
memiliki keinginan apa
menghadapi kendala apa.