Kirana Putri, seorang gadis cantik dan baik hati, tanpa disadari jatuh cinta pada seorang pria misterius bernama Dirga Praditama. Namun, Kirana tidak tahu bahwa Dirga sebenarnya menyimpan dendam mendalam terhadap masa lalu keluarga Kirana yang telah merenggut kebahagiaan keluarganya. Dalam perjalanan kisah cinta mereka, Kirana dan Dirga dihadapkan pada berbagai rintangan dan konflik hingga pada suatu hari Kirana pergi meninggalkan Dirga tanpa jejak.
Akankah cinta mereka mampu menyatukan keduanya, ataukah mereka harus rela berpisah demi kebahagiaan masing-masing? Hanya waktu yang akan menjawabnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meindah88, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab.11
" Dirga, angkat dong!" ucap Bianca kesel dan melempar ponselnya ke sembarangan arah.
" Aku harus menemui Dirga di kantornya, aku ingin meminta maaf padanya.
Beberapa hari berlalu setelah pertengkaran Bianca dan Dirga, keduanya tidak pernah saling berkomunikasi apalagi bertemu. Beberapa kali Bianca menghubungi Dirga namun diabaikan.
Bianca merasa geram karena dirinya ke Jakarta hanya untuk Dirga.
"Aku akan mengirim seseorang memata-matai Dirga, termasuk tempat perusahaan baru Dirga saat ini.
"Hallo, Non. Saya sudah dapat tempat perusahaan pak Dirga.
" Aku segera ke sana. "Ujarnya dan bergegas pergi.
Di sebuah ruangan seorang gadis dengan mata berkaca-kaca menyelesaikan berkas-berkas yang makin banyak bertumpuk di mejanya. Entah apa maksud atasannya sehingga melakukan hal seperti ini padanya. Suci dibentak tanpa tahu kesalahannya, hingga siang ini, Kinara tidak sempat keluar makan mengisi perut karena baru saja Dirga datang memarahinya.
" Bawah ke ruanganku semua berkas-berkasnya, kamu kerjakan di sana! " Di sini kamu banyak main bersama teman- tamanmu, " ujar Bima lalu keluar dari ruangan Kinara.
Rekan-rekan Kinara yang lain ikut bersimpati padanya, ada juga yang mencebirnya.
" Mbak bantu bawah berkasnya ya, " Ujar Nisa kasihan.
Semenjak kedatangan Dirga diperusahaan itu, dia selalu menampakkan wajah datarnya, sehingga para orang- orang nampak segan padanya.
" Kinan tidak ingin merepotkanmu, mbak, " ujar Kinara. Dia tidak enak hati pada Nisa, karena setiap ada masalah selalu saja Nisa membantunya.
" Tidak ada masalah Kinan, kita saling membantu ya, " ujarnya bijak.
Merry tidak terima dengan hal itu, seharusnya dia yang berada di posisi itu termasuk berada dalam ruangannya. Merry mengepalkan tangan dan mengikuti langkah Kinan menuju ruangan atasannya.
Tok Tok Tok."
"Masuk!" sahut Kinan dengan mengulas senyum seperti memiliki sebuah rencana.
" Ceklik."
" Kamu," ujar Dirga seketika berdiri kaget melihat siapa yang ada di depannya.
Dengan penuh percaya diri, seseorang yang berada di depan Dirga segera masuk ke dalam ruangan.
Tiba-tiba Dirga merasa tidak mut dan tidak langsung menanggapi kehadiran orang tersebut, rasa kesal masih menyelimuti dalam ruang hatinya kala mengingat kejadian di waktu itu.
" Ada apa kamu datang ke sini, Bianca? " datar Dirga.
Ya, pagi ini Bianca datang ke perusahaan Dirga dan langsung menuju ke ruangannya setelah menjelaskan pada petugas bahwa dia ada janji bersama pak Dirga, dan yang dilakukan ternyata berhasil.
Walaupun sakit hati atas sambutan Dirga padanya tapi dia tidak peduli, dia harus bisa mengambil hati Dirga kembali seperti dulu.
" Kamu tidak senang aku di sini, Dir. Kenapa ?"
" Kamu masih marah sama aku ?" Dirga masih membungkam, rasa muak dalam dirinya seketika melihat sahabatnya itu.
" Dirga, aku minta maaf, aku tidak sengaja melakukannya. " ujarnya meraih tangan pemuda itu.
" Lepas tanganku !" datar Dirga.
" Dirga, aku mohon maafin aku ya ! Aku janji tidak akan melakukannya lagi.
" Dirga, aku akan melakukan apa saja yang penting kamu memaafkan diriku." Bianca berlutut di kaki Dirga demi memohon ampunan nya.
" Hentikan, Bianca ! " Bangun dan jangan melakukan hal sekonyol ini !"
" Aku tidak ingin berhenti jika kamu tidak memaafkan aku, " ujar Bianca manja.
Dirga Praditama menghelah napas kasar mendapati sikap keras kepala Bianca.
" Ok, aku memaafkanmu, tapi janji tidak mengulangi lagi kelakuan menjijikkan kamu itu.
Hati Bianca sakit mendengar ucapan sahabatnya namun demi cintanya, dia rela menurunkan egonya.
" Iya, aku janji tidak akan mengulangi.
Bianca merasa lega akhirnya dia Bisa meluluhkan keras hati Dirga.
" Dirga, makan yuk, aku sengaja bawah makanan kesukaan mu dari rumah. " ujarnya kemudian menata makanan tersebut di meja antik ruangan Dirga.
Karena lapar Dirga menerima apa yang diberikan Bianca tanpa berpikir lagi.
" Aku suapin ya Dirga, " ijinnya karena tidak ingin mencari masalah.
" Tidak usah, aku bisa sendiri," tolaknya.
" Sekali-kali dong Dirga, jarang-jarang kita bersama kan, lagian akhir-akhir ini kamu sibuk.
Dengan terpaksa Dirga menerima suapan dari Bianca demi menjaga perasaan nya.
" Ceklik".
"Permisi pak, eh maaf !
Pandangan keduanya pada gadis ber'agamis di depan pintu menunduk menggigit bibir bawahnya.
" Maaf pak, sejak tadi saya ketuk pintu tapi tidak ada sahutan dari dalam, terpaksa saya buka sendiri,"ujarnya menunduk ketakutan.
Kinan sangat takut karena merasa menggangu atasannya bersama sang kekasih.
" Heh, tidak sopan kamu ya, ini ruangan bos kamu, bukan ruanganmu. Jangan masuk sesuka hatimu," ujarnya memarahi gadis di depannya.
" Ma-maaf," ujarnya semakin menunduk.
" Maaf kamu bilang, kamu itu kurang etika. Tidak sopan dengan atasan, lalu dengan mudahnya kamu meminta maaf.
" Bianca, hentikan !" tegur Dirga.
" Tapi Dirga, gadis ini tidak boleh dibiarkan seenaknya nanti dia makin ngelunjak.
" Aku bilang hentikan !" tekan Dirga makin tidak suka dengan kelakuan Bianca.
Bianca mengepalkan tangan menatap tajam gadis di depannya.
" Masuk!" ujar Dirga pada Suci.
Dirga ragu namun takut membantah perintah sang atasan.
Bianca sangat cemburu melihat gadis ber'agamis itu, dia melihat Dirga menatap gadis itu tanpa berkedip.
Kenapa dia di sini, Dirga ? Bukankah dia juga punya ruangan. " Bianca merasa tidak terima dengan kehadiran wanita tersebut.
" Dia punya pekerjaan yang makin menumpuk. Dia a harus menyelesaikan secepat mungkin, karena itu aku memanggilnya ke ruanganku, banyak hal yang harus kuajarjan padanya." Jelas Dirda.
Namun Bianca tidak bisa menerima karena dirinya takut Dirga jatuh hati pada wanita tersebut.
" Baiklah, kalau memang seperti itu tidak apa-apa," ujarnya mengalah namun hatinya tidak terima.
" Kita lanjut makan lagi ya, "ajaknya dan Dirga menurut.
Dalam ruangan tersebut Kinara seakan sebagai pion di tempatnya. Sekali-kali melirik pada kedua insan tersebut yang saling menyuapi dan melempar candaan.
Ada rasa bergemuruh di hati Kinan melihat kebahagiaan dua insan itu. Ingin keluar dari ruangan tersebut namun pekerjaannya belum selesai.
" Apa perempuan itu sekertaris kamu, Dirga? " cerca Bianca ingin tahu.
Dirga mengangguk membenarkan ucapan sahabatnya.
Tubuh Bianca berdesir menahan amarah mengetahui kebenarannya.
" Dia akan kujadikan sekertaris pribadi ku, aku melihat kinerjanya lumayan bagus," ujar Dirga setelah selesai makan dan Kinara mendengar itu.
" Dan kamu satu ruangan dengannya ?" Bianca tidak suka dengan penuturan Dirga.
" Lihat bagian sana, ada ruangan tersendiri untuknya," tunjuk Dirga.
" Tapi sama saja kan kalau kamu satu ruangan dengannya, hanya sekap saja yang membatasi kalian," Bianca makin gencar protes.
" Memangnya kenapa ? " Ada masalah dengannu ?" kesal Dirga.
" Ma-maaf, aku tidak bermaksud berkata begitu. " Ucapnya takut menatap Dirga.
" Aku masih banyak pekerjaan, sebaiknya kamu pulang saja," ujar Dirga dan Bianca menatapnya tidak percaya.
Dengan kesal Bianca keluar dari ruangan Dirga saat itu juga.
" Jika sudah selesai, simpan di mejaku," sahut Dirga mengagetkan Kinara.
" Lagi sedikit pak."
Suci berkeringat dingin seketika, apalagi saat ini Dirga datang mendekatinya.
" Jangan terlalu santai, kalau seperti ini cara kerjaanmu, saya akan memotong gajimu.
Kinara memejamkan mata, pekerjaan yang tidak ada ada habisnya dan gaji pun ingin dipotong.
" Ya Allah, cobaan apa lagi ini," batinnya.