Rehan merupakan putra bungsu dari pasangan pengusaha konglomerat perusahaan terkemuka baru saja pindah kekota Batam setelah selama dua tahun tak tinggal bersama orang tuanya karena permasalah dengan sang ayah.
tujuannya pindah adalah untuk mencari pengalaman dan membangun sebuah perusahaan yang akan di gunakan untuk balas dendam dengan sang ayah yang meremehkan nya hingga berujung kabur dari rumah. beruntung ibu nya yang baik memberikan perusahaan yang di ambang kebangkrutan. sebuah jalan telah tercipta. mampu kah Rehan membalaskan dendam kepada sang ayah.? seperti apa perjalanan nya.? simak cerita di bawah ini.!
cerita ini adalah fiksi maaf apabila ada kesamaan nama krakter atau tempat.
semua cerita ini hanya khayalan semata tanpa ada niat menyungung siapapun. maaf sebesar besarnya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Isam M.badrul hisyam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 11 KEMBALI TENANG
paman bara mengejar rehan hingga ke lantai 1, di sana rehan tengah berdiri di depan lobby.
"tuan muda, apa anda hendak pulang.? tanya paman bara, Rehan menoleh kearah suara."
ya" sahut Rehan.
paman bara segera berlari menuju parkiran,
beberapa menit kemudian sebuah mobil berhenti di depan rehan. paman bara keluar dari mobil lalu membukakan pintu.
"silahkan tuan muda."
Rehan masuk kedalam mobil lalu duduk dengan tenang, tanpa bicara sepatah kata pun. paman bara dengan segera mengemudikan mobil itu keluar dari perusahaan, menuju rumah Rehan. sepanjang jalan, Rehan hanya diam dengan wajah yang datar. paman bara yang melihat itu langsung membuka pembicaraan.
"tuan muda apakah sesuatu mengganggu pikiran anda.? tanya paman bara."
"tidak, jawab Rehan singkat."
"begitu yah."
paman bara yang mendengarkan hall itu menghentikan untuk lanjut berbicara. dari cara berbicara dan nadanya, paman bara sangat yakin rehan sangat enggan mengobrol. akhirnya sepanjang perjalanan paman bara enggan berbicara sepatah katapun.
sampai di rumah Rehan masih saja tidak berbicara sepatah kata pun. ia langsung masuk kedalam rumah begitu pintu di buka oleh paman bara. paman bara yang melihat hal itu bertanya tanya.
"sebenarnya apa yang terjadi dengan tuan muda sampai ia tidak berbicara sedikit pun."
paman bara langsung pergi dari rumah Rehan begitu pintunya langsung di banting setelah Rehan masuk. paman bara berpikir mungkin suasana hati rehan sedang buruk. alhasil ia hanya bisa kembali besok begitu suasana hatinya sudah membaik.
Rehan masuk ke kamar nya, dan membantingkan tubuhnya ke atas tempat tidur. kedua matanya menatap langit kamar.
"kenapa hatiku merasa tidak tenang yah.?
ada apa sebenarnya denganku.? gumam rehan.
Samapi set 7 malam ia hanya bermalas-malasan dan tidak melakukan apapun. akhirnya ia bangkit untuk mandi setelah hatinya tetap merasa tidak tenang.
setelah menunaikan ibadahnya, ia kemudian mengeluarkan mobil untuk mencairkan suasana hatinya yang tidak baik dengan jalan jalan sebentar.
mobil pun meninggalkan rumah berlantai 2 dan melaju pergi ke jalanan kota, keadaan jalan masih saja padat meskipun sudah malam. yang membuat hatinya semakin tidak tenang. begitu melihat mall yang kemarin ia datangi, muncul di pikirannya untuk mampir kesana.
mobil masuk diparkiran mall, Rehan keluar dari mobil dan menunju ke area belanja.
di lantai 2 ia kembali memperhatikan sekeliling nya seperti kemarin.
nampak acara fashion show masih di laksanakan sampai sekarang.
mata Rehan mencari kesana kemari mencari perempuan muda yang ia temui tempo lalu.
langkah rehan mengitari lantai 2 dengan mata yang trus melirik kesana kemari, dan melihat acara fashion show yang masih berlangsung.
beberapa saat kemudian langkahnya terhenti begitu melihat perempuan muda yang menggunakan gamis merah muda dengan balutan jilbab yang sama. perempuan itu tengah tampil di atas panggung. gerakan dan senyumannya membuat rehan terseyum lebar. rasa tenang kemudian muncul di hatinya yang sedang kacau.
perempuan itu terus berjalan di atas panggung lalu turun setelah penampilannya selesai, perempuan itu merasa ada yang memperhatikan nya dari lantai 2, ia pun mendongakkan kepalanya kearah lantai 2.
matanya bertemu dengan mata Rehan. secara tidak sadar wanita muda itu pun tersenyum, sembari menggerakkan matanya begitu melihat Rehan di lantai 2.
hanya beberapa saat saja momen itu terjadi, perempuan itu kemudian melihat sekeliling, lalu duduk di tempat model yang telah di sediakan. Rehan diam mematung ketika matanya bertemu dengan mata perempuan muda itu. hatinya yang sejak pagi tidak tenang seperti di jemur di bawah teriknya matahari, begitu melihat perempuan muda itu ia merasa hatinya sangat sejuk.
Rehan trus melihat perempuan itu dari lantai 2.
sampai acara fashion show selesai Rehan masih berdiri di sana, perempuan itu bergerak meninggalkan acara fashion show, ia berjalan dengan beberapa perempuan muda menuju pintu mall. Rehan melihat ke sekeliling nya,
beberapa toko mulai tutup, matanya beralih melihat ponsel yang ada di sakunya, jam sudah menunjukan set 10 malam.
menyadari jam operasional mall sudah hampir habis, ia dengan segera turun menuju parkiran dan mengambil mobilnya.
parkiran sudah sepi hanya tersisa beberapa kendaraan saja.
Rehan segera masuk kedalam mobil lalu keluar dari parkiran mall, di luar mall dekat pinggir jalan, seorang perempuan muda tengah melirik kesana kemari, seperti sedang menunggu sesuatu. berulang kali ia melihat ponselnya. perempuan muda itu terlihat kebingungan.
Rehan yang mengendarai mobil dengan pelan, melihat perempuan muda itu dari kejauhan.
dengan cepat ia mengenali perempuan muda itu.
mobil dengan cepat menuju dan berhenti di depan perempuan muda itu. perempuan muda itu terkejut melihat ada mobil berhenti di depannya. kaca mobil di turunkan.
"sedang menunggu siapa.?"
tanya Rehan.
perempuan muda itu terkejut mendengar ucapan itu. ia menundukkan kepalanya melihat orang yang ada di dalam mobil.
"lagi menunggu jemputan taksi."
ujar perempuan muda itu.
Rehan melirik jam di dasbor mobilnya.
jam sudah menunjukkan set 10 malam.
"masuklah, aku akan mengantarkan kamu pulang." ujar rehan.
perempuan muda itu kebingungan mendengar perempuan muda itu,
tangan Rehan segera membukakan pintu mobil dari dalam.
"masuklah."
perempuan muda itu meraih gagang pintu mobil kemudian masuk.
ia kemudian duduk di sebelah rehan.
"pakai sabuk pengaman."
"iya."
mobil mulai melaju meninggalkan mall dan menuju kejalan raya,
di dalam mobil perempuan muda itu melihat kearah Rehan dengan seksama.
kemudian ia mulai mengenalinya.
"eh kamu bukanya yang nemuin Bros bunga ku yang jatuh kemarin yah.? tanya perempuan muda itu.
"Rehan menoleh sambil menjawab."
iya, namaku rehan.
oh, perkenalkan nama ku Bella.
ujar perempuan muda itu.
nama yang cantik sesuai dengan orang nya.
balas Rehan sepontan.
mendengar itu Bella tersipu malu, ia menjadi gugup. sudah berapa lama jadi model muslim seperti itu.?
tanya Rehan.
Bella menjawab dengan gugup dengan pipi yang sedikit memerah. sudah 3 tahunan.
cukup lama juga yah, pantas saja kamu terlihat berpengalaman di acara fashion show tadi.
"apakah kamu tadi memperhatikan ku.?"
"tentu saja." ujar rehan.
Bella semakin malu dan wajahnya juga semakin merah seperti daging panggang,
ia yang awal duduk mepet dengan pintu semakin memepet lagi dengan pintu.
kedua tangan nya memegang tas yang ada di pangkuannya.
kepalanya agak menunduk, ia merasa gugup dan was-was karena baru pertama kali ia duduk dengan seorang laki-laki.
terlebih lagi ia hanya berdua di dalam mobil.
beberapa saat kemudian, Rehan pun mulai berbicara untuk mencairkan suasana.
"oh iya, rumah mu di dekat mana."
tanya Rehan.
suara rehan mengagetkan Bella, ia baru sadar belum memberitahukan alamat rumahnya.
rumahku di daerah tiban.
"tiban.".
baiklah, coba kamu tunjukan lokasi rumah mu di map, biar aku mudah mencari jalanya.
ujar rehan sembari menekan tab yang ada di dasboard mobilnya.
dengan segera Bella mencari lokasi rumah nya di dasbor mobil rehan.
beberapa saat kemudian Bella selesai mencari lokasi rumahnya.
Rehan melihat lokasi rumah yang sudah di cari oleh Bella.
tangannya dengan segera menggeser layar tab. dan muncul rute jalan yang harus di tempuhnya.
Rehan dengan segera melajukan mobilnya mengikuti rute yang tertera di map.
Bella Duduk dengan tenang, setelah mencarikan lokasi Rumahnya dan ia tidak berbicara sedikitpun.
setengah jam kemudian mobil akhirnya sampai di rumah sesuai dengan rute map yang di tuju.
di depan teras rumah terlihat seorang laki laki paruh baya sekitar umur 45 tahunan tengah duduk sambil membaca koran.
ok." sudah Samapi" ujar rehan.
ah iya, makasih banyak yah sudah mengantarkan aku pulang.
ujar Bella.
ia tidak masalah.
apa kamu ingin mampir dulu untuk beristirahat.?
ah terimakasih,
ujar rehan.
hari sudah semakin larut malam.
tidak baik bertamu dengan jam segini.
"baiklah lain kali jika bertemu aku akan membalas kebaikanmu."
hati hati di jalan, sekali lagi terimakasih.
assalamualaikum.
walaikumsalam.
balas Rehan.
Bella membuka pintu lalu turun dari mobil.
begitu Bella turun rehan membunyikan klakson, lalu mengendari mobilnya pergi dari tempat itu.
Bella menganggukan kepalnya lagi.
begitu mobil rehan pergi menjauh darinya.
ia berbalik masuk kedalam halaman rumahnya. di sana ia melihat ayahnya yang sedang duduk di teras sambil membaca koran.
assalamualaikum ayah.
ujar Bella.
assalamualaikum.
balas ayahnya.
Bella mencium tangan ayahnya itu.
"maaf pulang telat yah.
mobil yang biasa mengantarku sedang mengantar model lain.
jadi terpaksa aku menunggunya tadi. untungnya ada orang yang berbaik hati ingin mengantarkan aku pulang.
oh begitu, pantas mobil yang mengantarkan mu tadi berbeda. yasudah, masuklah sana.
untuk beristirahat.
"baik yah."
Bella masuk kedalam rumah. ayahnya masih di teras rumah sambil membaca koran.
sementara itu Rehan mengendari mobil di jalan raya dengan hati yang sudah kembali tenang.
1 jam kemudian ia telah Samapi kembali di rumahnya, setelah memarkirkan mobilnya, ia langsung masuk ke kamarnya dan tidur.
kerena jam sudah menunjukkan set 12 malam. dan sudah lewat jauh waktu tidurnya.
up dable up dong thor
masa masih mikir mau ketemu sama siapa..
tapi klo tulis seorang gadis ,, pas klo di bilang Siswi..
walau gadis n wanita itu sama2 perempuan. tapi konteks nya beda.. itu menurut aye.