Mencintai Gadis Biasa

"Tapi beneran gak ada tuan, bahkan bibi belum melihat nona sejak tadi pagi dia berangkat"

DEG. perasaan tak nyaman dan pikiran negatif pun mulai berkecamuk di benak Ronald, membayangkan terjadinya sesuatu yang tidak diharapkan pada Lusy, Ronald benar-benar merasa dunianya saat ini sedang di ambang kekacauan

"David, Lusy hilang, cepat kerahkan para pengawal untuk mencari nya sekarang juga" perintah Ronald pada David

"Baik tuan muda"

Pencarian pun segera di lakukan, dimulai dari titik awal di mana Lusy meninggalkan rumah sakit sebelumnya, pelacakan memakan waktu cukup lama

Sementara di sisi lain...

Lusy menatap tajam pada wanita yang ada dihadapan nya saat ini, tatapan mata yang sebelumnya mencerminkan kerinduan yang teramat dalam kini seketika berubah menjadi tatapan penuh kebencian, ketika sebongkah alat dengan mesin waktu yang di pasangkan pada tubuhnya, tak hanya mata yang terasa perih akibat menangis sebelumnya bahkan hati Lusy pun kini telah terasa remuk melebihi perasaan seseorang yang tengah patah hati akibat putus cinta

Harapan akan bersatu kembali dan membina keluarga yang utuh bersama dengan ayah dan ibu nya kini sirna lah sudah, tak ada lagi yang bisa di lakukan oleh Lusy kecuali membiarkan apa yang akan terjadi, ia berfikir mungkin kah setelah ini ia masih bisa melihat sang ayah meski untuk yang terakhir kalinya

Air mata pun perlahan kembali mengalir saat Lusy kembali teringat sosok ayah yang selama ini telah merawat dan membesarkan nya seorang diri dengan melewati berbagai macam rintangan hidup

"Ayah, maafkan Lusy ya yah, mungkin setelah ini Lusy gak bakal bisa jenguk ayah di rumah sakit lagi, maaf karna Lusy gak bisa jadi anak yang berbakti sama ayah dan Lusy gak sempat bahagiakan ayah, maaf ayah, Lusy sayang ayah" Kata-kata terakhir yang terucap dalam hatinya bersamaan dengan tetesan air mata yang akhirnya luruh begitu saja tanpa bisa di tahan oleh sang empunya

"Nyonya Melisa, Kau memang bukan ibuku, kau benar-benar kejam dan kau tak lebih dari seorang wanita hina yang haus akan kekuasaan dan harta, aku tidak akan pernah memaafkan mu"

Lusy yang berbicara dalam keadaan terikat oleh rantai besi dengan gembok yang besar serta sebuah b*m waktu yang terpasang pada tubuhnya, ia hanya bisa diam tanpa bisa berbuat apa-apa selain pasrah dan berharap akan ada keajaiban yang diberikan oleh Allah dengan mengirimkan bala bantuan untuk menyelamatkan nya

"Hahaha... Sejujurnya aku juga tidak pernah berharap kau memaafkan ku, karna aku juga tidak pernah Sudi memiliki anak seperti mu, sebelum kehadiranmu membongkar semua rahasiaku pada anak dan suamiku, lebih baik aku menyingkirkan mu terlebih dahulu, Hahaha..."

"Bahkan jika hari ini aku benar-benar mati, aku tidak akan pernah membiarkan hidup anda menjadi tenang, sampai aku mati sekalipun aku akan membalaskan dendam sakit hati ayah ku terhadap anda selama ini"

"Hemm. benarkah? kau mau mengancam ku? Maaf tapi sepertinya aku tidak takut sama sekali, Hahaha...."

Adu mulut semakin menjadi, waktu yang tersisa sudah tidak banyak lagi, hanya tinggal menunggu hitung mundur maka semuanya akan berakhir

"Menangis lah sepuasnya Lusy, karna waktumu sekarang sudah tidak banyak lagi. Hahaha..."

"Berhenti...!"

Suara yang begitu menggelegar seketika memenuhi seisi ruangan, seseorang dengan gagah nya melangkah bersama dengan beberapa pengawalnya menuju tempat dimana nyonya Melisa dan anak buahnya menyekap Lusy

"Ronald, jangan datang, jangan mendekat...!" teriak lusy dengan suara nyaring ketika mengetahui yang datang ternyata adalah kekasihnya yang selama ini ia tak mau mengakuinya secara langsung

Ronald tak kuasa untuk tidak berlari ketika melihat wanitanya yang saat ini tengah dalam bahaya namun satu hal yang tidak ia ketahui bahwa di tubuh Lusy terdapat sebuah bom yang terpasang dengan waktu yang telah di atur

"Lusy, Lusy sayang kau baik-baik saja kan, aku akan menyelamatkan mu, kau tenang lah" ucap Ronald yang khawatirkan kekasihnya

"Pengawal. Tangkap para b*debah itu dan hancurkan mereka semua.!" ucap Ronald yang memberi perintah pada anak buah nya

Dengan sigap David beserta pengawal lainnya membekap orang-orang itu

"Lepaskan aku, aku tidak bersalah, wanita itu memang pantas untuk mati,-

"Ronald buka mata mu, dia tidak pantas untuk mu, Naina yang lebih pantas menjadi pendamping hidup mu, wanita j*Lang ini tidak lebih dari sekedar sampah yang tidak berguna"

"DIAM...!- berani bicara omong kosong lagi akan ku potong lidah mu" bentak Ronald yang semakin marah dan tak terima dengan ucapan Melisa

"Tidak, aku benar-benar tidak percaya kau akan membela wanita murahan ini di hadapan ku"

"Siapa yang kau sebut wanita murahan. Dia adalah wanitaku, sekali lagi aku tegaskan.! jika mulutmu itu berani berbicara kotor lagi tentang wanita ku, aku tidak akan segan-segan membuat hidupmu menderita"

Ronald benar-benar sudah muak dengan wanita paruh baya yang ada di hadapan nya saat ini, sedangkan Nyonya Melisa sendiri masih .merasa tak percaya dan dak terima dengan apa yang di katakan oleh Ronald langsung di hadapan wajah nya

"David cepat singkirkan wanita itu dari hadapan ku!" perintah Ronald yang sudah tak tahan lagi dengan keadaan saat ini

"Tunggu... Baiklah jika itu yang kalian mau, aku tidak akan menghalangi lagi, toh sebentar lagi bukan hanya wanita itu yang akan mari tapi kalian semua yang ada di sini juga akan mati, hanya tinggal menunggu beberapa saat lagi, Hahahahaaa"

Suara tawa yang terdengar sangat mengerikan sehingga membuat semua orang yang mendengarnya menjadi merinding (Udah kayak macam kuntilanak aje😅)

Lusy menatap wajah lelaki yang saat ini tengah memeluknya dengan sangat tulus, ia tak Takan lagi untuk menyimpan air mata nya sehingga buliran cairan bening itu kembali luruh tanpa permisi

"Lusy, apa maksud wanita itu.?" tanya Ronald yang masih tak menyadari situasi saat ini

"Di belakangku, mereka memasang sebuah ledakan, mungkin sekarang tidak akan ada waktu lagi, Ronald tolong lindungi ayahku untukku, sekarang aku hanya punya kamu untuk memenuhi harapan terakhir ku"

"Tidak, sayang aku mencintaimu, aku tidak akan membiarkan kamu mati begitu saja, aku akan menyelamatkan mu dan membawamu keluar dari sini" ucap Ronald sangat begitu tulus

Seorang lelaki yang begitu terkenal dengan sikap dingin dan arogan nya, Lusy tak percaya kala menyaksikan pemandangan yang ada di depan matanya, Rasa sedih bercampur haru kala mendengar Sebuah pengakuan yang secara tidak langsung telah keluar dari mulut Ronald saat ini

"Ronald, aku juga mencintai mu" balas Lusy yang tak kalah tulus

.

.

.

BERSAMBUNG