NovelToon NovelToon
Alunan Takdir

Alunan Takdir

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Genius / Anak Yatim Piatu / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Keluarga / Persahabatan
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: nurliana

Apakah kalian pernah takdir?

Itu yang saat ini sedang Arya usahakan, dia ingin takdir membawa nya kepada sahabat masa kecil, sahabat yang selalu bersama nya di panti asuhan, Arya dipisahkan dari sahabat nya, karena ada sepasang suami istri yang ingin mengadopsi sahabat nya itu, apakah takdir akan membawa Arya pada sahabat nya itu? apakah Arya akan tetap percaya bahwa takdir akan mempertemukan mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nurliana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11 -Alunan Takdir-

Pagi ini, Rania bangun dia merasa badan nya tida sehat, terasa pusing dan juga sulit bangun dari tidur nya, dia membuka sedikit mata nya dan mencoba untuk bangun, Rania membuka pintu kamar nya lalu keluar dan melihat kondisi di luar.

Di sana tidak ada siapapun kecuali Ros, Ros menatap Rania yang sedang berdiri diam di depan pintu dengan wajah yang cukup pucat dan juga basah karena keringat dingin " kenapa kau bangun sangat lama? "

Rania menatap Ros, dia memegang tangan Ros karena tidak sanggup berdiri, kepala nya begitu sakit " nek aku sakit, aku merasa pusing " ucap Rania lalu terjatuh di lantai

Saat ini Dodi dan Wulan sedang berada di luar, karena ada urusan kantor dan juga pemindahan sekolah untuk Rania, karena sebelum nya Rania sekolah di panti " kau tidak bisa bersikap sok manja di hadapan ku, saat ini kedua orangtua angkat mu tidak ada di sini "

Rania menarik tangan Ros dari bawah, karena saat ini sedang duduk di lantai " nek aku ingin menelpon ibu, aku merasa sangat pusing "

Ros tidak peduli, dia pergi dari sana dan meninggalkan Rania yang sedang terduduk di lantai, tak lama setelah Ros pergi, Rania jatuh pingsan, sekitar dua jam, hingga Dodi dan Wulan kembali.

" Iya mas, aku suka sekolah nya karena full day dan juga Rania akan suka, karena dekat dari rumah, nanti kita jemput Rania setelah pulang dari kantor " ucap Wulan kepada Dodi yang berada di samping nya

Dodi melihat mata Wulan yang sangat berbinar dan juga semangat nya yang sangat membara, karena dia baru pertama kali merasakan bagaimana menjadi sosok ibu, walau tidak mengandung dia tetaplah seorang ibu sekarang.

" Iya mas juga setuju, karena di sana sekolah nya hanya ada anak perempuan saja, jadi kita tidak kekeh merasa khawatir kepada Rania "

" Mas aku ke kamar Rania dulu, dia belum bangun juga dan tolong kamu ganti baju, dan jangan letak handuk di atas kasur ya mas " ucap Wulan sambil berjalan menuju kamar Rania

Wulan merapikan baju selagi berjalan, hingga dia melihat Rania yang berada di lantai, dia tergelak di sana, " Rania! " teriak Wulan lalu mendekati Rania

Wulan memegang wajah Rania yang masih panas dan juga baju yang di pakai Rania basah, karena keringat nya sangat berlebihan " mas, mas Dodi " teriak Wulan sambil memegang pipi Rania

Karena Dodi sedang berada di kamar mandi, jadi dia tidak mendengar suara teriakan Wulan, yang datang ke sana adalah Ros, dengan wajah nya yang sangat malas dan juga jutek

" Kenapa kau sangat berisik? kau selalu saja memangil semua orang, suami mu sedang berada di kamar mandi " ucap Ros dengan teriak

Wulan menatap Ros dengan wajah yang sangat kesal, dia juga menangis karena Rania tak kunjung sadar " buk tolong panggil mas Dodi, ini Rania pingsan buk, dia panas buk "

Ross dengan wajah yang malas " kau panggil saja sendiri, bukan kah kah mengatakan bahwa dia adalah suami, kau dan dia bisa mengurus semua nya? Jadi kalian tidak membutuhkan aku " pergi dari sana

Wulan terpaksa meninggalkan Rania sendirian, dia berlari ke kamar nya dan mengetuk pintu kamar mandi, " mas, mas " mengetok dengan sangat keras

Dodi keluar setelah memakai kaos " kenapa Wulan? Kenapa kau menangis? " memegang wajah Wulan

Wulan menatap Dodi " mas Rania mas, dia pingsan mas, dia.. " menangis

Dodi membawa Wulan bersama nya keluar dari kamar dan menuju ke kamar Rania, Dodi mengendong Rania dan membawa nya ke dalam mobil.

" Wulan kamu masuk, kita ke rumah sakit sekarang, Rania sangat panas " ucap Dodi

Wulan menatap Rania yang sedang di masukkan ke dalam mobil, ada darah dari hidung nya " mas Rania berdarah mas " teriak Wulan

Dodi dengan cepat mengusap darah yang keluar dari hidung Rania dengan kaos yang ia pakai, kini kaos nya penuh dengan darah karena itu cukup banyak

" Wulan ambil tisu dan sumbat hidung nya, mas akan bawa mobil sekarang, ayo Wulan " disini berteriak karna Wulan terdiam, dia tidak tau sadar apa yang sedang terjadi

Wulan sadar karena teriakan Dodi, dia mengambil tisu dan menggulung nya, lalu memasukkan nya ke dalam hidung Rani, Wulan memangku Rania di kursi belakang " mas ayo mas " khawatir

*

*

*

Dalam perjalan, Dodi menelpon buk Ratna dan meminta untuk datang ke rumah sakit yang mereka tuju, dan tidak lupa Dodi mengatakan bahwa buk Ratna harus membawa Arya, akan tetapi saat ini Arya juga sedang demam karena dia kehujanan.

Arya menatap buk Ratna nya sedang menerima telpon " ada apa buk? " duduk

" Rania sedang sakit, dia di bawa ke rumah sakit, ini tidak seperti biasanya, karena buk Wulan mengatakan bahwa ada darah juga dari hidung nya " jelas buk Ratna kepada Arya

Arya dengan wajah yang khawatir bangkit dari kasur " ayo kita ke sana buk, jangan sampai terjadi sesuatu kepada Rania, aku tidak mau dia kenapa-napa buk " keras kepala

Buk Ratna memegang jidat Arya " tapi kau masih demam nak, apakah tidak masalah? " khawatir dengan Arya

Arya sama sekali tidak peduli, dia bersiap untuk keluar dan tentu saja buk Ratna setuju dan membawa Arya menuju rumah sakit yang sudah di katakan oleh Dodi kepada nya.

*

*

*

Sampai di rumah sakit, Rania sedang berada di kamar rawat, baju Dodi penuh dengan darah membuat Ratna dan Arya merasa khawatir, karena tidak biasanya ini terjadi pada Rania.

" Kenapa bisa terjadi buk? apakah dia sudah sadar? " buk Ratna yang merasa sangat khawatir

Wulan memeluk buk Ratna " ini salah saya buk, saya ninggalin Rania sendirian, ada banyak darah dari hidung nya buk " menangis dan menyalahkan dirinya sendiri melihat kondisi Rania saat ini

" Sudah buk, ini memang sudah jalan nya, memang sudah akan terjadi buk "

Saat mereka sedang menangis dokter keluar dari ruangan dan meminta beberapa suster membawa kan kantong darah untuk Rania,

" Siapa wali nya? " menatap semua orang yang berada di sana karena ada cukup banyak

Dodi maju " saya ayah nya dokter, ada apa dengan anak saya? kenapa dia dokter? " khawatir, Wulan yang sama sekali tidak sanggup menjawab nya

Dokter menatap Dodi " kondisi nya saat ini sangat kritis, dia banyak kehilangan darah dan juga, dia sudah pingsan kurang lebih selama dua jam, itu membuat pupil mata nya menjadi lemah " jelas dokter

" Dua jam dokter? lalu apakah ada yang lain? "

" Ya dua jam, saat ini tidak ada masalah yang lain, hanya saja untuk saat ini dia tidak bisa di lihat oleh siapapun karena kami sedang melakukan pengobatan dan juga kantong darah nya baru saja datang, saya pamit " kembali masuk ke dalam ke ruangan yang ada Rania

1
Hilda Rahma Dewi
bagus banget novel nya tapi saya juga tetap bahagia banget terima kasih dengan novel toon
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!