Benih Ustadz Firman

***

seperti hari hari biasa semua beraktifitas dengan posisinya masing masing.

rania dan latifah, dengan kuliah nya.

sedangkan bu lastri dengan dagangan nya, dan firman sendiri tengah berada di sebuah ruko yang mana telah di sewa, bersama teman nya dari dua taun lalu.

di sela kesibukan nya sebagai pengajar diam diam firman tengah merintis usaha bersama teman nya di bidang  fashion parfum sebagai nya, karna firman ternyata punya keahlian meracik parfum yang beda dengan yang lain dan menimbul kan wangi yang unik dan mulai banyak di sukai,

kini produk tersebut sudah mulai masuk ke mangsa pasar nasional dan tidak mungkin nanti bisa juga mendunia,

pesanan minggu minggu ini mulai membludak, gegara, teman firman meng endors salah satu selebgram, dan ternyata bayj di sukai oleh fafa fans nya, di situlah asal mulai produk itu mulai laris manis.

dan firman juga mulai mengembangkan nya ke hal yang lain.

"fir kamu memang hebat. puji rekan bisnis nya, yang juga sahabat nya sendiri, yaitu si ramzi  "ah biasa aja zi, buktinya taun taun lalu perkembangan nya sangat lambat, mungkin kali karna aku sudah punya tanggung jawab sebagai seorang suami yang harus menafkahi istrinya,

"barulah allah menjawab do'a do'a kita, tutur firman.

"iya iya, kamu benar fir, dan sekarang juga istriku tengah hamil, bisa dibilang rejeki anak juga kan.

"amin, semoga usaha kita tambah sukses lagi ke depan nya.

"firman, uang mu sebenar nya sudah lebih dari cukup kalau hanya sekedar membeli mobil mobil biasa, ujar ramzi,   "tidak, zi,! aku akan membelikan nya rumah terlebih dahulu, agar lebih lanyak lagi untuk istriku, kata firman.

"luar biasa, kamu, fir, aku tau itu semua tak mudah untuk mu, diambil menantu oleh seorang kyai besar yang kehidupan nya jauh di atasmu.  butuh semangat dan tekad yang besar, seperti sekarang, agar kamu bisa membuat istrimu cukup secara finansial,

firman dari pagi dia habis kan waktunya di tempat itu, tanpa terasa jam sudah menunjukkan pukul, empat sore,

"astaufirullah, ter nyata sudah sore, aku sampai lupa waktu,

"ramzi, aku balik duluan ya, sudah sore ini, takut nya istriku sudah pulang dari kuliah nya,

"ooo iya iya fir, kamu tenang saja, biar aku yang handel sisanya, ujar ramzi,

firman pun kembali kerumah nya dengan motor tuanya tersebut, tak ada rasa  gengsi sedikit pun ketika firman berjalan dengan mengendarai motor itu,

yang ada dalam dirinya sekarang adalah semangat untuk lebih maju lagi agar bisa memberikan kehidupan yang pantas dan layak bagi seorang rania.

ternyata benar saat firman sampai di halaman rumah nya nampak mobil istrinya sudah berada di sana yang artinya rania sudah kembali,

"assalamu alaikum, ucap firman dan itu membuat tiga wanita di rumah itu menoleh ke arah nya,

rania bangkit dan menyambut suaminya dengan menyalimi nya,

tentu hati firman senang mendapat sambutan seperti itu.

"sudah pulang dari tadi dik,! "enggak ustad baru sampai juga, saya tadi mandi dulu di rumah ummi, jawab rania,

bu lastri mengerut kan dahinya ketika mendengar percakapan putra dan mantunya, terdengar formal saat rania masih menyebut kata saya, pada suaminya sendiri, tapi bu lastri tak mau ikut campur perihal rumah tangga putranya, mungkin ning rania hanya belum terbiasa saja pikir bu lastri.

kali ini firman pulang dengan membawa, oleh oleh, dia tadi menyempatkan diri untuk membeli martabak dan ciken crispy kesukaan latifah sedangkan untuk rania firman belum tau apa yang istrinya paling di sukai. karna kurang nya komunikasi.

latifah dengan girang nya menerima oleh oleh dari kakak nya,

"ayo mbak sini, mbak rania juga suka kan, ujar latifah,

rania hanya tersenyum dan mengangguk,

"maaf dik, aku tidak tanya dulu apa kesukaan mu, ucap firman merasa bersalah,

"gak papa ustadz saya juga suka ciken crispy, jadi ustadz gak usah repot repot. jawab rania.

"memang nya dalam rangka apa fir? kamu tiba tiba beli oleh oleh begini, tanya bu lastri, "gak kok buk kebetulan ada rejeki lebih,

firman ikut duduk dan ikut menkmati martabak manis yang dia beli tadi, sedangkan rania memakan ciken itu bersama, latifah.

tak terasa azan magrib berkumandang dari masjid, untuk mengingat kan hambanya agar lepas dari urusan duniawi, dan berkumpul untuk melakukan sholat berjamaah,

aku akan sholat berjamaah di mesjid dulu, sudah lama sejak menikah aku tidak sholat magrib disana, ucap firman sekaligus pamit.

"ya sudah ibu juga mau masuk, kita makan malem nya sehabis sholat isya saja, timpal bu lastri,

kini fiman sudah siap dan rapih, tidak munafiq rania mengakui ketampanan suaminya, ada rasa kagum dalam hatinya, dan tercium sangat wangi ketika firman melewati latifah dan rania,

"aku ke mesjid dulu ya, adek masuk saja ke kamar, ucap firman.

"kak, kakak pakai parfum apa,! kok wanginya beda,

firmaan menoleh dan tersenyum, namun hatinya berkata, kenapa bukan rania yang menyadari aroma parfum nya yang baru ini, ini malah latifah yang berkomentar,

produk baru kakak, doakan ya semoga laris manis, dan bisa membawa kita ke kehidupan yang lebih baik,

"amin ucap rania dan latifah bersamaan.

latifah dan rania ahirnya masuk kamar masing masing untuk melakukan sholat magrib, di kamar masing masing.

sampai waktunya sholat isya' usai,

firmaan turun dari masjid yang tidak terlalu jauh dari rumah nya, dia berjalan hendak pulang ke rumah nya,

"fir, sapa seorang teman firman, dan menyamai langkah firman, "kamu lama tidak datang kesini, sejak kamu menika,!

iya gas, ini baru sempat lagi,! mudah mudahan bisa istiqomah lagi seperti dulu,

"iyaa sih fir aku ngerti kok, pasti karna masih pengantin baru makanya, tak mau lama lama, berpisah dari istri mu kan?

"hahaha, bisa aja kamu, gas, ya sudah aku duluan ya, kasian istriku lama nunggunya, ucap firman sekalian membalas guyonan teman nya itu.

"oya fir, titip salam buat adik mu, teriak bagas karna firman sudah melangkah jauh,

"bilang saja sendiri aku tidak terima titipan, balas firman juga dengan suara yang kencang.

ketika firman sampai dirumah nya, ternyata makan malam sudah di siapkan dan hanya menunggu kedatangan nya saja,

"alhamdulillah, nikmat mana lagi yang kita dustakan, sedangkan malam ini kita bis berkumpul dan makan malam bersama, ucap firman dan menduduk kan dirinya  di bangku tempat makanan di sajikan.

"iya fir, ibu sangat bersyukur di kasih kesehatan dan nikmat yang lain nya, apa lagi di kasih menantu yang solihah dan cantik seperti ning rania,

"ah ibuk bisa aja, amin, ucap rania yang pipinya mulai bersemu merah karna malu dengan sanjungan mertuanya,

"eh,, aku gak di bahas ni,, keluh latifah dan pura pura mencebikkan bibir nya,

"kasih dulu ibu mantu yang sholeh dan ganteng, baru kamu akan dapat pujian yang serupa, goda bu lastri,

"iih gak adil,,,! orang latifah belum ada yang mau,, jawab latifah.

"tenang, tadi ada yang titip salam sama kakak, sambung firman,

"siapa fir taanya ibu nya antusias,

"apa sih bu, kepo amat toh kak firman cuma bercanda,

"barang kali kakak mu serus to fa,,

"aku serius, sambung firman lagi, dia bagas anak mesjid,

bukankah dia masih satu kampus dengan mu,,

"uda uda,,, kenapa jadi bahas aku, sih, "udah makan aja yok. "liat mbak rania ni yang gak kepo putus latifah,

rania hanya tersenyum, melihat interaksi keluarga suaminya yang sangat hangat seperti di keluarganya sendiri.