"I love you, om!!
maaf Tari pergi tanpa pamit, karena ternyata selama ini perasaan Tari, bukanlah rasa sayang seorang ponakan pada pamannya, melainkan rasa sayang seorang wanita pada lawan jenisnya, maaf sekali lagi, Tari pergi tanpa pamit, dan semoga kita bertemu setelah Om menikah."
Itu adalah isi surat dari Mentari Putri untuk pamannya yang bernama Andre tian.
Putri pergi tanpa pamit, karena sungguh jika dia harus pamit secara langsung, rasanya tidak mungkin, Tari tidak akan kuat, sungguh.
Sementara itu yang membaca surat langsung meremas surat tersebut dengan sangat kuat, sampai urat ditangannya terlihat mengeras,-
Dan semoga karya saya kali ini, bisa dinikmati banyak pembaca Aamiin.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ade Diah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berteriak
Tiba mereka ditempat tujuan, di sebuah danau yang sangat indah, dan Mentari yang sedari tadi memendam sakit hati atas sikap Tian, langsung berlari menuju pinggiran danau dan tanpa berpikir lagi dia langsung berteriak.
"Aaaaaaaaaaa" itu saja yang keluar dari mulutnya namun didalam hati, segala umpatan terlontar untuk saling om, Yang memperlakukannya seperti sesuatu yang menjijikan tadi.
"Dasar menyebalkan" hati Mentari dan dia berteriak lagi "Aaaaaaaasaaa"
Apa yang dilakukan Mentari sukses membuat semua orang yang berada disekitaran danau, menatapnya iba, karena mereka tahu jika orang yang berteriak seperti itu memiliki banyak beban atau masalah lebih tepatnya.
Bayu yang melihat apa yang dilakukan Mentari berusaha menahan diri untuk tidak bertanya dulu, sampai Mentari terlihat tenang, dan setelah Mentari terlihat lebih baik, Bayu sebagai perwakilan yang cemas langsung mendekati sang adik.
"Tari, ada apa? ada masalah apa? apa boleh abang Tahu?" ucap Bayu, dengan banyak pertanyaan karena sangat kawatir, pasalnya dia tidak menyangka jika Mentari yang ceria yang dia pikir tidak mempunyai masalah, baru saja berteriak, seperti orang gila.
Sebelum menjawab pertanyaan sang abang mentari menghela nafasnya terlebih dahulu dan baru setelah itu dia menjelaskan jika dirinya baik-baik saja.
Bayu tentu tidak percaya dan dengan terus mendesak sang adik, Bayu pun mendapatkan jawaban atas pertanyaannya.
Namun penjelasan Mentari bukanlah alasan sebenarnya, kenapa dia menjerit seperti orang gila, karena dia beralasan jika dirinya menyesal telah memilih untuk berkuliah dikota Omnya, yang membuat dirinya jauh dari ayah dan Ibunya.
"Ah ku kira kau kenapa" itu ucapan Bayu setelah mendengar alasan Mentari berteriak.
"Abang ini, memang tadi abang pikir aku kenapa?"
"Tadinya abang berpikir, kamu itu kena buli dikampus, atau mungkin putus cinta, tidak terima dan hasilnya teriak-teriak tidak jelas, seperti orang gila." jelas Bayu.
"Apa? abang bilang aku mirip orang gila" ucap Mentari dengan mata yang membola sempurna, dan Bayu yang melihat hal itu langsung berlari dan tentu saja dikejar oleh Mentari yang kesal.
Mereka terus saling kejar ditepian danau yang indah itu, dengan disaksikan enam pasang mata yang merasa iri pada mereka, karena mempunyai saudara yang masih bisa diajak bercanda, walau umur sudah dewasa.
Aira dan Andini yang tadi sama fokusnya dengan Tian, melihat Mentari dan Bayu, kini berubah saat melihat senyum diwajah Tian, sungguh ini adalah pertama kalinya mereka melihat senyuman lebar dari seorang Tian, yang biasanya hanya tersenyum sangat tipis, andai tidak telik sudah dipastikan tidak akan menyadari senyuman tian itu.
Bayu kini berlari kearah Tian dan otomatis Mentari pun kesana, Bayu bersembunyi dibalik tubuh Tian, namun sayang sepertinya pilihannya salah karena kini tangannya di genggam Tian yang sudah pusing melihat kelakuan mereka.
Ya awalnya lucu tapi setelah mengelilingi tubuhnya, tian pun merasa pusing dan dia lebih memilih untuk menangkap Bayu agar semuanya berakhir.
"Terima kasih Om" ucap Mentari dengan nafas yang masih ngos ngosan.
"Sama-sama, Memangnya kamu mau apakan Abang kamu ini?" tanya tian penasaran, kira-kira Mentari mau apa? dengan sang Abang.
Mentari yang ditanya demikian kini malah terdiam, karena jujur amarahnya sudah hilang dan rasa ingin memukul pun sudah pergi entah kemana.
"Lepasin aja deh Om," putus Mentari.
"Kok gitu?"
"Ya karena sekarang Tari cape, mau mukul pun dah ga ada tenaga" ucap Mentari beralasan padahal alasan sebenarnya karena rasa kesalnya sudah hilang.
"Hausnya" ucap Mentari dan kebetulan sekali Tian sedang memegang botol minum dan tanpa permisi Tari langsung merebut botol minuman tersebut dan menenggak airnya sampai habis, tapa rasa jijik padahal itu bekas Tian.
"Tari itu bekas Om kamu" ucap Aira mengingatkan.
"Iya tahu, terus kenapa memangnya, lagi pula Om ku itu sangat sehat, jadi kenapa harus takut dan lagi, bukanya tadi pagi juga aku minum bekas minum Om ku, dan kalian melihatnya bukan?"
"Benar juga" pikir kedua teman Mentari, sementara Bayu dia tidak perduli.
"Ya udah, eh kita naik sampan itu yu, pasti seru" ajak Mentari, yang melihat sebuah sampan yang baru saja menepi.
"Yu" ucap kedua teman Mentari semangat, sementara dua laki-laki yang berada didekat mereka, terlihat biasa saja malah terlihat enggan untuk ikut.
semangat Thor 💪
makasih 🙏😘
jadi cowok munafik banget, sudah jelas tau kalo mentari mencintai nya dan dia pun mencintai nya kenapa gak mutusin indah saja
Sabar terus mau selebar apa tubuhku ini kalau harus sabar terus hik hik hik/Sob//Sob//Sob//Sob//Sob//Sob/
plissssssss./Pray//Pray//Pray//Pray//Pray//Pray//Pray//Pray/
ku mohon.....
Jadi plis kasih bintangnya dong biar penulis amatir ini semangat nulisnya /Pray//Pray//Pray//Pray//Pray/
satu lagi jang lupa tinggalkan jejak dengan cara vote, dan like. makasih dan sehat selalu.