Hidupku semula baik-baik saja, tapi ketika aku berani melanggar aturan keluarga.
Semua berubah. ketika aku masuk kedalam kamar mendiang nenek dan kakekku, aku menemukan sebuah novel usang berdebu.
Ketika aku membuka sampul novel bercahaya, cahaya itu membuat mataku perih dan secara refleks terpejam.
Namun ketika aku membuka mata, aku tidak berada di kamar mendiang kakek dan nenek. Aku berada di sebuah kamar asing.
Seketika ingatan yang bukan milikku memenuhi memoriku. Ternyata aku memasuki novel usang itu, dan bagaimana mungkin aku harus terjebak di peran figuran yang hanya satu kali namanya di sebutkan sebagai mantan dari seorang pemeran utama laki-laki kedua!!
Cover from pinterest
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Maryati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 11
Aku menatap berani kearahnya, ngapain dia natap aku kayak gitu. Aku colok juga lama-lama tuh mata.
"oke, sekarang bukan siapa-siapa, tapi sebentar lagi aku akan jadi seseorang yang penting buat kamu" raut marahnya hilang seketika digantikan dengan raut santainya.
Aku menatap kearah tangannya yang mengepal, mukanya santai, tapi tangannya kayak mau tinju orang. Aku mengangkat bahu tidak peduli.
Terserah dia mau bilang apa, toh aku tidak mengiyakan ucapannya "pulang sana, ngapain masih berdiri disini sih" aku menatap jengkel kearahnya.
"iya aku bakal pulang tapi sama kamu" sesudah mengucapkan kata-kata itu. Dia menggendong ku ala koala, tentu saja aku memberontak tapi pegangannya tambah erat.
"kamu apa-apaan sih, kenapa harus pake acara gendong aku. Aku bukan bayi aku bisa jalan sendiri" dia diam dan terus melangkah kearah motornya.
"ANA, ZAHRA TOLONG AKU" mereka hendak menolong ku, namun di tahan oleh teman-teman derrrien.
"derrrien kamu benar-benar sialan" aku menatap marah kepada derrrien, ketika dia mendudukkan diatas motornya.
"diam, bibir ini mulai nakal" dia memandang marah kearah ku lalu mengelus bibirku dengan ibu jarinya.
"masalah buat kamu, mau mata, bibir, telinga atau bahkan kaki ku yang nakal. Itu nggak ada hubungannya sama kamu" aku menatap tajam derrrien menghempaskan kasar tangannya yang ada di bibir ku.
Aku menarik rambut tebalnya dengan kencang "kamu ngeselin banget, aku nyesel dulu pernah suka sama kamu" ucapku dengan marah.
Tadinya dia hanya diam ketika aku menarik rambutnya, namun ketika mendengar lanjutan ucapan ku dia menjadi marah.
Dia mengeluarkan ponselnya dari kantung jaket yang dia kenakan, dia mengetik sesuatu lalu kembali memasukkan ponselnya ke kantungnya lagi.
Dia menghela napas kasar, derrrien terlihat berusaha mengontrol mimik wajahnya.dia kembali memandangku dengan dingin.
"sekali lagi kamu ngomong kayak gitu, aku pasti bakal bikin kamu nangis sampai minta ampun" nada suaranya sangat datar.
Sebuah mobil berhenti tepat di sebelah motor derrrien, derrrien yang melihat itu langsung menggendong ku lagi. Dia mendudukkan ku di kursi samping pengemudi.
"kalo kamu kabur, aku akan buat sahabat kamu kesakitan" ancamnya sebelum menutup pintu yang ada di sebelah ku.
Derrrien benar-benar psikopat dengan wajah tampan. deskripsi novel tentang derrrien sangat jauh dari kenyataan yang ada.
Dia masuk kedalam mobil setelah berbicara sebentar kepada teman-teman.
Menjalankan mobil, hening. Tidak ada satupun dari kami yang membuka suara. Aku terlalu cape adu argumen dengan dia.
Menyandarkan kepala kepada jendela mobil. Rasanya aku ingin segera merebahkan tubuhku diatas kasur, aku menutup mulut ku ketika aku menguap. mataku terasa berat, aku mencoba menahan rasa ngantuk ini dengan cara membuka mata dengan lebar-lebar.
Bukannya rasa hilang, malah mata ku yang perih karena terus melotot tanpa berkedip, aku mencubit tangan ku dengan keras namun tetap saja rasa ngantuk itu semakin menyerang. Aku memutuskan untuk memejamkan selam 5 menit saja. Aku harap bisa.
Author pov
Perkiraan Lila meleset, 5 menit terlewat begitu saja. Tapi Lila belum membuka matanya. Derrrien yang sedari tadi mencuri lirikkan kepada Lila, tersenyum geli. Karena kelakuan Lila.
Bagaimana bisa kamu begitu lucu sayang batin derrrien seraya melirik kearah lila.
derrrien tidak berniat mengantarkan Lila kerumahnya, dia berniat membawa Lila ke mansion keluarganya, kebetulan sekali mama dan papa derrrien akan pulang hari ini.
Dia akan memperkenal Lila kepada mama, papanya. Ah derrrien sangat tidak sabar menantikan itu. Wajah yang biasa selalu datar kita berganti dengan wajah yang sedang tersenyum dengan lebar.
Drrt Drrt
Suara ponsel derrrien, derrrien mengambil ponselnya lalu mengecek notifikasi itu, disana tertulis nama Emira, sahabat derrrien.
Emira
Derry anterin aku ke toko ya, jemput sekarang ya
Derrrien memandang kesal kearah ponselnya, dia meletakkan kembali ponselnya. Derrrien tadi membaca sekilas, derrrien tak ada niat untuk membalasnya sama sekali.
Aku sudah mulai jengah dengan sifatnya, kenapa apa-apa harus merepotkan ku batinnya menggerutu kesal.
Mobil langsung masuk ke halaman mansion keluarga Edgardo, pintu mobil di sebelah derrrien di buka oleh bodyguard, derrrien menyerahkan kunci mobil kepada sang bodyguard.
Ketika salah satu bodyguard membuka pintu di sebelah Lila, dan bodyguard itu hendak menggendong Lila tanpa bertanya pada derrrien.
Memang biasanya derrrien memerintah seperti itu kepada para bodyguardnya, tapi hal itu hanya berlaku untuk Emira, derrrien terlalu malas untuk mengangkat badan Emira. Akhirnya dia menyuruh bodyguard untuk mengangkat Emira.
Suruh siapa setiap kemari dia selalu tidur, merepotkan sekali batin derrrien dulu.
Derrrien yang melihat bodyguard akan mengangkat badan Lila pun, berjalan cepat kearah sang bodyguard. Dia memberikan pukulan pada perut sang bodyguard.
Bodyguard itu terdorong dan jatuh ke tanah "jangan sekali-kali kamu berani menyentuhya, itu juga berlaku untuk kalian. jangan pernah sentuh dia, sentuh sedikit saja. Saya akan membuat kalian menyesal" setelah berucap seperti itu, derrrien langsung menggendong Lila ala bridal style.
berjalan masuk, meninggalkan para bodyguard menatap terkejut sang tuan muda, mereka baru pertama kali melihat tuannya bertingkah seperti itu hanya untuk seorang gadis.
"sakit? Lagian lu bego banget. Ngapain coba pake acara gendong tu cewek? hah" ucap salah satu bodyguard membantu bodyguard yang terjatuh.
"lah kan biasanya tuan muda kasih perintah kayak gitu" bodyguard yang jatuh itu menatap bingung dengan situasinya sekarang apa gua ngelakuin kesalahan? Tapi apa?batinnya bingung.
"itukan perintah buat nona Emira, ini beda. Kayaknya cewek itu pacarnya tuan muda deh. Mulai sekarang kita harus memperlakukan dia sama kayak kita memperlakukan tuan muda" bodyguard yang tadi membantu temannya yang di dorong derrrien, menarik kesimpulan sendiri.
"gua kira tadi nona Emira anjir, makanya gua refleks langsung mau gendong. bego banget gua tadi nggak mastiin mukanya dulu" bodyguard itu memukul kepalanya pelan.
Teman-temannya hanya menatap miris, kenapa aku mempunyai teman yang begitu bodoh dan ceroboh batin para bodyguard yang ada di halaman.
para bodyguard itu pun kembali ke posisi masing-masing dan menganggap kejadian tadi adalah pelajaran untuk mereka, agar lebih berhati-hati untuk bertindak.
✨
Derrrien meletakkan tubuh Lila di ranjangnya dengan hati-hati, dia melepaskan sepatu Lila perlahan, tasnya Lila tadi sudah dia titipkan kepada salah satu bodyguard.
Derrrien memutuskan akan mandi, lalu setelah mandi dia akan tidur disamping Lila, dengan langkah cepat di pergi ke kamar mandi.
Biasanya derrrien membutuhkan waktu hampir 30 menit kalo mandi bahkan lebih, tapi baru juga 10 menit dia keluar dengan handuk yang hanya melilit pinggangnya. Dia berjalan menuju walk in closet.
Setelah dia memakai baju, dia berjalan perlahan kearah ranjangnya, merebahkan badan. Lalu menarik Lila kedalam pelukannya.