NovelToon NovelToon
Not The Main Actress

Not The Main Actress

Status: sedang berlangsung
Genre:Aliansi Pernikahan / Mengubah Takdir
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: Putu Diah Anggreni

Riana, seorang pecinta drama, terkejut saat terbangun di tubuh Zahra, karakter utama dalam drama favoritnya yang terbunuh oleh suami dan selingkuhannya. Dengan pengetahuan tentang alur cerita, Riana bertekad mengubah nasib tragis Zahra.

Namun, Hal yang dia tidak ketahui bahwa setelah dia terlempar ke Tubuh Zahra alur cerita yang dramatis berubah menjadi menegangkan. Ini lebih dari perselingkuhan, Ini adalah petualangan besar untuk menyelamatkan dunia.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putu Diah Anggreni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 10

Enam bulan telah berlalu sejak pertarungan epik melawan Adrian di puncak menara kristal. Kehidupan Riana, Reyhan, dan Kayla tampaknya telah kembali normal. Mereka telah berhasil mengembalikan realitas ke keadaan semula, dan Adrian menghilang tanpa jejak setelah kekalahannya.

Namun, pada suatu malam yang tampak biasa, ketiganya terbangun secara bersamaan di tempat tidur masing-masing, merasakan getaran aneh yang familiar.

Tanpa perlu berkomunikasi, mereka tahu harus berkumpul. Dalam hitungan menit, ketiganya sudah berada di apartemen Riana.

"Kalian merasakannya juga?" tanya Riana segera setelah membuka pintu.

Reyhan dan Kayla mengangguk. "Seperti... panggilan," ujar Kayla, tangannya memegang lengannya sendiri seolah kedinginan.

"Tapi dari mana?" Reyhan mengedarkan pandangan ke sekeliling ruangan, mencari tanda-tanda keanehan.

Tiba-tiba, udara di tengah ruangan bergetar. Sebuah lingkaran cahaya muncul, perlahan membesar hingga seukuran manusia dewasa.

"Apa itu?" bisik Kayla, matanya terbelalak.

Riana melangkah maju, tangannya terulur ke arah lingkaran cahaya itu. "Ini... seperti portal."

Sebelum Reyhan atau Kayla bisa mencegahnya, tangan Riana menyentuh permukaan portal. Seketika, mereka merasakan tarikan kuat yang menyeret mereka masuk ke dalam lingkaran cahaya.

Dunia berputar cepat di sekeliling mereka. Warna-warni cahaya berkelebat, dan mereka merasa seolah tubuh mereka ditarik dan ditekan dari segala arah.

Lalu, secepat dimulainya, sensasi itu berhenti. Mereka mendapati diri mereka berdiri di sebuah ruangan putih tak berujung.

"Di... di mana kita?" tanya Reyhan, suaranya menggema dalam kekosongan.

Sebelum ada yang bisa menjawab, sebuah suara bergema di sekeliling mereka.

"Selamat datang, para Penjaga Realitas."

Mereka berbalik dan melihat sosok bercahaya yang melayang di udara. Sosok itu tidak memiliki bentuk yang jelas, terus berubah seperti asap yang berpendar.

"Siapa kau?" tanya Riana, berusaha terdengar berani.

Sosok itu melayang mendekat. "Aku adalah Pengawas, penjaga keseimbangan antar dimensi. Dan kalian telah dipilih untuk menjadi Penjaga Realitas yang baru."

Kayla mengerjap bingung. "Penjaga Realitas? Apa maksudnya?"

"Pertarungan kalian melawan Adrian telah menarik perhatian kami," Pengawas menjelaskan. "Kalian telah membuktikan kemampuan untuk memahami dan mempengaruhi realitas. Kekuatan seperti itu sangat langka dan berharga."

"Tunggu," Reyhan mengangkat tangan. "Jadi ada lebih banyak realitas di luar sana?"

Pengawas mengangguk, atau setidaknya melakukan gerakan yang menyerupai anggukan. "Lebih banyak dari yang bisa kalian bayangkan. Dan semuanya terancam."

"Terancam oleh apa?" tanya Riana.

"Oleh mereka yang, seperti Adrian, ingin memanipulasi realitas demi kepentingan pribadi," jawab Pengawas. "Tapi juga oleh ketidakseimbangan alami yang terkadang terjadi antar dimensi."

Pengawas lalu menjelaskan bahwa tugas Penjaga Realitas adalah menjaga keseimbangan antar dimensi, mencegah manipulasi berbahaya terhadap realitas, dan membantu dimensi-dimensi yang mengalami krisis.

"Ini... ini terlalu besar," ujar Kayla, suaranya bergetar. "Kami hanya orang biasa."

"Tidak ada yang 'biasa' tentang kalian," Pengawas menegaskan. "Kalian memiliki potensi yang luar biasa. Dan dengan pelatihan yang tepat, kalian bisa menjadi Penjaga Realitas yang hebat."

Riana, Reyhan, dan Kayla saling berpandangan. Mereka bisa melihat campuran ketakutan dan ketertarikan di mata masing-masing.

"Apa kami punya pilihan?" tanya Reyhan akhirnya.

Pengawas terdiam sejenak sebelum menjawab. "Selalu ada pilihan. Tapi ketahuilah, jika kalian menolak, keseimbangan antar dimensi mungkin akan terancam. Dan itu bisa berdampak pada realitas kalian sendiri."

Riana menarik napas dalam-dalam. "Bisakah kami... bisakah kami membicarakan ini dulu?"

Pengawas mengangguk. "Tentu. Aku akan memberi kalian waktu."

Sosok bercahaya itu lalu memudar, meninggalkan trio itu sendirian di ruangan putih tak berujung.

"Jadi," Riana memulai, "apa pendapat kalian?"

Reyhan menggaruk kepalanya. "Ini gila. Tapi... entah mengapa terasa benar."

Kayla mengangguk setuju. "Setelah apa yang kita alami dengan Adrian, rasanya sulit untuk kembali ke kehidupan 'normal' begitu saja."

"Tapi ini akan mengubah hidup kita selamanya," Riana mengingatkan. "Kita mungkin harus meninggalkan semua yang kita kenal."

Mereka terdiam, masing-masing tenggelam dalam pikirannya sendiri.

Akhirnya, Reyhan angkat bicara. "Mungkin ini terdengar egois, tapi... aku ingin melakukannya. Maksudku, berapa banyak orang yang mendapat kesempatan untuk menjelajahi dimensi lain?"

Kayla tersenyum kecil. "Aku setuju. Lagipula, jika kita bisa membantu mencegah kekacauan seperti yang ditimbulkan Adrian di dimensi lain, bukankah itu hal yang baik?"

Riana menatap kedua temannya, lalu mengangguk mantap. "Baiklah. Kita lakukan ini."

Seolah mendengar keputusan mereka, Pengawas muncul kembali.

"Jadi, apa keputusan kalian?" tanya sosok bercahaya itu.

Riana maju selangkah, mewakili kelompoknya. "Kami setuju. Kami akan menjadi Penjaga Realitas."

Pengawas tampak senang, cahayanya berdenyar lebih terang. "Pilihan yang bijak. Sekarang, mari kita mulai pelatihan kalian."

Dengan lambaian tangan Pengawas, ruangan putih itu berubah. Muncul hologram-hologram yang menampilkan berbagai dimensi yang berbeda. Ada dimensi di mana hukum fisika bekerja secara terbalik, dimensi di mana waktu mengalir mundur, bahkan dimensi yang seluruhnya terbuat dari musik.

"Ini akan menjadi petualangan yang luar biasa," ujar Pengawas. "Kalian akan belajar rahasia-rahasia alam semesta, menghadapi bahaya yang belum pernah kalian bayangkan, dan mungkin... mungkin kalian akan menemukan Adrian."

Mata Riana, Reyhan, dan Kayla melebar mendengar nama itu.

"Adrian masih hidup?" tanya Riana.

Pengawas mengangguk. "Ya, dan dia telah menjadi ancaman bagi berbagai dimensi. Menemukan dan menghentikannya akan menjadi salah satu tugas utama kalian."

Trio itu saling berpandangan, campuran tekad dan kekhawatiran terpancar di wajah mereka. Mereka tahu bahwa ini adalah awal dari petualangan yang akan mengubah hidup mereka selamanya.

"Baiklah," ujar Riana, suaranya penuh tekad. "Kami siap."

Dengan itu, pelatihan mereka sebagai Penjaga Realitas pun dimulai. Mereka tidak tahu bahaya apa yang menanti mereka, atau keajaiban apa yang akan mereka temui. Tapi mereka tahu satu hal: bersama-sama, mereka akan menghadapi apapun yang multiverse lemparkan pada mereka.

Dan di suatu tempat, di dimensi yang jauh, Adrian tersenyum. Dia tahu bahwa permainan baru telah dimulai.

1
martina melati
atoma vanila y bukan aroma bunga melati
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!