NovelToon NovelToon
Selalu Menunggu

Selalu Menunggu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: Windia

Seorang perempuan yang selalu menunggu kedatangan lelaki tercintanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Windia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pantai

Beberapa menit kemudian Lila sudah turun dan berjalan menuju mobil Devan.

Lila terlihat sangat cantik dengan dres yang berwarna coksu sangat cocok dengan warna kulitnya yang putih mulus.

“Sayang aku kan sudah bilang kamu nggak boleh dandan cantik” ucap Devan yang melihat Lila sudah masuk dan duduk di sampingnya di dalam mobil.

“Apaan sih Dev aku Cuma make dres ini dan juga aku nggak make make up Cuma make lipstik doang” jelas Lila.

“Kok bisa secantik ini” Devan yang tak henti memandangi Lila.

“Nggak usah ngeliatin aku segitunya” Lila mendorong kepala Devan agar menghadap ke depan.

“Ada yang salah aku kan Cuma mau liat pacar aku yang cantik ini, kecuali aku liat cewek lain di luar sana”. Jelas Devan yang sudah membuat Lila salah tingkah.

“Sudah ihhh, ayo jalan” Suruh Lila karena jika tidak begitu Devan tidak akan segera melajukan mobilnya.

“siap tuan putri” ucap Devan.

Akhirnya mobil Devan sudah berjalan setelah adegan romantis tadi yang membuat Lila spot jantung di buat oleh Devan.

“Sayang” ucap Devan dengan mengulurkan tangan kirinya di samping Lila. Melihat tindakan Devan untung saja Lila yang peka akan tetapi di tutupi oleh gengsinya membuat Devan harus mempunyai kesabaran dalam menghadapi sikap kekasihnya ini.

“Genggam sayang” Perintah Devan.

Dengan sekuat tenaga Lila merasa malu atas perlakuan Devan akan tetapi dia tidak boleh membuat kekasihnya kecewa, Lila langsung menggenggam tangan Devan. Devan yang mendapat genggaman tangan dari Lila langsung memberikan Lila senyum manisnya. Akhirnya Devan yang menyetir dengan satu tangan yaitu tangan kanannya sedangkan tangan kirinya sudah berada di dalam genggaman Lila.

“Dev kita mau kemana?” Tanya Lila yang masih penasaran dengan tujuan Devan yang akan membawanya kemana siang ini.

“Kita makan siang dulu selebihnya aku masih rahasiain ke kamu sayang” ucap Devan.

Lila yang sudah mendengar perkataan Devan kini mengalah dan tidak mau menanyakan apa pun lagi.

Tiba-tiba Devan di buat kaget oleh posisi Lila yang sekarang sudah menyandarkan kepalanya di pundak kekar Devan yang akhirnya di Devan langsung mengelus puncak kepala Lila.

“Kalo kamu capek aku kita gantian saja nyetirnya” ucap Lila yang masih dengan posisi seperti tadi.

“Nggak sayang, aku nggak akan capek selagi masih berdua sama kamu” Devan langsung mengecup singkat puncak kepala Lila.

“Gombalan kelas kakap”

“Ini bukan gombalan tapi fakta” elak Devan.

“oh begitu, boleh nggak tanya sesuatu sama kamu?”

“hem mau tanya apa sayang”

“kamu punya perasaan nggak sama cewek yang sudah tunangan sama kamu itu” Suara Lila terdengar sangat lesu.

“Nggak lah sayang aku sama sekali nggak ada perasaan sama Amanda”

“Oh begitu”

“Kamu cemburu?” goda Devan.

“ihhh apaan sih nggak lah kan aku Cuma tanya”

“Masih saja gengsi sama pacar sendiri”

“Aku nggak gengsi Devan”

“Oke oke kalau begitu, berarti takut kehilangan”

“ihhhh ngeselin” Devan semakin gemas dengan tingkah Lila yang begitu menggemaskan dan tak tahu sejak kapan sudah menjadi hobi bagi Devan yaitu menggoda Lila.

Beberapa menit Devan dan Lila sudah sampai di restoran untuk makan siang setelah melewati perbincangan yang hangat di dalam mobil tadi.

........

Kini Johan tengah berada di ruangannya dengan di temani oleh Talia.

“Papah mau nyuruh Devan ngelakuin apa lagi pah?” akhirnya Talia angkat suara atas tindakan Johan yang sudah kelewatan mengatur Devan.

“Kenapa mamah tiba tiba ngomong begitu?” Johan balik bertanya kepada Talia.

“Pah, papah nggak kasian sama Devan yang sudah banyak mengalah dengan tindakan papah selama 2 tahun ini” Ucap Talia.

“Oh jadi sekarang mamah sudah berani membela Devan putra kesayangan kamu itu” Nada suara Johan sudah mulai meninggi.

“Bukan begitu pah, tapi mamah Cuma mau Devan mencari kesuksesannya dan jati dirinya sendiri tanpa ada kekangan atau pun tuntutan dari orang lain”

“Orang lain kata mamah, kamu kira aku bukan orang lain aku adalah papah Devan sendiri” mendengar ucapan Johan yang sama sekali tidak mau mengalah akhirnya Talia menghentikan pembicaraannya.

Entah sejak kapan Johan telah berubah Talia merasa sangat aneh dengan tindakan Johan saat ini yang tidak seperti biasanya.

Kringgg

Suara telepon tersebut berasal dari Johan, Talia yang melihat Johan langsung berjalan untuk mengangkat telepon tersebut, membuat Talia semakin penasaran atas sikap Johan yang tidak biasanya dia mengangkat telepon menghindar ketika sedang bersama Talia.

“Aku harus tahu apa yang di sembunyikan mas Johan dari aku” ucap Talia dengan penuh keyakinan.

Talia masih menunggu Johan yang sedang berbicara dengan seseorang di balik telepon tersebut. Tak lama Johan langsung menghampiri Talia.

“Siapa pah?” tanya Talia

“Teman papah yang di amerika”

“oh gituh” Talia tidak percaya dengan ucapan Johan.

“Segera beri tahu Devan kalau besok lusa dia sudah harus pilang ke Eropa” Ucap Johan.

“Tapi Devan baru lima hari di sini pah, apa ini terlalu cepat” Bantah Talia.

“Urusan dia di Indonesia sudah selesai nggak ada yang perlu di lakukan lagi”

“Tapi pah kasian Devan dia masih ingin bertemu dengan semua temannya.” Ucap Talia.

“Tidak mah, sekali papah buat keputusan itu harus Devan ikuti”

Talia yang sudah tidak mau berdebat lagi dengan Johan kini langsung pergi meninggalkan Johan.

Ketika ia meninggaklan Johan Talia masih bingung atas tindakan suaminya yang secara tiba-tiba menyuruh Devan untuk segera pulang ke Eropa.

‘Bagaimana pun caranya aku harus segera mengetahui apa yang di sembunyikan oleh Johan’.

Batin Talia.

........

“Silahkan tuan putri” Devan menarik kursi yang ada di samping Lila agar membuat gadisnya bisa duduk dengan nyaman.

“Makasih” Ucap Lila.

“Kamu mau makan apa?”

“Apa saja samain saja sama kamu”

Mendengar ucapan Lila Devan langsung segera memesan makanan.

Beberapa menit kemudiian pesanan Devan dan Talia sudah datang.

“bagaimana rapat tadi siang” Lila membuka pembicaraan di sela makan siang bersama Devan.

“Lancar soalnya sebelum rapat aku inget kamu jadiinya aku semangat dan kliennya setuju sama semuanya” Devan masih saja menggoda Lila di saat seperti ini.

“Aku serius Dev nanyanya”

“Aku juga serius sayang jawabnya”

“Kalo kamu ntar ke Eropa jangan lost kontak lagi”

“Nggak akan sayang” Ucap Devan setelah itu menyuapi Lila.

“Terus cewek itu juga ikut kamu pulang”

“Iyah” Jawab Devan singkat.

“Tenang saja sayang aku pulang ke Eropa masih satu minggu lagi, jadi waktu kita masih lama buat berdua” Devan sengaja mengalihkan pembicaraan karena Devan tak mau merusak mood Lila hanya karena menanyakan tentang Amanda.

“Iyah aku tahu tapi kan nggak setiap waktu kita bisa ketemu”

“Maaf ya sayang aku sudah buat kamu nungguin aku setiap saat, aku janji sama kamu kalau aku bakal cepat nyelesaiin semua tugas aku di sana dan aku akan langsung pulalng ke Indonesia” Tutur Devan yang tak mau membuat Lila bersedih.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!