Bagaimana rasanya, jika suamimu yang merupakan seorang dosen, digoda oleh sepupumu sendiri, yang tak lain adalah mahasiswi di kampus yang sama.
Bahkan, mereka sampai berani menginap di hotel. Pahahal, mahasiswi ini baru setahun menikah. Berita pernikahannya pun sempat viral, karena ia merupakan seorang selebgram yang dinikahi pengusaha tampan, berusia 12 tahun di atasnya.
"Kamu harus merasakan bagaimana rasanya suamimu diambil orang!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Byiaaps, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24
“Wah, ini tas yang aku mau setelah sekian lama habis dari tokonya. Aku harus segera beli mumpung ada yang buka jasa titip,” ujar Selia yang masih asyik memainkan sosial medianya.
Tak lama, Rega memanggilnya karena makan malam mereka sudah siap.
“Mas, tas ini bagus ‘kan?” tanya Selia usai menghampiri Rega di meja makan.
“Beli saja kalau mau. Berapa memang harganya?” Rega tampak masih sibuk meletakkan nasi di piring mereka.
“7 juta,” jawab Selia singkat.
Seketika Rega yang tengah fokus menyiapkan makanan di piring pun mendelik. “Apa? Tas apa seharga 7 juta? Itu hampir ¾ dari gajiku. Yang benar saja mau buang-buang uang segitu hanya untuk beli tas.”
Menyengir kesal, Selia mengaku sudah biasa membeli tas seharga itu. Bahkan, dibandingkan dengan koleksi tasnya yang lain, tas ini lah yang termurah. Yang sebagian besar ada di rumah orang tuanya, harganya justru belasan juta rupiah.
Meminta agar tak boros, Rega mengingatkan Selia untuk lebih berhemat, apa lagi mereka akan memiliki anak.
Kesal dengan ucapan suaminya, Selia menegaskan bahwa ia akan membeli dengan uangnya sendiri. “Terserah aku dong, Mas. Aku kerja ‘kan juga untuk menyenangkan diriku sendiri. Lagi pula 7 juta itu sangat murah bagiku. Tenang saja, aku tidak akan minta dibelikan, aku tahu diri kok, gajimu tidak akan cukup memenuhi kebutuhanku!”
Rega pun seolah harus membiasakan dirinya untuk mendengar kata hinaan dari istrinya, yang berpenghasilan lebih darinya.
Sejujurnya, baru Rega tahu gaya hidup Selia se-hedon ini, sedangkan Selia sendiri seakan merindukan saat masih bersama Arya, di mana mantan suaminya itu selalu mempersilakannya untuk membeli apa pun yang Selia mau, tanpa mempermasalahkan harga.
“Harga tas ini bahkan hanya sekian persen dari uang bulanan Mas Arya dulu. Soal 7 juta saja sampai harus berdebat!” gerutu Selia dalam hati.
***
Mila dan Arya yang saat ini menjadi semakin dekat, sering bersama ke mana pun mereka pergi. Gosip di kantor pun kian mereda, karena satu per satu dari mereka mulai mengetahui bahwa Selia kini telah menikah dengan mantan suami Mila. Mila pun juga telah bercerita pada Ajeng tentang perselingkuhan mantan suaminya dengan mantan istri Arya.
Mereka tak hanya dekat, tak ada angin tak ada hujan, Arya bahkan menghadiahkan Mila sebuah tas mahal. Hingga Mila tiba-tiba tersadar akan sesuatu. Dugaan dan kecurigaan pun mulai memenuhi benaknya.
“Kamu tiba-tiba mengajakku menikah, akhir-akhir ini juga kita lebih dekat. Sekarang, kamu malah membelikanku tas. Ada apa sebenarnya? Apa jangan-jangan, kamu memiliki rencana dari hubungan ini?” tebak Mila.
Sontak Arya tersedak, padahal tak sedang makan atau minum.
“Apa kamu ingin membuat mantan istrimu cemburu? Jadi kamu menjadikanku sebagai alat balas dendam?” lanjut Mila menduga-duga.
Tampak seperti salah tingkah, Arya menggeleng. Ia mengaku hanya ingin membuka hatinya untuk seseorang yang baru. Lagi pula, ia harus tetap melanjutkan hidupnya dengan tak ingin terus menduda.
Merasa aneh karena kedekatan mereka yang berawal dari sebuah rencana, Mila merasa Arya tak sepenuhnya tulus padanya. Meski begitu, entah mengapa jantungnya berdebar setiap ia bertemu dengan mantan suami sepupunya itu. Seakan ia pun rela jika Arya menyakitinya suatu saat nanti, saking terpesonanya ia pada sosok lelaki di sampingnya itu.
“Biar kamu tak menuduhku macam-macam, makanya kita coba saja. Bagaimana kalau kita pacaran dulu, seperti yang kamu bilang?” tawar Arya.
Kini ganti Mila yang tersedak hingga terbatuk-batuk.
Seakan tak ingin memilih pilihan lain, Mila pun merasa menerima tawaran Arya tak ada buruknya. Mencoba hubungan dengan orang yang baru bukan lah tindakan yang terlarang. Siapa tahu, Arya adalah jodoh yang memang dipersiapkan untuknya, sepertinya yang Cika pernah katakan.
“Kalau aku pacaran dengan Arya, siapa tahu Selia semakin tak suka melihatnya. Aku yakin, dia pasti masih ada rasa pada Arya,” batin Mila.
***
Sore ini, Mila mengajak Cika pindahan ke apartemennya, yang Arya pinjamkan padanya sedari lama. Berada di rumah orang tuanya, membuat Cika akan terus teringat pada sang ibu. Mila pun seakan juga tak sanggup bila menemani adiknya tinggal di sana. Memang, awal rencana Mila adalah kembali tinggal di rumah ibunya setelah memberitahukan perceraiannya. Tapi, rencana hanya tinggal rencana.
Sebelum menuju ke apartemen, Mila mampir ke rumah Rega karena ingin mengambil sisa barang-barangnya yang masih tertinggal di sana.
“Mbak masuk dulu ya, Dek. Kamu tunggu sini,” pinta Mila pada Cika untuk menunggu di dalam taksi.
Mengetuk pintu bak tamu, Mila menunggu dibukakan.
Hingga tak lama, Rega membuka pintu dan seketika senyumnya merekah kala melihat kedatangan Mila. “Mil, kamu datang juga, aku rindu sekali padamu.”
“Aku hanya ingin mengambil barang-barangku yang masih tertinggal,” ketus Mila lalu menyelonong masuk ke dalam kamarnya.
Ia pun tak memedulikan Selia yang sepertinya sedang ada di kamar mandi. Mila bergegas mengambil barang-barangnya yang telah Rega simpan. Saat akan keluar dari kamar, Rega kembali mendekatinya
“Mil, aku ingin kita bicara sebentar saja,” rengek Rega menarik tangan Mila.
“Kamu sudah menikah dan aku juga sudah punya kehidupan yang baru. Jangan saling mengganggu, aku ke sini juga karena ingin ambil barang, bukan ingin bertemu kamu!” ketus Mila.
Mendengar suara pintu kamar mandi yang dibuka, Mila yang akan melepaskan tangannya dari Rega justru sengaja merekatkan tubuhnya mendekat pada mantan suaminya.
“Mas! Apa-apaan kamu?” tegur Selia yang terkejut melihat pemandangan tak mengenakkan ini.
Mila pun tak luput dari gertakan Selia yang dianggap telah berani dan lancang masuk ke dalam rumah mereka apalagi sampai berada di dalam kamar, hingga bersentuhan dengan suaminya.
“Aku ke sini hanya ingin mengambil barang-barangku yang masih tertinggal, tapi suamimu yang sedari tadi terus ingin memelukku. Dia bilang sangat merindukanku,” jawab Mila sinis lalu bergegas pergi, dengan perasaan puas.
...****************...
emaknya ngajarin begitu