Follow dulu sebelum baca
- up seharian - hari kecuali Sabtu
- up mood g bias nggak di up
Hanya mengisahkan seorang gadis kecil berumur 10 tahun yang begitu mengharapkan kasih sayang seorang Ayah. Satu satunya keluarga yang ia miliki di dunia.
Tapi bukannya sebuah kasih sayang yang ia dapatkan melainkan kekerasan yang ia sering dapatkan dari sang Ayah, tak membuat tekednya luntur karena hati kecilnya selalu yakin bahwa Ayahnya pasti akan menyayanginya suatu saat nanti.
Meski mental dan fisiknya sudah hancur ia terus menghujani sang Ayah dengan kasih sayangnya.
Sampai dimana satu kejadian menimpanya tepat di hari ulang tahun Ayahnya ia meninggal.
bagaimana kisah selanjutnya? ayo ikut kisah ini
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ruby Lane, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 11: FAMLIY POSSSESSIV ⋆ ˚。⋆୨ ୧⋆ ˚。⋆
𝑯𝒂𝒑𝒑𝒚 𝒓𝒆𝒂𝒅𝒊𝒏𝒈 !!,
...---------------...
"Dadd, kami baru saja baru memulai bermain dan itupun tak jadi" protes Aidan tak terima.
Ini semua gara gara sepupu sialannya itu, sudah numpang tinggal mengalihkan perhatian adiknya sekarang mendapatkan hukuman, ketika mereka beradu argument beruntung kedatangan Ayahnya mengehentikan niatnya yang ingin menghajar wajah pria itu.
"Ayah sudah memutuskan kau di hukum, dan kedua Abangmu sama jadi adil jangan memperpanjang masalah, salah kalian sendiri membawa putriku pergi tanpa meminta izin"
"kami juga memilki hak Ayah putrimu, adikku sebagai abang aku akan bertanggung jawab menjaganya" tuturnya dengan wajah memerah, kesal.
"kau sendiri yang menitipkannya pada kami----" Agasta menahan diri untuk tak membentak putra keras kepalanya sudah tau salah bukannya menerima malah berdebat.
"Tapi aku tidak menyuruh kalian keluar dari Mansion, bagaimana?"Agasta menunjukkan letak kesalahan mereka dan caranya berhasil membuat ketiganya terdiam.
Alaska, Xavier, Aidan menatap sengit Ayahnya yang mengendong si mungil yang tengah bersandar anteng di bahu pria menyebalkan itu.
perhatian ketiganya teralih gemas ketika sebelah pipi gembulnya tertekan di bahu Agasta dengan bibir sedikit terbuka matanya yang sayu mungkin tanpa mereka sadari si mungil mulai terlelap tidur tanpa terganggu dengan kebisingan yang di buat mereka.
Agasta menyadari tatapan ketiganya pada putrinya, ia tersenyum" hari hari yang akan datang, Ayah akan selalu ada untuknya dan kalian fokus kembali pada urusan masing masing terutama kau Aidan berhenti berbuat ulah dan menyusahkan Kedua Abangmu"
Ketiganya hanya menatap datar perkataan pria itu baiklah untuk sementara mereka mengiyakan tapi tidak di belakang, dengan tangan masing masing mengepal.
"satu kelinci di perebutkan lima srigala? " batinnya, dengan senyuman menyeringai.
...----------------...
Terdengar tawa mengalun indah di salah satu kamar, si mungil dengan tangan gempalnya menepuk nepuk wajah sang Ayah yang masih terlelap dalam tidur. Semalam Agasta langsung membawa putrinya tidur, karena dirinya pun sudah benar benar lelah.
"Yayah mimi~" ucapnya ketika caranya berhasil membangunkan Ayahnya terlihat dari kerutan di dahinya yang mulai terusik. Agasta membuka matanya di sambut tawa si mungil, dengan gemas Agasta menarik wajah putrinya untuk ia kecup.
"mimi~" ucap si mingil setelah lepas dari kecupan yang di layangkan Ayahnya.
Agasta langsung mengubah posisinya duduk bersandar mengecup gemas kedua mata putrinya"cuci muka dulu ya sayang" Anya mengagguk patuh.
Berakhir tidak baik bukannya mencuci muka malah menjadi mandi si mungil sulit di pisahkan jika sudah bertemu dengan air, ia melupakan hal itu, cukup lama dengan mainan di dalam bak.
Sarapan pagi di mulai tanpa gangguan ketiga putranya, keluar dari kamar bertepatan ketiganya pergi begitupun dengan Xabiru. Tangannya menyuapi putrinya yang begitu lahap menghabiskan bubur di campur sayuran.
"nou yayah cudah enyang" tunjuk si mungil pada perutnya" anti letus" jika kebanyakan makan pikir si mungil.
Agasta terkekeh pernyataan polos putrinya"pintar sekali putri Ayah"makanan di mangkuk hampir habis Agasta tak ingin memaksakan.
Setelah selasai menyuapi putrinya Agasta dirinya cukup hanya memakan roti sudah membuatnya kenyang.
Mengajak putrinya bermain di halaman belakang kebetulan ada Ayunan dan di sanalah mereka menghabiskan waktu tanpa di ganggu.
Agasta memeluk putrinya erat" Ayah menyaingi mu sangat menyayangimu"
"Anya uga cayang yayah, acih yayah" ucap si mungil berterimakasih sudah menemaninya bermain.
Agasta tertegun selama ini sikapnya benar benar berengsek, putrinya tanpa ada sosok keluarga di sampinya terutama dirinya yang begitu egois menyalahkannya.
Hingga anak usia empat tahun membuatnya berpikir dewasa di bandingkan usianya ia di paksa mengerti keadaan.
"jangan terimakasih sayang memang sudah tugas Ayah untuk menjaga dan menemanimu bermain"
...----------------...
"Siapa yang paling cantik putri Ayah~"
"Yayah!"si mungil menjawab dengan penuh semangat.
"Anya!"teriak seorang bocah.
Agasta terkekeh atas jawaban putrinya dengan kedua bocah laki laki yang tak jauh darinya. ereka tengah berada di balkon menikmati semilar angin
ketenangannya terganggu dengan keberadaan keponakannya ketika tidak ada ketiga putranya dua tuyul pun jadi pengganggunya.
Mengabaikan dua bocah itu Agasta menanggapi ucapan putrinya" Anya putri Ayah yang cantik bukan Ayah jawabannya baby"
Si mungil menggeleng" no Anya ndak cantik, Anya ndut bibi biyang" jawabnya polos.
Agasta kembali terkekeh atas jawaban polos putrinya" iya baby gendut, cantik dan menggemaskan" ucap Agasta menambahkan.
Tio menopang dagunya ia berpikir keras, kenapa jika boneka cantiknya di gendut malah senang sedangkan di sekolahan ketika ia memuji perempuan, wajahnya ini malah terkena tamparan dan perempuan itupun berakhir menangis.
Dan mengadu pada gurunya bahwa dirinya menyebut mereka jelek sungguh fitnah yang sangat kejam bukan?
Devano memperhatikan interaksi pamannya dengan boneka cantik itu membuatnya ikut senang apa lagi senyuman manis yang terukir di wajah si mungil. Rasanya ia ingin mengigit pipi itu jika boleh? Pikirnya.
"sungguh menyebalkan" ucap Tio ketika mengingatnya kembali.
Devano menaikan sebelah alisnya mendegar gerutuan sang adik" kenapa?"
Menatap sekilas sang kakak"hehe tidak bukan apa apa, aku hanya mengingat sesuatu dan itu membuatku kesal"
"Anya oleh ain?" tanya pada sang Ayah tak sabar ingin bermain.
Agasta mendapatkan pertanyaan dari putrinya tak rela"boleh hanya 30 menit, baby kembali bermain bersama Ayah hmm?" tawar Agasta.
Sedangkan Tio sudah bersemangat" Akhirnya kita bermain!"
Si mungil mengangguk cepat" umm iya"
Agasta menurunkan putrinya dari pangkuannya, si mungil langsung menarik tangan Tio dan Devano dengan langkah pendeknya di ikuti keduanya. Agasta belum sempat memberi nasehat kepada dua tuyul itu, putrinya sudah membawanya pergi.
...----------------...
"hahahaha, kejal ndak ena ena" ucap si mungil berlari lari sedangkan Tio sengaja melambatkan diri agar boneka cantiknya bahagia
. Devano sebenarnya bisa saja langsung menangkap hanya saja ia mengikuti adiknya bagaimana cara bermain. la masih kaku mendekati gadis kecil itu, Anya berhenti berlari ketika kedua temannya juga ikut berhenti.
"napa ndak bica angkap, cih? kan Anya adi cape loh" ucapnya dengan mimik wajah cemberut.
"is anti agi halus num anyak mimi kaya Anya bial cehat bica lali deh" si mungil memberitahu.
"mimi?" Devano dengan sedikit senyuman mencoba menanggapi.
Anya mengangguk memposisikan dirinya duduk di rerumputan membuat kedua anak itu mengikuti tindakannya" hum, mimi cucu sehali empat" menunjukkan kelima jarinya.
Devano terkekeh lucu, membenarkan jari yang tersisa" empat bukan lima"
Anya menyengir lucu" Anya calah?" ketika Tio tertawa terbahak bahak.
"salah sedikit tidak apa" Devano berucap dengan tangan mencubit pinggang sang adik agar menghentikan tawanya.
"oh ehem princess tidak salah dan juga tidak benar" ucap Tio kembali menambahkan.
"Au mimi? Anya unya anyak ndak abis" tawarnya.
"lasa mimi mou"
Kedua kakak beradik itu mengernyit heran tidak ada rasa mau"coklat, stowErry, vanilla. Apa rasa yang princess suka?" tanya Tio tidak paham.
"ukan itu loh mimi hewan mouuuu" menirukan suara hewan yang di maksud si mungil.
Kedua beradik itu tertawa gemas dengan suara yang ditirukan si mungil apa lagi dengan mimik kesalnya itu argh lucu sekali..
...----------------...
TBC
Tenang Day pecinta konflik ringan, pastinya ada konflik dikit biar gak monoton.
250 vote + 100 spam nexnya
Votenya
See you nex time
izin mampir ya Thor 🙏