"Baru juga pedekate udah ada ajah saingan" gumam Adam saat melihat seorang anak baru yang tampan dan kaya merepet terus dengan crushnya.
Dapatkah Adam bersaing dengan pria kaya dan tampan yang menjadi saingannya dalam merebut hati pujaan hatinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bakat Adam
Hingga detik berganti tak terasa mentari kini sudah berganti dengan rembulan udara di daerah Bandung semakin sejuk namun tidak di dalam sebuah dapur toko roti dimana Adam dan tim yang telah di sediakan oleh owner atau chef Ace masih berkutat di dapur menyiapkan pesanan yang telah di pesan oleh seorang pengusaha peternakan sapi perah terbesar di kota tersebut.
Adam masih berkutat dengan bahkan dan mesin yang tersedia disana, sebagian tim membantu menaruh adonan mentah di loyang dan memasukannya ke oven dan mengeluarkan cake yang telah matang, cake yang sudah matang di dinginkan di suhu ruangan agar cepat bisa cepat di hias dengan cream.
Dengan sangat teliti dan cekatan Adam membuat dan menghias cake tersebut, meski waktu semakin larut dan cake yang di hasilkan baru jadi setengahnya, tapi Adam tetap berusaha berkonsentrasi membuat cake tersebut dengan setulus hatinya dia bekerja.
Bahkan beberapa anggota timnya sudah terlihat kelelahan dan mengantuk karena hari semakin larut bahkan hampir pagi, Adam meminta mereka beristirahat dan membiarkan dirinya bekerja sendiri, hingga pagi menjelang hampir semua cake matang namun cake tetap harus di hias dan ditunggu untuk menghiasnya pun membutuhkan waktu, dan hingga siang menjelang Adam mampu menyelesaikan cake nya, tinggal menunggu cake dingin hingga siap dia hias, dengan oven deck yang hanya bisa memanggang cake sebanyak enam loyang kotak berukuran 26×26cm dan tinggi 4cm.
Adam Beristirahat sejenak sambil menunggu cake-cake buatannya dingin hingga bisa dia hias dengan cantik, sambil. menghias cake dia selalu teringat gadis berambut coklat yang tersenyum kepadanya, dan itu membuat batrai dalam dirinya seolah penuh kembali.
Bahkan dia meminta ijin kepada chef Ace untuk memberikan dirinya bahan untuk membuat cake ulang tahun, nanti cake tersebut akan dia bawa untuk kejutan Karmila karena hari ini Karmila ulang tahun. dan chef Ace pun mengijinkannya memakai bahan dan alat yang ada di dapurnya.
"Ck seandainya saja kau bekerja penuh disini kau tidak perlu ijin dari ku untuk memakai semua yang ada di dapur ini, hanya untuk membuat cake ulang tahun untuk kekasih mu Adam" singgung chef Ace.
"Hehehe chef dua belum jadi kekasih ku kami baru saja kenal dan berteman" jelas Adam pada chef Ace.
"Ooo iya Adam ada kesempatan bagus ada beasiswa dari sekolah tata boga dan gizi di luar negeri mereka membuka kesempatan untuk calon-calon chef profesional, kau mau? kalau mau nanti akan aku beri tahu sahabat ku yang menjadi salah satu dosen dan panitia pendaftaran disana, kau kan berbakat sayang bakat mu itu bila tidak di kembangkan" jelas Chef Ace.
Adam hanya terdiam dan tidak memberikan jawaban apa pun kepada Chef Ace.
"Fikirkan lah ini untuk masa depan mu, kau. berbakat sungguh sangat di sayangkan bakat mu itu bila hanya kau gunakan untuk bekerja menjadi seorang kuli roti" ucap chef Ace lagi.
Adam tertunduk kemudian menghela nafas dalam dan kemudian dia mengangkat kepalanya lagi dan tersenyum lebar kepada chef Ace.
"Bila kakek dan nenek mengijinkan saya untuk pergi dari negeri ini demi meraih cita-cita saya sebagai seorang Baker profesional maka saya akan melangkah karena bagi saya ijin dan doa mereka adalah kelancaran bagi karir dan juga nasib saya chef" ucap Adam bijak
"Kau sungguh anak baik Adam semoga wanita yang kau cintai itu membalas cinta mu dan dia pasti sangat beruntung karena dicintai oleh pria yang sangat baik seperti diri mu" ucap chef Ace seraya menepuk pundak Adam.
Hingga akhirnya sore pun menjelang Adam yang sudah menyelesaikan pekerjaan nya dan juga sudah di bayar full. oleh chef Ace atas pekerjaannya bersiap untuk kembali ke kotanya dan membawa satu kotak cake ulang tahun.
"Semoga dia suka dengan hadiah yang aku berikan" gumam Adam saat dirinya menaiki sebuah bus antar kota antar provinsi.
Bus pun melaju di jalan dan tanpa hambatan, Adam yang memang sudah lelah pun beristirahat di bus namun matanya seolah tak bisa terpejam karena tidak sabar untuk bertemu dan memberikan kejutan untuk Karmila, dia sangat ingin melihat senyuman di wajah gadis berambut coklat itu lagi, senyum Karmila seolah menjadi candu tersendiri bagi Adam karena sejak awal. mereka bertemu jarang sekali Adam melihat Karmila tersenyum apa lagi tertawa bahagia, saat melihat tawa bahagia di wajah gadis itu entah kenapa hati Adam Seolah ada yang menyirami hatinya menjadi sejuk dan tenang dan kebahagiaan pun tumbuh di sana saat melihat kebahagiaan yang muncul secara tulus dari wajah Karmila.
Dua jam pun berlalu mentari pun sudah berganti rembulan dan bus yang di tumpangi Adam pun tiba di tempat tujuannya. Adam pun turun dari bus tersebut dan seseorang sudah menunggunya di terminal dengan motor maticnya.
"Wow baik nya saudara sepupu ku yang satu ini" goda Adam.
Dewi kesal mendengar perkataan sepupunya ini.
"Ayo naik mau kemana kita? " tanya Dewi ketus.
"Kita ke warung Ucup nanti elu panggil dia ya kesana kita kasih dia surprise" ucap Adam dengan antusias.
"Woke" jawab Dewi dengan semangat.
Meski sempat kesal tapi bukan kesal sebenarnya dia. sangat mendukung perjuangan Adam dalam meraih cinta nya.
Motor matic yang di kendarai Dewi pun melesat dengan kecepatan kilat Dewi bak pembalap saja saat berkendara.
"Wi pelan-pelan nanti cake gue bisa rusak sialan" omel. Adam yang berada di belakang kemudi Dewi.
"Haha bilang ajah elu takut" Dewi malah meledek.
"Bukan takut sialan nanti cakenya rusak ini perjuangan gue ngaco" omel Adam lagi.
"Iya... iya... sang pejuang cinta hahaha" Dewi menurunkan kecepatan gasnya hingga menjadi kecepatan normal dan Adam pun bernafas lega.
Dan lima belas menit kemudian mereka pun tiba di warung Ucup, dan ternyata disana sudah ada Zaki dan Tomo yang juga menunggu kedatangan Adam.
"Elu ngajak mereka juga? " tanya Dewi saat melihat kedua sahabat sepupunya berada di warung Ucup.
"Iya biai tambah rame kan seru" ucap Adam antusias.
"Ya udah cepetan elu telpon Mila suru dia kesini" pinta Adam.
"Sabar napah... kayanya kangen berat gitu elu sama Karmila" sungut Dewi.
"Ck... kenapa sih yg pake lama" keluh Adam.
"Iya... iya gue panggil dia kesini, tapi itu nggak ngejamin dia bakalan dateng" Dewi sewot.
Adam langsung ciut saat mendengar perkataan Dewi.
"Please Wi... tolong bujuk. dia biar bisa dateng kesini please.... " Adam memohon.
Dewi tersenyum licik saat melihat ketidak berdayaan sepupunya di depan matanya.
"Gue senang banget Dan ngeliat pederitaan elu hahaha" Dewi terbahak di susul oleh ketiga sahabat Adam Ucup, Tomo dan Zaki. mereka pu. ikut mentertawakan Adam.
"Sialan lu semua?! " Adam semakin sewot dan ketiga temannya juga Dewi bukannya menghe tukang tawa mereka malah semakin terbahak. saat melihat wajah Adam yang cemberut.
Bersambung.
Semangat ya terus lanjut jangan ngegantung ya usahain sampai end