NovelToon NovelToon
Mafia Bucin

Mafia Bucin

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Balas Dendam / Cinta Seiring Waktu / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / Romansa / Persaingan Mafia
Popularitas:150.2k
Nilai: 5
Nama Author: keyna elsyavira

"Menurut lah maka kamu akan mendapatkan keuntungan yang kamu mau." Bisik Marco di telingan Ruby.

"Mengapa aku harus percaya dengan perkataan mu? Bahkan aku belum mengenal mu!" Sahut Ruby dengan sarkas.

"Bukankah kita pernah berciuman? Bagaimana bisa kamu melupakan itu dan mengatakan bahwa kamu tak mengenal diriku?"

Ruby jadi mengingat dimana Marco menciumnya secara sepihak, dan itu membuat dirinya kesal.

"Aku akan menuruti semua perkataan mu jika kamu mau bertanding denganku malam ini.!" Sahut Ruby dengan senyum smirknya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon keyna elsyavira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 11

"lakukan apa yang ingin kamu lakukan, maka aku juga akan melakukan hal yang ingin aku lakukan." Ucap Marco dengan menarik pinggang Ruby sampai jarak mereka benar-benar terikikis dan merapat.

Netra Ruby menatap netra Marco dengan seksama, mata hitam dan tajam itu seolah ingin menguliti kulitnya yang putih mulus, susah payah Ruby menelan salivanya sendiri, mental yang kuat di awal tadi pun seolah runtuh seketika, entah mengapa? Ruby pun bingung dengan perasaan dirinya sendiri saat ini.

Senjata yang di pegang dengan tangan Ruby pun terjatuh karena tubuhnya mulai lemas. Ini

"No! Aku tidak boleh terlihat lemah di hadapan pria tua mesum ini." Gumam Ruby dalam hati.

Tapi hembusan nafas Marco yang menyapu wajahnya membuat Ruby benar-benar hilang kendali, baru kali ini Ruby merasa pria di hadapannya ini terlihat sangat menggoda dan sexi.

"Oh.. apakah aku benar-benar sudah gila?" Gumamnya lagi tanpa mengalihkan pandangannya dari wajah pria yang ia rasa sangat menyebalkan itu.

Marco tersenyun melihat gadis di hadapannya menjadi luluh lantak tak berdaya, padahal baru saja perkataan Ruby yang sarkas membuatnya sedikit bergidik, karena belum ada satupun wanita yang mampu berbicara sesarkas itu di hadapannya.

"Why are you silent baby? Have you run out of bad words for me?" Dengan suara yang serak marco berbicara dan satu jemarinya mulai menelusuri garis wajah Ruby di setiap inci hingga tepatlah di bibir gadis itu yang terlihat sangat ranum.

Marco sedikit membuat penekanan dengan jari jempolnya, membuat nafas Ruby seketika mencekat dan tak melepaskan pandangannya dari netra Marco.

Wajah Marco semakin mendekat, dengan hembusan nafas yang terus menyapu wajah Ruby. Membuat gadis itu semakin terbuai, dengan nafas yang sudah naik turun Marco sengaja menggoda gairah gadisnya itu.

"Do you want me to touch you?" Seketika Ruby tersadar dengan pertanyaan yang di lontarkan oleh Marco.

Dengan cepat Ruby mendorong tubuh Marco agar menjauh darinya.

"Don't touch me!!" Peringatan Ruby kepada Marco. Gadis itu berjalan lalu merebahkan tubuhnya di atas ranjang berukuran King size lalu mentupi tubuhnya dengan selimut tebal bahkan Ruby menutupinya hingga kepalanya.

Marco hanya tersenyum melihat tingkah Ruby yang baru kali ini ia merasa gemas terhadap wanita.

Marco berjalan dan ikut merebahkan tubuhnya di samping Ruby. Sebentar Marco melihat ke arah Ruby sebelum ia mulai memejamkan kedua matanya yang mulai terserang kantuk.

***

"Pa. Apa Ruby tidak pulang lagi malam tadi?" Tanya Melani kepada Yohanes.

"Mama tenang saja, Ruby aman jika dia bersama nak Marco. Nak Marco sudah mengatakan bahwa ia akan bertanggung jawab penuh tentang Ruby."

"Mengapa papa melepaskan anak perempuan satu-satunya dengan pria yang baru saja Papa kenal? Apa Papa tidak merasa takut?" Yohannes menggeleng.

"Mama tidak perlu khawatir, Papa sudah mengenal nak Marco lebih lama dari yang Mama kira." Yohannes mencoba menjelaskan kepada istrinya yang merasa khawatir dengan anak sambungnya itu. Meski hanya sebagai ibu sambung, Melani menyayangi Ruby seperti anak kandungnya sendiri, walau sampai detik ini Ruby masih belum bisa menerima kehadiran dirinya di rumah, tapi Melani mencoba untuk terus bersabar.

Dan di sisi lain ada Daniel yang juga merasa khawatir karena Ruby tak pernah memunculkan batang hidungnya lagi semenjak gadis itu pergi bersama pria yang mengalahkan Ruby malam itu.

"Apa dia baik-baik saja? Bahkan Ruby tak pernah membalas pesan yang aku kirim." Monolog Daniel ketika ia baru saja bangun dari tidurnya llu melihat ponselnya yang tk ada satu pun balasan dari Ruby.

"Apa aku harus ke rumahnya? Tapi ayah Ruby sangat membenciku karena sejak Ruby masuk geng motor dan suka balapan." Daniel mengacak rambutnya yang mulai panjang itu karena merasa frustasi dengan pemikirannya sendiri.

***

"Mengapa ini rasanya nyaman sekali? Hangat sekali." Gumam Ruby yang tak sadar terus mendusel di dada bidang Marco. Bahkan Ruby tak segan memeluk tubuh kekar itu seperti guling di rumahnya.

"Tapi kenapa guling ku berubah menjadi besar sekali?" Ruby mulai menyadari sesuatu dan mulai mengerjapkan kedua matanya.

"Morning baby." Ucap Marco yang masih terlihat sangat tampan walau ia baru bangun dari tidurnya.

"Kenapa kamu bisa disini?" Tanya Ruby yang bahkan ia belum rela melepas pelukanya dari tubuh Marco.

"Baby, ini kamar ku." Perkataan Marco membuat Ruby semakin sadar dan reflek memundurkan dirinya sampai akhirnya ia melepas pelukannya.

Ruby memeriksa pakaian nya yang menempel di dalam tubuhnya dari balik selimut, merasa semuanya masih utuh, ia pun menghela nafasnya lega.

Marco pun menyipitkan pandanganya, menerka apa yang sedang di fikirkan oleh gadis di sampingnya ini.

"Apa kamu berharap aku melakukan sesuatu?" Tanya Marco yang membuat Ruby menoleh ke arah suara tersebut.

"Apa kamu ingin mati?" Ruby selalu saja sarkas ketika ia berbicara dengan Marco.

"Tidak apa-apa jika aku harus mati di tangan mu." Sahut Marco sekenanya, pria itu lalu bangun dari tidurnya dan berjalan menuju bathroom.

"Aku harus segera pulang, tapi aku juga terlalu malas juga jika harus di rumah, disini juga tidak terlalu buruk, bukankah pria tua mesum itu akan pergi bekerja? Setidaknya aku tidak akan melihatnya seharian sampai dia pulang kan?." Monolog Ruby dan kembali merebahkan tubuhnya.

"Apa kamu tak berniat bangun pagi ini?" Ujar Marco yang baru saja keluar dari bathroom dan hanya mengenakan handuk yang ia lilitkan di pinggangnya.

"Ohh sial.. mengapa pagi-pagi sekali aku harus melihat pemandangan seperti itu, bahkan tubuhnya membuatku hampir meneteskan air liur ku." Gumam Ruby yang netranya tak sengaja melihat tubuh Marco sekilas sebelum ia masuk ke dalam Walk in closet.

Sampai Marco keluar dari ruangan Walk in closet dan sudah rapi dengan kemeja putihnya dan jazz yang ia tenteng di lengannya.

"Bisakah kamu membantuku memakaikan dasi?" Kata Marco yang sengaja membuat Ruby mempunyai pekerjaan di pagi hari.

"Apa tanganya mu buntung? Sampai tak bisa memakainya sendiri?" Walaupun sarkas tapi setidaknya Ruby bangun dari tidurnya.

"Baby aku tidak mempermasalahkan perkataan mu yang selalu sarkas, tapi kamu harus melakukan hal yang aku minta bukan?" Dengan paksa Marco menggendong tubuh Ruby ala koala dan mendudukkannya di atas meja yang ada di kamar Marco.

Walau terkejut Ruby melingkarkan tanganya ke leher Marco agar dirinya tak terjatuh.

Wangi tubuh Marco yang baru saja mandi dapat di rasakan dalam indera penciuma Ruby. Walau gadis itu terpaksa memakaikan dasi untuk Marco yang selalu membuatnya kesal, tapi Ruby tak memungkiri bahwa pesona pria di hadapannya ini sungguh menggoda imanya.

"Kamu boleh menyentuh dimana yang kamu inginkan baby." Kata Marco yang seolah tau apa yang saat ini tengah di fikirkan oleh Ruby.

Ucapan Marco baru saja membuat Ruby salah tingkah hingga Ruby menarik dasi yang ia ikat sampai hampir mencekik leher Marco.

"Uhukk uhukk.." Marco terbatuk karena ulah Ruby yang hampir mencekiknya.

"Hahaha.. rasakan!! Kamu tau akibatnya jika kamu terlalu banyak bicara bukan.?" Sarkas Ruby lagi tapi malah membuat Marco tersenyum.

Ruby menyipitkan tatapanya, ia merasa bingung mengapa Marco malah tersenyum kala ia hampir saja membunuhnya.

"Mengapa kamu tersenyum? Aku bahkan sedang tidak melawak."  Dan Marco masih saja tersenyum hingga membuat Ruby semakin bingung.

"Baby, this is the first time I've seen your smile, and it makes you look even more beautiful." Ucap Marco dengan suara seraknya.

Anyeong pembaca setia aku.

Salam kenal dari othor remahan ini.

Tulis di kolom komentar atau kasih ulasan di buku aku ini tentang pendapat kalian.

Kamsahamida yeorobun.

1
ica
aku suka bangat
🍏A↪(Jabar)📍
*yang baru saja
@Al🌈🌈
/Good/
Sus Suswanti
kayak nya seru nih
Evi Yolanda
thot please lanjutkan
Yennie Ika
lanjut thorrr 🔥
💝F&N💝
ayo kak up lg. aku sudah vote.
Yennie Ika
lanjutt thorrr. semangat up nyaaa😗😗
Kunci Nama
besok tak up 5 lagi ya🤗
💝F&N💝
aku puas membacanya, kak.
tp jangan lama lama up nya. biar gak lupa alurnya
Yennie Ika
semangat up thorrr..... setiap menit ku menunggu lanjutannya😗
Mahfud Mahfud
Kecewa
Mahfud Mahfud
Buruk
Darmi X
sepertinya ada cinta segitiga di masa lalu
💝F&N💝
double double double up nya kak. semakin seru ceritanya. aku lagi penasaran akan kelanjutannya.
Reni Anjarwani
doubel up thorr
💝F&N💝
ayo semangat, kak
Anisa Amalia
Kecewa
Anisa Amalia
Buruk
Kunci Nama: buruk apanya kak?
total 1 replies
💝F&N💝
sampai bab 45 ini, ceritanya sangat menarik. aku suka.
ayo up lg
Sunrise🌞: Hallo kak mampir juga diceritaku yuk

STUCK WITH MR BRYAN
Kunci Nama: makasih kak🫶🫶
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!