NovelToon NovelToon
Takdir Cinta Clareance

Takdir Cinta Clareance

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengantin Pengganti / Aliansi Pernikahan / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu / Angst / Romansa
Popularitas:61.4k
Nilai: 5
Nama Author: Dewi Budi Asih

Sejak kecil Rea seorang anak tunggal terlalu bergantung pada Jayden. Laki-laki sok jagoan yang selalu ingin melindunginya. Meskipun sok jagoan dan kadang menyebalkan, tapi Jayden adalah orang yang tidak pernah meninggalkan Rea dalam keadaan apapun. Jayden selalu ada di kehidupan Rea. Hingga saat Altan Bagaskara tidak datang di hari pernikahannya dengan Rea, Jayden dengan jiwa heroiknya tiba-tiba menawarkan diri untuk menjadi pengganti mempelai pria. Lalu, mampukah mereka berdua mempertahankan biduk rumah tangga, di saat orang-orang dari masa lalu hadir dan mengusik pernikahan mereka?



Selamat Membaca ya!


Semoga suka. 🤩🤩🤩

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Budi Asih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ep 3

"Terus kita mau kemana?"

"Ke salon," jawab Vins.

"Minggu lalu ada salon yang baru launching. Ownernya nelpon saya, katanya dia mau endorse mbak Rea untuk menarik pelanggan."

"Salon apaan? kamu jangan bawa aku ke salon abal-abal, ya. Kamu tahu perawatan head to toe aku habisnya berapa duit?" Rea mengernyit takut.

"Iyaa, tahu, Mbaaak," sahut Vins menenangkan.

"Sudah ya, mbak Rea tenang. Duduk yang manis, saya sudah konfirm sama head staf di sana. Katanya salon ini milik salah satu artis senior. Jadi nggak mungkin abal-abal," katanya dengan penuh semangat dan mata berbinar.

Sementara Rea hanya memutar bola matanya dengan malas, dan kembali menyandarkan tubuhnya ke sandaran mobil.

"Nanti malam temani Rea ke night club ya, Vins," katanya, dengan kedua mata masih memejam.

"Nggak bisa, Mbak."

"Ha?"

"Nyonya sudah pesan ke saya. Selesai kerja Mbak Rea langsung pulang. Nggak ada lagi ceritanya mampir-mampir ke club malam. Lagian nyonya sudah ngatur jadwal dinner untuk mbak Rea.

"Dinner apaan?"

"Dinner sama cowok. Blind date."

"Again?"

"Yap!"

"Oh, shit. Nggak ada kapok-kapoknya ya, mami. Niat banget jodoh-jodohin anaknya. Memangnya aku anak cewek nggak laku apa." Rea menghela napas kasar.

"Makanya Mbak Rea cari pacar yang benar dong, jangan sama cowok toxic yang hobinya selingkuh mulu," sindir Vins, yang langsung di hadiahi lirikan tajam oleh Rea. Namun sesaat kemudian, gadis itu hanya menghela napas lelah.

"Kenapa ya, Vins. Aku tuh selalu ketiban sial kalau milih cowok. Jangan-jangan aku di kutuk kayak Malin Kundang karena sering ngelawan nasehat papi." Rea mulai curhat dan kalau sudah begini, Vins akan menjadi penasehat andalannya.

"Coba kamu lihat aku, menurut kamu aku kurang apa sih? Dadaku lumayan berisi, pinggulku juga oke. Tapi, kenapa cowok-cowok sialan itu masih saja doyan selingkuh."

Vins menggeleng.

"Nggak ada yang kurang kok. Mbak Rea itu sudah mendekati sempurna, tapi ...."

"Tapi apa?"

"Mbak Rea kalau sudah percaya sama orang tuh suka kelewat batas. Nggak semua orang di dunia ini baik dan tulus seperti Mas Jayden."

"Kok jadi bawa-bawa nama dia?"

"Habisnya cuma mas Jayden satu-satunya teman Mbak Rea yang nggak fake."

"Benar juga, sih."

"Apalagi Mbak Rea kerjanya di dunia hiburan. Harus hati-hati, loh. Orang yang kelihatan di depan ramah, belum tentu hatinya juga baik. Bisa jadi mereka cuma memanfaatkan latar belakang mbak Rea saja, biar di bilang sosialita juga."

Rea masih termangu.

Terlintas lagi di dalam benaknya, saat beberapa teman mem-bully-nya di sekolah. Bahkan salah satu teman dekatnya semasa kuliah tega merebut pacar Rea sendiri. Mungkin bukan merebut, karena ternyata mereka berdua sama-sama brengsek. Begitu kata Jayden waktu itu.

Ah, Jayden lagi, Jayden lagi.

Selalu saja dia.

Sejak kecil, Rea yang anak tunggal terlalu bergantung pada laki-laki sok jagoan itu.

Meskipun sok jagoan dan kadang menyebalkan, tapi Jayden adalah orang yang tidak pernah meninggalkan Rea dalam keadaan apa pun.

Jayden selalu ada. hanya dia yang tak pernah pergi dari hidup Clareance.

÷÷÷÷÷

"Jayden, nanti malam jangan lupa dinner di rumah, ya." Amaya mengingatkan putranya, tentang acara makan malam yang sudah wanita itu rencanakan dua hari yang lalu. Sejak Jayden pindah ke apartemen, lelaki itu jadi jarang pulang. Bahkan saat weekend, Jayden lebih sering menghabiskan waktunya di apartemen, hanging out bersama Rea atau sekedar menonton Netflix hingga larut malam.

"Untung mama nelpon, hampir saja aku lupa."

"Tuh kan. kamu kalau ngggak diingatin suka lupa sama keluarga sendiri."

"Sibuk Ma. Seminggu ini ada dua kali sidang, dan semuanya kasus besar. Capek banget."

"Tapi seru, kan?"

Jayden tersenyum.

Lelaki tampan berhidung mancung itu memang bercita-cita ingin menjadi pengacara sejak kecil. Lebih tepatnya, sejak dia melihat Rea yang selalu di bully di sekolah. Sejak saat itu ia bertekad untuk membela dan melindungi Rea dari semua orang yang berniat jahat padanya.

Tak di sangka, hingga mereka tumbuh dewasa, Jayden masih saja menjadi orang yang selalu ada di samping Rea. Entah bagaimana pun keadaan perempuan itu, Jayden tidak berniat untuk meninggalkannya.

"Kamu jadi ngajak Rea, kan?"

"Lupa belum bilang ke dia, Ma. Nanti Jayden tanya dulu kalau Rea ada waktu. Jayden ajak dia dinner di rumah."

"Jangan telat, ya. Adik kamu mau ngenalin seseorang sama kita semua."

"Siapa? Pacar baru lagi? Katanya yang kemarin sudah serius."

"Mama juga nggak tahu, Jayden."

"Nggak mungkin Mama gak tahu," sergah Jayden, mulai mencium aroma konspirasi antara ibu dan Kaluna, adiknya.

"Pokoknya jangan telat," pesan Amaya sekali lagi sebelum wanita itu menutup sambungan teleponnya.

"Ya, masuk!" Seru Jayden saat mendengar suara pintu ruangannya di ketuk dari luar.

"Pak, Jayden. Di tunggu pak Damian di meeting room," ucap Santoso salah satu staf di tempatnya bekerja dengan senyum malu-malu.

"Thank's, San." Jayden mengangguk paham.

Baru saja Jayden bangkit dari duduk dan hendak melangkah menuju pintu, tiba-tiba ponselnya bergetar.

Rea menelpon.

"Halo, Rea. Bisa nanti saja nggak nelponnya? Aku mau meeting."

"Nggak bisa."

"Rea ...."

"Sebentar saja, Jayden. Aku mau cerita," potong Rea cepat.

"Nanti kan bisa."

"Harus sekarang!"

"Dua menit," Jayden mendesah kesal.

"Lima menit."

"Dua menit."

"Oke, dua menit," Rea menyerah.

"Nanti malam temanin aku dinner, ya."

"Hmm, nggak bisa."

"Kenapa?"

"aku ada janji lain."

"Sama?"

"Mama."

"Bohong!" teriak Rea, hingga membuat Jayden harus menjauhkan ponselnya dari telinga, karena suara Rea yang terlalu melengking.

"Kamu pasti mau making out sama cewek di apartemen kan? Ngaku!" Tuduh Rea sadis.

Lagi-lagi Jayden menghela napas lelah.

"Rea, sumpah ya, aku sudah di tungguin klien di meeting room. Kita bicara lagi nanti, ya."

"Hei! Jangan di matiin!" Pekik Rea mulai panik karena dia benar-benar membutuhkan Jayden untuk tameng saat menemui teman kencan butanya nanti malam.

Seperti biasa Rea ingin Jayden berpura-pura menjadi kekasihnya, agar si pria yang di jodohkan dengannya itu mundur teratur.

"Apa lagiii? Kamu tuh nggak ada kerjaan banget, ya?"

"Emang nggak ada kerjaan. Hari ini aku free, makanya aku nelpon kamu." Rea cekikikan di akhir kalimatnya.

"Sakit jiwa."

"Bisa kan nanti malam? Temanin sebentar, please ...."

"Nggak bisa Rea. Mama bisa marah kalau aku nggak ikut dinner."

Rea terdiam. Gadis itu ingin menunjukkan kalau dirinya sedang marah sekarang.

"Oke, aku temanin kamu. Tapi nggak bisa lama," sahut Jayden menyerah.

"Benar, ya?"

"Hm."

"Janji?"

"Awas kalau sampai kamu nggak datang, aku obrak abrik kantormu!" Ancam Rea sebelum gadis itu memutuskan sambungan teleponnya.

"Gila nih cewek," gumam Jayden, kembali menyimpan ponselnya di saku dan melangkah cepat keluar dari ruangannya.

÷÷÷÷÷

Rea menunggu di depan restoran dengan perasaan gelisah. Berkali-kali ia memeriksa arloji, untuk memastikan Jayden tidak datang terlambat. Namun, sepertinya lelaki itu memang terlambat. Jayden bahkan belum muncul saat Vins mulai mengoceh karena dia terus menerus di teror oleh Mami Selena.

"Mbak Rea, nyalain dong hapenya. Ini nyonya chat aku terus dari tadi, nanyain Mbak Rea mulu," keluh Vins mulai senewen, karena Selena tak henti-hentinya bertanya tentang putrinya. Sedangkan ponsel Rea sengaja di matikan.

Selena hanya ingin memastikan, bahwa putrinya benar-benar datang ke restoran dan menemui lelaki yang sudah Selena siapkan untuk berkenalan dengan Rea.

"Mbak Rea, hapenya ...."

"Ssst! Bisa diam nggak sih? Pusing nih kepala aku," bentak Rea, membuat Vins terdiam seketika.

"Nungguin siapa sih, Mbak? Sudah masuk saja. Kata nyonya Selena, tuh cowok udah nungguin di restoran dari tadi."

"Iyaaa, tahu! Bawel banget, sih!"

Vins kembali merapatkan bibirnya, takut. Perempuan secantik Clareance yang selalu bersikap anggun di depan kamera, ternyata bisa galak juga.

"Jayyy!" Teriak Rea dengan wajah lega, saat ia melihat lelaki tampan dengan setelan celana bahan merk ternama, dan kemeja abu-abu pekat yang bagian lengannya di gulung hingga siku, sedang berjalan ke arah Rea.

Rambut semi ikal milik Jayden membuat wajahnya tampak lebih segar dan tentu saja ... Tampan.

Penampilan Jayden, memang tak pernah gagal membuat Rea terpesona. Lelaki itu benar-benar terlihat seperti model yang keluar dari majalah pria dewasa.

1
EMBER/FIGHT
Hormat senior /Smirk/
Dewi_risman25: semoga suka dan menghibur, jangan sampai di skip/loncat babnya ya, selamat membaca 😊
total 1 replies
Dewi_risman25
Semoga Suka jangan di lompat-lompat baca Babnya ya, dan ikuti terus ceritanya hingga tamat 😘🙂
Renesme
Bagus ceritanya bisa menghibur 😊
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!