NovelToon NovelToon
Gadis Bercadar Jodoh Gangster

Gadis Bercadar Jodoh Gangster

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Bad Boy
Popularitas:26.1k
Nilai: 5
Nama Author: Kyure Aamz

Maulana Nevan Ganendra, para sahabatnya sering menyebut lelaki itu dengan sebutan gangster penyayang Bunda. Nevan selalu berhasil membuat orang terkena mental hanya dengan kata-katanya, mulutnya sangat licin seperti lantai yang baru saja di pel.

Tidak ada hari tanpa julit, ibarat kata pepatah hidup Nevan itu seperti sayur tanpa garam jika tidak julit. Sudah galak, julit, tak punya hati pula, lengkap sudah hidup Nevan. Semua berawal saat Nevan mendapat sebuah tantangan konyol untuk menikahi gadis bercadar bernama Nazma.

Nevan memanggil gadis itu dengan sebutan Nanaz, seorang gadis yang hidupnya penuh dengan masalah dan jauh dari kata bahagia.

°°°

"Berhenti kayak gini Nevan, sikap kamu bikin aku kelihatan semakin rendah di mata orang-orang." Air mata Nazma lolos begitu saja. "Boleh aku minta sesuatu."

"Apa?" Nevan seakan terhipnotis dengan tatapan Nazma.

"Jangan bilang aku sok jual mahal lagi, sakit dengernya. Aku emang miskin, tapi orang miskin juga punya harga diri."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kyure Aamz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

10. Terasa janggal

Nevan akhirnya mengambil gamis milik kakaknya, karena Aylin sudah menikah dan pindah ke rumah suaminya beberapa pakaian masih tersisa dan tertinggal dirumahnya. Nevan menyerahkan gamis berserta kerudung tersebut pada Nazma.

"Pakek ini dulu." Wajah Nevan terlihat sangat jutek.

Nazma menerima gamis dan kerudung tersebut. "Punya siapa?"

"Kepo lo, nggak usah nanya-nanya. Lo cuma perlu pakek nggak usah ribet, paham?" Sifat galak Nevan masih saja belum luntur.

"Iya." Mana berani Nazma melawan.

Melihat Nazma yang menunduk membuat Nevan menghela nafas panjang. "Kakak gue."

"Hah?" Nazma menatap Nevan bingung.

"Itu." Nevan menatap gamis dan kerudung yang dipegang oleh Nazma.

Nazma mulai mengerti. "Oh, ini punya Kakak kamu?"

Nevan berdecak pelan. "Iya, gitu aja nggak ngerti lo. Pindah planet sana!"

Nevan merasa kesal karena Nazma menanyakan hal-hal yang sudah jelas, inilah alasan Nevan tidak suka berurusan dengan wanita lain yang tidak terlalu dekat dengannya. Kecuali dia, sosok gadis yang berhasil membuat hati Nevan porak-poranda.

Sementara Nazma tanpa sadar justru malah tersenyum dibalik cadarnya, entah kenapa hati Nazma ingin terus mengajak bicara Nevan walaupun hanya sekedar basa-basi. Sifat Nevan yang galak dan ketus malah terlihat menggemaskan dimata Nazma.

"Emm ...." Nazma ingin bertanya tentang cadar, tapi tidak berani.

"Apa?!" Suara Nevan terdengar galak.

Nazma menggeleng cepat. "Nggak."

Sepertinya mulai detik ini Nevan harus lebih banyak bersabar, kali ini suara Nevan terdengar agak lembut. "Apa?"

"Kakak kamu punya cadar?"

"Kakak gue nggak pakek cadar."

"Terus?" tanya Nazma.

"Nabrak," balas Nevan tanpa beban.

"Terus aku pakek cadar apa Nevan?"

"EGP, emang gue pikirin." Bukan Nevan jika tidak biadab.

Beginilah nasib memiliki suami seperti Nevan, setiap detik selalu saja dibuat terkena mental. Disisi lain Nazma tidak mungkin memakai cadar yang ia pakai saat pernikahan, Nazma benar-benar bingung. Semua pakaian dan cadar miliknya ada di rumah, tidak mungkin ia datang ke rumah itu.

"Salah sendiri tadi dianterin ambil barang-barang nggak mau."

"Aku ...." Nazma bingung harus berbicara apa.

"Kenapa lo nggak bolehin gue ke rumah lo? Bokap lo juga tadi langsung pulang gitu aja, harusnya dia ngumpul sama keluarga gue dong."

"Ayah aku ...." Nazma semakin bingung karena ucapan Nevan.

Semuanya semakin membuat Nevan merasa curiga, dan ia berada dititik dimana ia merasa ada sesuatu yang janggal dan tentunya hal itu berkaitan dengan Nazma.

"Pasti ada apa-apa sama bokap lo." Nevan melangkah maju dan semakin mendekati Nazma.

Nazma reflek melangkah mundur dan menggeleng. "Nggak ada."

"Pasti ada, lo lagi nyembunyiin sesuatu ya dari gue?" Nevan terus melangkah maju.

Nazma hampir tersandung ke belakang, beruntung Nevan segera melingkarkan tangannya dan menahan tubuh Nazma agar tidak terjatuh.

"Ayo bilang." Nevan mendekatkan wajahnya.

"Apa?" Nazma terlihat gugup.

Nevan terkunci pada tatapan Nazma, sebuah tatapan yang mampu membuat Nevan candu. Lelaki itu kembali merasakan perasaan yang sangat ia benci, membuat Nevan langsung melepaskan tubuh Nazma.

"Gue pinjemin cadar Bunda." Nevan pergi begitu saja meninggalkan Nazma yang terdiam dengan tubuh membeku.

***

Nazma membantu Ajwa mencuci piring bekas makan malam, ternyata keluarga Nevan tidak seburuk itu. Ajwa sangat baik, Altair yang terlihat dingin dan galak juga ternyata sama baiknya dengan Ajwa. Padahal Nazma sempat berpikir yang tidak-tidak, karena ia tahu jika menjadi istri anak orang kaya tidaklah semudah itu.

"Tante ...." panggil Nazma.

Ajwa menoleh. "Tante?"

"Maksud saya Bunda." Nazma dengan cepat meralat ucapannya, ia masih belum terbiasa memanggil Ajwa dengan sebutan Bunda.

"Kok saya?" Ajwa tahu betul, jika menantunya saat ini merasa canggung.

"Nazma ... Nazma belum terbiasa Bunda." Nazma menunduk sambil mengelap piring yang telah Ajwa cuci.

"Jangan takut, Bunda nggak jahat kok." Ajwa tersenyum, wanita itu menaikkan cadarnya membuat wajahnya kini terlihat.

Nazma perlahan menatap Ajwa, ia sangat mengagumi kecantikan Ajwa. "Kelihatan Bunda."

"Kelihatan apa?" tanya Ajwa.

"Kelihatan baik, Bunda juga cantik," balas Nazma.

Ajwa tersenyum lebar, wanita itu segera mencuci tangannya dan mengelap tangannya hingga kering. Ajwa mengelus kepala Nazma, membuat hati Nazma seketika menghangat. Walaupun Nazma hanya seorang menantu, namun Ajwa sudah menganggap Nazma seperti anaknya sendiri.

"Bunda boleh lihat wajah kamu?" Ajwa menatap mata Nazma.

Nazma mengangguk cepat. "Boleh Bunda."

Ajwa mengangkat cadar yang dikenakan Nazma, kemudian menurunkannya kembali. "Cantik, Nevan udah pernah lihat wajah kamu?"

"Belum." Hanya kata itu yang keluar dari mulut Nazma.

"Kamu tahu? Kalau gadis pakek cadar mau nikah, biasanya suaminya dibolehin lihat wajah calon istrinya."

Sebenarnya itu bukan pertama kalinya Ajwa melihat wajah Nazma, wanita itu pernah melihat foto Nazma. Saat itu Altair menunjukkan pada Ajwa foto Nazma yang sedang tidak memakai cadar, Altair mendapatkan foto itu dari Danu. Jadi, tentu saja Altair sudah terlebih dahulu mengetahui wajah Nazma.

"Tapi Nevan nggak pernah minta Nazma buat buka cadar Bunda."

Ajwa tersenyum geli. "Dia itu gengsi, Nevan itu nurun ayahnya banget. Galak, gengsian, kalau ngomong ceplas-ceplos, tapi dia sebenernya peduli."

"Nazma belum siap Bunda." Antara gugup, tidak berani, dan tidak siap dengan eksepetasi Nevan saat melihat wajahnya, Nazma merasakan itu semua.

"Bunda nggak maksa kamu, tapi Nevan kan suami kamu. Cepat atau lambat, dia pasti bakal lihat wajah kamu." Ajwa tidak ingin terlalu mengekang Nazma, karena ia pernah berada diposisi yang sama dengan gadis itu.

***

Berbeda dengan Nevan yang kini berada di ruang kerja Altair, lelaki itu ingin menggali banyak informasi tentang Nazma. Nevan duduk di kursi yang ada didepan ayahnya. Kini posisi mereka berhadapan, namun terhalang oleh meja. Nevan dengan wajah datarnya, dan Altair yang terlihat sangat santai.

"Ayah beli Nanaz?" Nevan langsung bertanya tanpa basa-basi.

"Malem-malem kok beli nanas." Altair malah bercanda.

"Ayah, Nevan serius." Nevan menatap datar Altair.

"Hem." Altair hanya bergumam.

Nevan berusaha untuk bersabar. "Ayah beneran beli Nanaz?"

"Kamu nanya?" Altair lagi-lagi malah bercanda.

"Untung Nevan ngomongnya sama Ayah, bukan Calvin. Kalau sama Calvin." Nevan mengetuk meja dengan jarinya. "Ini, bisa melayang."

"Om Jey bilang kata-kata itu lagi viral, kamu naeeeenyaaa? Bertanya-tanya? Ayah diajarin Om Jey, salahin Om Jey lah." Altair berucap tanpa beban.

Nevan hendak berdiri dan pergi, namun Altair menyuruh Nevan untuk kembali duduk. Kasihan sekali Nevan, terlihat begitu tertekan. Altair mulai bicara jika Danu memang menjual Nazma pada seorang preman, karena tidak ada cara lain Altair akhirnya menawarkan Danu dengan uang dua miliar.

"Ayahnya Nanaz jahat?" Nevan terlihat serius.

"Tanya aja sama istri kamu." Altair bisa saja memberitahu, tapi ia ingin Nevan mengetahui hal itu langsung dari Nazma.

"Dia nggak bakal ngasih tahu Nevan Ayah."

"Ya kamu baikin dia lah, jangan digalakin terus."

"Emang dulu Ayah nggak pernah galakin Bunda?" sindir Nevan.

Altair meringis. "Dikit."

"Dikit apa banyak?" desak Nevan.

Altair berdecak pelan. "Banyak."

"Terus Ayah tahu Nanaz darimana?" Nevan memberikan pertanyaan terakhir.

"Kepo, cari tahu sendiri lah. Jadi cowok tuh banyakin bertindak, taunya cuma nanya doang." Ucapan Altair berhasil membuat Nevan menghela nafas panjang.

***

Nazma menemani Arthan bermain di ruang tamu, anak laki-laki itu berencana ingin makan kinder joy. Padahal Ajwa sudah melarangnya, tapi Arthan tetap bersikeras makan makanan tersebut. Tapi masalahnya, Arthan tidak bisa membuka bungkus kinder joy tersebut.

"Bukain." Arthan menyodorkan kinder joy yang ada ditangannya.

Nazma memegang tangan Arthan. "Kan Bunda ngelarang Arthan makan kinder joy."

"Gapapa, yang penting Bunda nggak tahu. Ini lahasia kita, jangan bilang-bilang." Arthan menempelkan jari telunjuk di hidungnya

"Itu namanya bohong, bohong kan dosa. Emang Arthan mau kalau Allah marah sama Arthan?"

Arthan menggeleng dan cemberut. "Ya udah, makan kindel joy nya besok aja."

Nazma tersenyum, gadis itu sangat gemas dengan Arthan. "Arthan nggak tidur?"

"Kakak bisa baca dongeng?" Arthan malah balik bertanya.

"Mau Kakak bacain dongeng?" tawar Nazma.

Arthan mengangguk, anak itu terlihat begitu bersemangat. Nevan tiba-tiba datang, ia akan menghancurkan rencana Nazma yang akan membacakan dongeng untuk Arthan. Nevan tidak akan membiarkan tuyul itu menempel-nempel pada Nazma.

"Heh! Heh! Heh! Nggak ada baca-baca dongeng."

"Apa sih? Abang jangan ikut campul." Arthan menatap Nevan dengan tatapan permusuhan.

"Ayo tidur Yul, gue anterin lo ke kamar." Nevan menarik tangan Arthan agar berdiri.

"Althan mau tidul sama Kak nanas."

Nevan tertawa mengejek. "Ngaco, dia tidur sama gue."

"Nevan---"

"Lo diem, jangan komen." Nevan dengan galaknya langsung memotong ucapan Nazma.

"Abang, Althan mau tidul sama Kak nanas."

"Nggak ada, lo tidur sendiri sama kunti." Nevan begitu kejam, lelaki itu berganti menatap Nazma. "Lo tungguin gue di kamar."

Nazma terdiam, statusnya kini sudah berubah menjadi istri. Itu tandanya Nazma dan Nevan akan lebih banyak menghabiskan waktu bersama, tapi apakah mereka benar-benar akan tidur dalam satu kamar? Nazma berusaha untuk berpikir positif.

'Mikir apa sih? Pasti aku disuruh tidur di lantai lah. Mana mau Nevan tidur sama aku,' batin Nazma.

"Gue tahu apa yang lo pikirin." Ucapan Nevan berhasil membuat Nazma membeku.

Bersambung...

1
Sakirin
seru lo kak
Atik R@hma
Tak kira udah end,Alhmdulillah masih😘🤩💪
rhani bhelLo💕
yah di culik dah si nazma
ini pasti akal"n si aji
gimana sih si nevan udah tau si nazma lagi d ancem" pake d tinggal"
lanjuuuuut thoooor
Sumiati Ngurawan
mampir thor
Elis Juhaelis
mau lanjutannya
Neng Sum
lanjut kak semangat yang banyak update nya
Neng Sum
lanjut kak semangat
Neng Sum
lanjut kk semangatt
Neng Sum
lanjut kak author yg banyak update nyah semangatt
Neng Sum
lanjut kak outhor semangat yang banyak up date nya 💪💪😄
Neng Sum
di tunggu update ya outhor semangat😄💪💪
nuraeinieni
aq mampir thor
🇮🇩,inosuke,🇯🇵
wah kejam kali wak
🇮🇩,inosuke,🇯🇵
maksudnya? kan masih sklh thor
🇮🇩,inosuke,🇯🇵
hah bukan nya anak sklh belum boleh nikah ya?
Neng Sum
lanjutt kak😄😄
Zaldin Agt
kapan di update?
putri baqis aina
Keren banget thor, semangat terus ya!
hoba
Gemesin banget! 😍
Aono Morimiya
Saya merasa seperti berada di dalam cerita, mengalami segalanya.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!