Austin mengusir adik angkatnya, karena hamil diluar nikah. apalagi, dari awal Austin sangat tidak menyukai Shireen, ketika mengetahui Shireen hamil tanpa pikir panjang Austin langsung menyuruh adik angkatnya untuk keluar dari rumah. dan ketika Shireen menikah dengan orang yang telah menghamilinya, hidup Shiren sangat menderita, Wanita itu selalu mendapatkan kekerasan dari suaminya, dan tentu saja Shireen menerima kekerasan dari suaminya selama bertahun-tahun.
hingga pada akhirnya, Shireen dipertemukan lagi dengan Austin, di mana ternyata Shireen bekerja di perusahaan milik kakak angkatnya. sebisa mungkin, Shiren berusaha untuk menghindari Kaka angkatnya, karena dia tidak ingin dipecat oleh Austin, apalagi dia yakin Austin masih sangat membencinya, karena ketika bekerja di kantor Austin, Shiren mendapatkan gaji yang besar.
tapi sayang keinginan Shireen sepertinya sia-sia, pada akhirnya Austin mengetahui Shireen bekerja di perusahaannya, dan tentu saja
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewi kim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tidak berubah
Setelah beberapa saat berlalu, Shiren pun berusaha menguatkan dirinya untuk bangkit, dan walaupun dengan terseok-seok, wanita itu pun berhasil menegakan tubunya dan berdiri.
"Ayo Mommy!” Ilona mengulurkan tangannya, kemudian menuntun sang ibu dan mereka pun berjalan dengan pelan.
Sebenarnya Ilona dan Shireen ketakutan bagaimana jika masih ada Alex di daerah sana,
Mereka takut tiba-tiba Alex muncul dan akan kembali menyerang Shireen. Tapi mau tak mau mereka harus memberanikan dirinya untuk pulang daripada tetap berada di taman ini apalagi ini sudah sangat larut, bahkan Ilona tidak mengingat belanjaan makanan yang tadi dia beli yang mungkin sudah terjatuh saat Axel menarik tangan Shireen.
Akhirnya Shireen dan Ilona pun sampai di rumah, dengan cepat Ilona langsung pergi ke kamar mandi kemudian dia langsung membawa air ke dalam baskom untuk mengompres luka Shireen.
"Mom tidak ada air es," ucap Ilona hingga Shireen yang sedang melamun sambil merasakan rasa sakit menoleh.
"Tidak apa-apa kompres aja dengan itu," dengan cepat Ilona langsung membantu Shireen membuka kemeja, lalu setelah itu dia mengompres seluruh bagian tubuh ibunya yang memar, Shireen hampir saja meledakkan tangisnya ketika Ilona mengompres lukanya.
Baru saja dia mulai hidup tenang dengan Ilona selama 2 bulan ini, baru saja dia merasakan hidupnya damai karena mempunyai pekerjaan dan tempat tinggal yang layak. Tapi, sekarang ketenangan itu terusik ketika Axel kembali menemukan mereka.
"Shiren, kali ini kau harus berani melawan lelaki itu, kali ini kau tidak boleh takluk lagi pada dia." Setelah berpikir, Shiren memutuskan untuk memberanikan diri melawan Axel. Wanita itu tidak boleh lemah lagi di hadapan suaminya, dia tidak ingin kembali hidup di masa lalu di mana dia selalu disiksa jika tidak membawa uang.
"Mommy apa Mommy besok akan bekerja?" Tanya Ilona ketika sudah beres mengompres luka Shireen.
"Shiren tersenyum. "Hmm, Mommy harus bekerja tidak mungkin libur. Mommy tau kau pasti takut, tapi kita tidak mungkin terus hidup dalam ketakutan, jangan sampai kita kembali lagi tidak mempunyai tempat tinggal dan pekerjaan, jangan sampai kita kelaparan lagi."
"Lalu bagaimana jika dia datang menemuiku, atau ...."
"Iilona sudah sepatutnya kita melawan dia, Jika Mommy bekerja, kunci pintu jangan pernah membiarkan siapapun masuk. Jika ada apa-apa kok bisa teriak, kau ngerti maksudmu Mommy?" Terlampau berat untuk Shireen mengatakan ini pada Ilona, tapi dia tidak bisa hidup terus dalam ketakutan seperti ini karena dia tidak mau kembali seperti dulu kehilangan pekerjaan dan tempat tinggal.
Dan sepertinya, Ilona mengerti dengan ucapan-ucapan ibunya. Terlebih lagi, Ilona juga tidak mau hidup seperti dulu di mana dia tidak mempunyai tempat tinggal dan tidak bisa makan.
****
"Kau masih membencinya sampai sekarang?" Tanya Nadira ketika berada di mobil, raut wajah Austin terlihat sangat berbeda. Wajah lelaki itu menggelap setelah melihat Shireen, dia sama sekali tidak merasa iba ketika mengetahui bahwa Shiren disiksa oleh seorang lelaki, fokusnya hanya tentang kebencian kebencian dan kebencian. Hingga sekarang wajah lelaki itu begitu di penuhi dengan kekesalan.
"Seandainya aku tahu dia yang dihajar, aku tidak akan pernah menolongnya. Sia-sia saja tenagaku."Austin menggerutu membuat Nadira menggeleng, hingga Nadira memutuskan untuk tidak bertanya lagi daripada membuat Austin semakin kesal.
"Ya sudah ayo kita pergi ke hotel," ajak Nadira.
sama Neo n Ilona...kegedean gengsinya../Frown//Frown//Hey/
hayuuh siren semangat.../Determined/