Amelia seorang gadis cantik yang bekerja sebagai sekretaris, disampingbitu Amelia juga masih merupakan mahasiswi yang sedang menyelesaikan S2 nya.
Hari itu Amelia harus pulang sedikit malam karena adanya perubahan jadwal perkuliahan, dan malam itu Amelia harus sendiri menunggu kendaraan umum sendiri.
Amelia berdiri di halte seorang diri, dengan kemeja dan rok spannya ada dua sosok laki laki yang terus menatapnya.
" Cantik sendirian aja " ucap salah satu laki laki itu
Amelia tak menghiraukannya, ia hanya menatap lurus menunggu angkutan umum.
" Sombong banget sih, mending sini sama Abang" ucap teman laki laki tersebut
Amelia yang mulai gelisah, sedikit berpindah dari tempat sebelumnya namun sayangnya usahanya gagal kedua laki laki itu terus mendekat kearahnya.
" Neng, berapa semalaman yuk kita seneng seneng " kedua laki laki itu mendekati Amelia
Belum sempat Amelia menjawab, ada sebuah mobil berhenti tepat di halte.
" Masuk " ucap orang yang ada di mobil
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon @Caramel_Machiato, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 24
Esok pagi Amel terbangun mendengar alarm di ponsel nya, Amel juga melihat Dion yang sudah tidak ada disana.
Amel melihat dirinya yang tidak menggunakan sehelai apapun, permainan semalam benar benar membuat Amel lupa dengan statusnya.
Amel segera bersiap siap mandi, ia tak mau jika nantinya terlambat pergi ke kantor.
..
Begitu Amel sampai di kantor, lagi lagi Amel menemukan bunga mawar dan coklat hangat.
" Pagi Mel " sapa Dika yang baru saja masuk kedalam ruangan Amel
" pagi kak " jawab Amel dengan tersenyum
" Kamu semalem telpon ada apa ? maaf ya aku udah tidur " kata Dika dengan tidak enak
" Engga apa apa kak, cuma iseng aja ga ada temen ngobrol " jawab Amel bohong
" Hmm, besok sibuk ga ? Aku mau ajak kamu pergi Mel " ucap Dika
" Kemana Kak ? Engga sih besok kebetulan free " jawab Amel
" Rahasia, yaudah kamu semangat kerjanya yah sampai bertemu istirahat nanti " kata Dika dan Amel membalas dengan senyuman
Sebelum kerja Amel menyeruput coklat hangat tersebut, sambil menyusun berkas dan jadwal tiba tiba ia teringat kejadian bersama Dion semalam.
" Aduh Mel, nanti gimana ya pas ketemu ahh " Amel menutup wajahnya dengan tangan
Amel mencoba mengabaikan, ia mencoba berpikir jika tak ada yang terjadi semalam.
Setelah semua siap, Amel langsung mengetuk pintu ruangan Dion.
" Masuk " ucap Dion dari dalam
Amel perlahan membuka pintunya, dan ia bisa melihat jelas jika Dion tengah berdiri menatap arah jalan.
" Permisi pak " ucap Amel seperti biasa
Dion membalikkan tubuhnya, ia melihat Amel yang tengah berjalan sambil menenteng berkas untuk dirinya.
" Duduk " perintah Dion
" Baik pak " Amel menarik kursi
" Bukan disana, tapi situ " Dion menunjukkan sofa
Amel pun langsung mengikuti perintah Dion, ia langsung duduk di sofa yang di susul oleh Dion.
" Kenapa ? " tanya Dion membuat Amel bingung
" Kenapa apanya ? " Amel berbalik bertanya
" Ga apa, lupain aja " ucap Dion dan Amel hanya diam
Keduanya hening beberapa waktu, hingga Dion kembali bersuara.
" Saya sudah ada di kampus sebelum kamu pulang, karena saya khawatir takut ada yang terjadi sama kamu. Dan ternyata dugaan saya benar, jika saya terlambat mungkin laki laki semalam sudah meniduri kamu " ucap Dion sambil menunduk
" Terimakasih, lagi lagi bapa menyelamatkan saya. " jawab Amel
Dion mengangkat wajahnya, ia menatap Amel dengan jarak dekat.
" Kamu menolak hubungan dengan saya, tapi kamu kenapa tak menolak berhubungan dengan saya Amel ? " tanya Dion yang membuat Amel terkejut
Amel tak langsung menjawab, Amel merasa ada benarnya apa yang Dion ucapkan.
" Jawab Amel " ucap Dion
" Sa..saya gatau, tapi semalam saya tiba tiba ingat bapa. Kejadian malam itu kembali teringat jelas di pikiran saya, entah kenapa juga saya ingin kembali melakukan dan menuntaskannya malam itu " jawab Amel dengan ragu
" Tapi kamu bilang tidak memiliki perasaan kepada saya, harusnya kamu tidak memikirkan hal itu " ucap Dion membuat Amel salah tingkah
" Yaa mungkin karena bapa orang pertama yang melakukannya, jadi ya gitu " jawab Amel dengan gugup
Dion menarik wajah Amel hingga keduanya bertatapan.
" Kamu juga wanita pertama Amel, dan saya harap kamu juga wanita terakhir itu " kata Dion sambil mengusap lembut bibir Amel
Jantung Amel berdegup dengan kencang, namun ia tak mau kembali menjalani hubungan dengan Dion.
Perlahan Dion mendekati wajah Amel, hingga Amel yang tak sadar justru membuka sedikit bibir miliknya.
" Jika ada yang mengajak kamu lebih dulu, maka aku akan mundur" ucap Dion dan Amel hanya diam
Amel mengira Dion akan mencium dirinya, namun justru ia mendengar ucapan dari Dion.
" Kamu boleh kembali keruangan kamu, saya hanya ingin mengatakan itu saja " ucal Dion dan Amel langsung bangun dan pergi dari ruangan Dion.
Amel masuk kedalam ruangannya dengan jantung yang terus berdebar, entah kenapa tatapan Dion berhasil membuat Amel menjadi salah tingkah.
" Aaa Amel lo ga boleh kayak gini " ucapnya sendiri
Amel mencoba memfokuskan dirinya pada pekerjaan, ia tak mau berlarut larut memikirkan Dion.
***
Usai jam kerja Dika mengajak Amel untuk pulang bersama, tentu Amel tidak menolak ajakan Dika.
Sebelum pulang Dika mengajak Amel untuk makan lebih dulu, namun kini mereka memilih makan diarea dekat kantor.
" Besok aku jemput jam 10 yah " kata Dika
" Emang kita mau kemana kak ? " tanya Amel penasaran
" Udah besok juga kamu tau ko, yang penting besok kamu siap siap aja " ucap Dika dan Amel mengangguk
Entah kenapa rasa bahagianya tak sebagai dulu saat ia dekat dengan Dika, ia sendiri juga tidak mengerti padahal dulu ia sangat menyukai Dika.
Dion sengaja mengikuti Amel dan Dika, entah kenapa ingin sekali Dion menarik tangan Amel membawanya pergi dari sana.
Dika terus menatap Amel yang tengah fokus makan, ia pun meraih tangan Amel yang ada di meja.
" Ehhh " ucap Amel terkejut
" Boleh aku tanya sesuatu Mel ? " ucap Dika dengan wajah serius
" Boleh, Ka Dika mau nanya apa ? " Amel meletakkan sendok yang ia pegang
" Apa masih ada aku di hati kamu ? " tanya Dika dengan penuh harap
Amel tak langsung menjawab, ia menatap lekat wajah Dika yang kini tengah menunggu jawaban dirinya.
Namun begitu Amel akan menjawab, keduanya dikejutkan oleh seseorang.
" Ngapain disini ? Ga buka pesan saya ? " ucap Dion dengan aura dinginnya
" Pak Dion ? " ucap keduanya terkejut, terlebih dengan Amel
" Pesan yang mana ya Pak ? memang ada apa pak ? " tanya Amel gugup
" Kamu lupa kalau ada meeting dadakan malam ini, ayo ikut saya " ucap Dion yang langsung menarik tangan Amel
" Ka, maaf yah. Besok kita lanjut lagi " ucap Amel yang kemudian pergi begitu saja dengan Dion
Dika sedikit kecewa, padahal ia benar benar ingin tau bagaimana perasaan Amel kepada dirinya.
Begitu masuk kedalam mobil, Dion langsung melajukan mobilnya pergi dari sana
" Maksudnya bapa apa sih ? " ucap Amel sedikit emosi
" Dia bukan laki laki baik Amel, kamu harus percaya sama saya " ucap Dika sambil menatap lurus kedepan
" Lalu ? Bapa sendiri, apa bapa ngerasa kalau bapa juga bukan laki laki baik ? Kalau bapa emang laki laki baik, harusnya bapa bisa tanggung jawab dengan apa yang udah bapa lakuin..!! " bentak Amel, Dion pun menepikan mobilnya.
" Kamu mau saya tanggung jawab ? Oke, tapi beri saya waktu Amel. Dan tolong jangan kamu dekat dekat dengan dia, saya tau dia—" ucapan Dion terpotong
" Waktu, Waktu dan Waktu. Berapa lama sih waktu yang bapa butuh ? saya tegasin ya pak Dion, selama bapa belum bisa kasih saya keyakinan, bapa juga ga berhak buat ikut campur masalah pribadi saya " Amel memotong ucapan Dion, karena rasa kesal Amel langsung turun dari mobil dan naik kedalam angkot yang lewat
Dion yang kesal memukul stir mobilnya, kini pikirannya benar benar kacau.
bodoh dan terlalu polos beda tipis bouw...