aku Lady Aryana de Venetian seorang wanita gemuk berumur 26 tahun yang saat ini sedang berada di depan pisau pancung akibat fitnah suamiku dan juga kekasih nya untuk menyingkirkan diriku dan juga untuk menjatuhkan keluarga ku. ku pandangi lagi wajah tampan yang memiliki tatapan kejam ke arah ku dengan segaris senyum meremehkan.
aku bersumpah di dalam lubuk hatiku yang paling dalam. jika aku di beri kesempatan maka aku akan membalas kan sakit hati ini. dan akan ku pastikan lelaki yang masih berstatus suami ku bertekuk lutut di hadapan ku kelak, dan aku akan benar-benar menjadi monster untuk mereka.
Dan tiba-tiba sebelum hukum penggal ku di laksanakan jiwa ku seperti di tarik keluar dari raga ku. membuat ku sesak dan hampir tak bisa bernafas aku memejamkan kan mata sekejap dan tersentak membuka mataku. betapa terkejutnya diriku yang saat ini tidur di ranjang kamar ku sebelum aku menikah dengan lelaki brengsek itu.
"apa yang terjadi!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma Rain, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
mempersiapkan diri
Sudah dua Minggu aku melatih diri ku. Setiap pagi aku akan sarapan protein dan buah-buahan, dan saat makan siang aku akan makan dada ayam dan kalkun tanpa lemak kentang yang di rebus dan saat malam nya aku akan memakan ubi berwarna kuning dengan tekstur lembut yang biasa penduduk desa yang miskin menjadi kan buah tersebut sebagai bahan pangan utama mereka. Aku tau buah ini dari Maya di saat kehidupan sebelumnya. Ubi ini begitu gurih dan juga sedikit manis. Bahkan aku menyuruh ayah untuk menanam ubi tersebut di lahan luas di desa Veinth desa bagian selatan di wilayah Venetian yang memiliki lahan perkebunan yang luas. untuk persediaan penduduk Venetian saat musim dingin berlangsung. Karena seingat ku setelah 6 bulan pernikahan ku, desa-desa kecil akan mengalami krisis makanan saat musim dingin yang akan datang.
Dan saat itu raja sedikit kewalahan menghadapi masa sulit tersebut. Namun aku menyuruh ayah menanam ubi tersebut hanya untuk penduduk di wilayah Venetian saja tidak untuk penduduk tempat lain. Aku juga dendam dengan penduduk ibu kota yang melempari ku kotoran dan sampah saat aku di seret menuju alun-alun kota pada kehidupan sebelumnya.
Dengan hal rutin yang ku lakukan itu di tambah latihan kejam yang di berikan Regrash, diri ku tidak seperti sebelumnya tubuh ku mengalami perubahan, walau hanya sedikit. Aku menjadi lebih aktif. Yah perubahan tidak ada yang cepat semuanya memerlukan waktu. Saat ini aku sedang latihan bela diri bersama Regrash sekarang aku tidak memakai gaun yang merepotkan saat latihan sekarang aku mengenakan pakaian yang hampir sama dengan Regrash celana bahan hitam dan kemeja putih yang ku keluarkan. Sedangkan Rambut panjang ku Maya menggulung nya dengan rapi. Regrash tak pernah absen mengajari ku.
Ternyata ayah sudah membebastugaskan pria itu dari pekerjaan yang sebelumnya dia lakukan. Aku tau saat mengajar ku Regrash merasa beruntung karena terbebas dari tumpukan pekerjaan utama yang dia miliki.l sebagai pengawal pribadi dan tangan kiri ayah. Buktinya pria dengan mata berwarna biru gelap ini selalu bersemangat setiap kali melatih ku.
"Pasang kuda-kuda mu yang benar nona Ary, jika kau salah mengambil langkah maka gerakan ini akan membuat kaki mu cedera." ucap Regrash yang berada di belakang ku sembari membetulkan posisi kedua tangan ku. Pria ini begitu dekat dengan ku sehingga aku bisa merasakan deru nafas nya menerpa leher belakang ku. Aku sedikit gugup dalam posisi seperti ini tapi itu semua tak mengganggu konsentrasi ku. Setelah nya aku mengarahkan tinju dan tendangan ku seperti yang di ajarkan Regrash ke arah boneka jerami yang selalu di gunakan ayah untuk latihan beladiri.
Aku mengikuti semua gerakan yang Regrash tunjukkan pada ku dari yang mudah hingga yang sulit dan itu membuat tubuh ku di penuhi oleh keringat. Regrash tidak menghiraukan hal itu. Bahkan pria ini tidak masalah mengajari ku yang bertubuh gemuk. Di santai saja dengan tubuh ku ini. Aku kira pria dingin terkadang tanpa ekspresi itu tidak risih dengan wanita seperti ku. tapi setelah di pikirkan lagi mungkin karena aku adalah anak dari tuan nya maka dari itu Regrash dengan tangan terbuka tidak peduli dengan bentuk tubuh ku.
Saat sedang fokus dengan latihan yang di berikan Regrash siang itu, Maya berlari ke arah ku seperti membawa informasi penting jadi aku meminta izin Regrash untuk beristirahat selama 5 menit. Dan untung saja pria ini mengijinkan nya.
"nona saya mendapatkan sebuah pesan dari nyonya duchess jika sore ini tunangan anda tuan Grand Duke Nicholas akan mengunjungi kediaman ini untuk membicarakan acara pertunangan anda yang akan berlangsung dua hari lagi." ucap Maya dengan wajah bahagia kegirangan mendengar hal itu. Maya.. Maya jika kau tau kelakuan busuk nya di kehidupan sebelum ini pasti kau akan membenci pria kejam itu. Tapi mengapa dia ingin membicarakan hal ini pada ayah ku? Ini tidak seperti yang terjadi di masa lalu. Di kehidupan sebelum nya Pria itu bahkan enggan untuk hadir di acara pertunangan tersebut.
"nona!! Nona Aryana!!." teriak Maya yang menyadarkan ku dari lamunan tentang kehidupan masa lalu.
"ah.. Kenapa kau berteriak Maya!" aku menatap kesal kearah Maya.
"maaf kan saya nona, tadi nona melamun dan terdiam" Maya sedikit menunduk ketika aku menatap nya dengan kesal. Aku menghela kan nafas melihat Maya yang menunduk.
"hmm ya terima kasih Maya atas informasinya dan maaf kan aku yang membentak mu"
Maya mengangkat kepala nya lagi bersemangat.
"dan saya di minta nyonya duchess untuk membantu anda bersiap menyambut kedatangan calon suami anda Nona Ary."
Apa-apaan pria itu, mengganggu jadwal latihan ku saja. Aku sungguh tidak ingin bertemu dengan nya saat ini. dan aku sungguh malas melihat wajah memuakkan nya.
"Maya katakan pada ibu jika aku sibuk dan tak bisa menyambut tamu mereka. Setelah ini selesai aku akan pergi berkuda dengan tuan Regrash, aku belum siap bertemu calon suami ku itu." entah mengapa Maya tak bertanya lagi dan langsung menurut dan pergi. Dasar aneh. Maya adalah pelayan pribadi ku yang memiliki sifat aneh dan nyentrik. Tapi aku bahagia memiliki Maya. Wanita yang mati tragis bersama ku waktu itu.
Sore hari pun tiba aku sedang menunggang kuda walau tubuh ku gendut kuda-kuda ini masih cukup kuat untuk berlari Dangan membawa aku di atas tubuh mereka. Aku belum ingin bertemu dengan pria kejam itu. Lebih tepatnya nya belum siap. Amarah ku masih belum bisa ku kontrol. Bisa-bisa saat ber melihat wajah nya aku hilang kendali dan merusak wajah tersebut. Aku ingin merusak wajah tersebut, benar-benar ingin namun bukan saat ini ada waktu nya sekarang terlalu cepat untuk melakukan hal itu.
Aku dan Regrash saat ini sedang menunggang kuda di area perkebunan apel milik ayah yang berada beberapa kilometer dari kediaman keluarga Venetian.
"perhatikan kecepatan kuda anda nona Aryana!" teriak Regrash yang melihat kuda ku begitu cepat berlari hingga sampai di depan perbatasan kediaman Venetian dimana terdapat hutan di hadapan ku saat ini. Aku menarik pelana kuda tersebut hingga membuat hewan itu berhenti seketika. Dan sayang nya hal itu membuat tangan ku sedikit memar. Aku menyembunyikan hal ini aku takut Regrash akan mengadu pada ayah jika aku terluka.
Setelah itu aku dan Regrash segera kembali. Pria yang saat ini sedang berkuda di samping kuda ku dengan kecepatan pelan menyodorkan sebuah apel ke arah ku tanpa berbicara. Aku segera mengambil nya dan memakan buah segar tersebut. Kami menunggang kuda ke arah jalan pulang dalam keadaan yang tenang tanpa berbicara apapun.
