Queen Of Mafia

" Telah terjadi kecelakaan pesawat yang jatuh tak jauh dari area bandara internasional jerman, bandara di tutup sementara demi keamanan para penumpang yang akan melakukan penerbangan selanjutnya ".

" Hah ". Caca menghembuskan napasnya dengan kasar.

" Tunda penerbangan kita ke indonesia, kecelakaan ini bukan sekedar kecelakaan biasa ". Ucap caca serius dengan ucapannya.

" Tapi queen, besok ada meeting penting dengan pemilik perusahan andres grup, meeting itu sangat penting dan harus di lakukan besok ". Ujar velina kebingungan.

" Rahel akan mengurusnya ". Ucap caca tidak ingin ada bantahan, velina hanya bisa diam mematuhi perintah caca.

" Bereskan barang-barangmu, kita akan menginap di markas malam ini ". Sambung caca memiliki firasat buruk.

Tanpa menunggu lama velina langsung mengemas barang-barangnya, setelah selesai mereka berdua langsung meninggalkan apartemen tersebut lalu pergi menuju markas DS yang berada di jerman.

Dan benar saja, 5 menit setelah mereka berdua meninggalkan apartemen tersebut, segerombolan pria berpakaian hitam muncul dan memasuki apartemen itu dengan paksa, telat sedetik saja mungkin mereka akan saling berpapasan.

" Siapa mereka ? Bagaimana mereka bisa tau apartemen kita queen ? ". Tanya velina sambil fokus melihat rekaman cctv yang sedang memperlihatkan segerombolan pria sedang mengacak-acak apartemen yang baru saja mereka tinggalkan.

Rasa penasaran menyelimuti pikiran velina, jelas dia bingung karna baru pertama kalinya ada musuh yang mengetahui keberadaan mereka seperti yang terjadi saat ini.

" Kemarin ada orang yang mengawasi ku saat bersama tuan aslan di salah satu cafe setelah kejadian di pelelangan ".

" Renata sudah menyingkirkan orang itu tapi dia berhasil memberikan informasi yang dia dengar dalam pembicaraan kami pada orang yang menyuruhnya ".

" Mungkin saja segerombolan pria-pria ini suruhan dari orang yang mengutus pria kemarin ".

Velina cukup terkejut, dia sama sekali tidak tau jika ada yang mengawasi sang queen kemarin.

" Apa orang yang menyuruh pria-pria ini sudah di ketahui identitasnya ? ".

" Renata sedang menyelidikinya, biarkan renata yang menanganinya ". Jawab caca dengan santainya.

Tiba-tiba renata menghubungi caca, baru saja mereka membicarakan renata.

" Mereka menyadari anda menghilang dan juga berhasil menyusul mobil anda queen, mereka tepat berada di belakang satu mobil di belakang mobil anda ".

Renata selalu dan selalu gercep kalau soal keamanan dan keselamatan caca, setelah mengetahui mobilnya berhasil di ikuti, caca masih saja terlihat tenang dan malah menyunggingkan seringai tipis.

" Biarkan saja mereka menyusulku, mereka terlalu ceroboh jika mengikutiku sampai ke markas ". Ujar caca merasa musuh terlalu ceroboh.

Apalagi sekarang yang mengendarai mobil adalah caca, rute jalan yang di tempuh sudah bagian dari rencana caca tanpa di sadari velina.

Namun di sisi lain caca tidak tau kalau ternyata mobil yang berada tepat di belakang mobilnya ternyata ada aslan dan radit di dalam mobil itu.

" Cih ! ".

" Sepertinya kemarin ada yang mengawasi kami ". Ucap aslan mengeluarkan aura dingin sehingga radit merinding.

" Apa maksud anda tuan ? ". Tanya radit penasaran tapi tetap fokus mengemudikan mobil.

" Hah ". Aslan menghela lalu menghembuskan napasnya dengan kasar.

" Seseorang menyebarkan informasi bahwa ketua mafia DS memiliki seorang adik perempuan, informasi baru saja tersebar luas di semua kelompok mafia dan sekarang sebagian dari kelompok mafia di dunia sedang mengincar adik perempuan ketua mafia DS ".

" Mereka berniat menangkapnya sebagai umpan agar ketua mafia DS muncul dan menunjukkan wajahnya ".

" Lalu apa kaitannya masalah itu dengan orang yang mengawasi anda kemarin ? ".

" Wanita kemarin yang kita temui di tempat pelelangan, dia orangnya ".

DEG.

Matanya membulat sempurna, penjelasan tuannya sungguh tak terduga.

" Masalah ini jelas berkaitan denganku, jika kemarin aku tidak memaksa dia jujur tentang identitasnya, mungkin orang yang mengawasiku tidak akan tau dan mungkin saja orang itu yang menyebarkan informasi ini ". Aslan sedikit merasa bersalah.

Baru kali ini seorang aslan merasakan rasa penyesalan ? Ini sangat tidak terduga.

Radit benar-benar terkejut, tapi di detik kemudian dia menyadari suatu hal yang mencurigakan dari mobil di belakangnya.

Dari kaca spion dia bisa melihat jelas di dalam mobil di belakang sana terdapat pria-pria yang sedang memegang senjata api.

" Tuan, coba lihat dari kaca spion, mobil belakang cukup mencurigakan ".

Aslan langsung melirik ke kaca spion dan benar saja, aslan juga melihat apa yang radit lihat.

Tapi tiba-tiba..

Ckitttt.

DOR.

" Sial ! ". Pekik radit terkejut aslan tiba-tiba banting setir mobil hingga oleng ke arah kiri secara tiba-tiba, lalu meluruskan kembali arah mobil lurus kedepan.

Ternyata salah satu pria di mobil belakang hendak menembak ke arah mobil di depan mobil aslan, tanpa berpikir panjang aslan langsung melakukan hal gila tersebut.

Di depan sana caca juga terkejut melihat mobil di belakang mobilnya tiba-tiba melindungi caca dan velina dari tembakan musuh, seakan tau jika incaran musuh adalah mobilnya.

" Itu bukan mobil mafioso DS, siapa orang nekat membantuku ? ". Batin caca penasaran.

Aksi kejar-kejaran pun terjadi, ini masih pagi namun jalan yang mereka tempuh memang sangat sunyi karena jalan itu memang jalan pintas yang sering di gunakan pengendara yang sedang dalam keadaan darurat saja.

Kegilaan caca masih berlangsung, tiba-tiba dengan lihai nya dia memainkan setir mobilnya hingga mobil berputar berbalik arah, radit spontan menginjak rem karna terkejut, untung saja tepat waktu dan mobil mereka tidak saling tabrakan.

" Orang gila, gimana kalau tabrakan ". Pekik radit sangat emosi.

Sedangkan velina sudah terbiasa dengan kegilaan queennya jadi dia terlihat menikmati aksi gila tersebut.

Aslan keluar dari mobil, radit pun ikutan keluar dengan sikap siaga melindungi tuannya, di dalam mobil caca terkejut melihat ternyata aslan yang keluar dari mobil di depannya saat ini, akhirnya caca pun ikut keluar bersamaan velina dan para musuh di depan sana.

DEG.

" Kamu ". Untuk yang kedua kalinya aslan terkejut saat bertemu dengan caca.

" Jadi dia adik ketua mafia DS ? ". Batin radit tak menyangka.

Perlahan demi perlahan caca berjalan mendekati aslan dan radit, situasi cukup menegangkan, para musuh siap sedia menembak caca dan lainnya di belakang sana.

Netra mata yang saling beradu tatap, aura berbeda yang keluar dari caca maupun aslan malah membuat velina dan radit berasumsi lain.

DEG.

Ini pertemuan ketiga mereka, namun kali ini suasananya sedikit berbeda yang di rasakan caca.

DOR.

Satu tembakan dari musuh melesat cepat ke arah aslan, namun dengan begitu lihai aslan bisa menghindari tembakan itu walaupun dia sedang membelakangi musuh.

" Ada apa dengan ku ? Perasaan aneh apa ini ? ". Batin caca tak karuan menahan gejolak aneh yang membuat detak jantungnya seketika berdegub kencang.

" Apa ada pengawalan ? ". Aslan tiba-tiba melontarkan pertanyaan pada radit.

" Sebentar lagi mereka tiba ". Jawab radit.

" Singkirkan mereka secepatnya sebelum bala bantuan musuh tiba ".

Firasat seorang aslan tidak pernah salah, dia merasa bala bantuan musuh akan segera datang, dia bisa melawan tapi dia malas meladeni musuh yang dia rasa lemah seperti mereka.

Tanpa mengatakan apapun radit langsung maju menyerang musuh sendirian, aslan malah berjalan mendekati caca.

" Bantu pria itu ". Ucap caca memberikan perintah.

" Baik queen ".

Velina maju membantu radit, aslan semakin dekat, tatapannya pada caca semakin lekat, tanpa sadar caca sedikit merasa gugup di tatap seperti itu oleh aslan dan kini aslan telah berdiri di hadapannya.

" Ikutlah dengan ku, ada yang perlu kita bicarakan ". Ucap aslan dengan wajah datarnya.

Caca menaik kan satu alisnya, dia penasaran apa yang akan aslan bicarakan dengannya.

Belum juga caca setuju ikut dengan aslan, tanpa basa-basi aslan menarik caca masuk ke dalam mobil caca kemudian membawa caca pergi dari tempat itu meninggalkan radit dan velina yang sedang asik melawan para musuh.