NovelToon NovelToon
Peri Cintaku

Peri Cintaku

Status: tamat
Genre:Fantasi / Tamat / cintapertama / spiritual
Popularitas:15.3k
Nilai: 5
Nama Author: Arif C

Kisah ini bermula saat wanita itu mulai menarik perhatianku. Entah mengapa segala pola tingkahnya membuatku jatuh cinta. Ia tidak membuatku terbuai lama di dalam angan. Tanpa basa-basi dia bersedia menjadi kekasihku. Namun, semuanya semakin pelik untuk dipercayai. Dia yang kuanggap gadis manis yang butuh perlindungan, rupanya seorang peri yang ditugaskan untuk melindungiku.

Jika bersamaku hanya akan membuat peri itu merasakan sakit dan pedih menjalani hidup sebagai manusia, apakah mengakhiri hubungan ini adalah satu-satunya jalan keluar agar aku tidak menyakitinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arif C, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 3

Saat senja, Rio belum juga kembali dari kantornya. Namun Tari tak merasa risau, karena sebelumnya Rio sudah izin padanya untuk pulang terlambat karena urusan pekerjaan. Namun saat itu, Tari sedang memgandung usia empat bulan dan dalam kondisi seorang diri.

Asisten rumah tangganya memang sudah pulang sejak sore tadi. Hal ini tentu menjadi kesempatan bagi Fara untuk mengincar nyawa Tari.

Dia ingin balas dendam pada Tari karena suaminya selalu saja mencampuri urusan Fara.

'Kamu lihat saja, Rio! Apa yang akan terjadi pada istri dan calon anakmu, tutur Fara.

'Aku yakin kamu akan menangis darah,” sambung Fara sambil tersenyum menyeringai.

Dia pun masuk ke rumah Rio dengan menembus dinding. Fara merasa beruntung karena di rumah itu tak ada penjaga gaib.

Kemudian Fara menghampiri Tari yang sedang ada di dapur. Saat itu memang Tari sedang mempersiapkan makan malam sembari menanti sang suami pulang.

Fara pun kemudian memadamkan listrik rumah itu. Tari pun kaget dia segera mematikan kompor, saat dia sedang memasak.

Tari segera mengambil lilin dan korek api yang berada di laci dapur itu. Dia kemudian menyalakan lilin tersebut untuk menerangi sekelilingnya yang kini gelap gulita.

Tidak ada firasat apapun di benak Tari jika dirinya sedang diawasi dan diincar oleh Fara.

Tari lalu memutuskan untuk menunggu sang suami di ruang tamu. Tetapi saat Tari berjalan ke ruang tamu, Fara semakin mendekat pada Tari.

Tari mulai erasa aneh, seperti ada seseorang yang di belakangnya. Dia pun kemudian menoleh, tetapi Fara malah menghilang.

Dia sengaja ingin mempermainkan rasa takut Tari terlebih dahulu. Tari pun merasa merinding, namun dia rada takutnya belum timbul.

"Kupikir tadi ada orang di belakangku, pikir Tari sambil mengelus perutnya yang sudah mulai membuncit.

Tari pun segera duduk di ruang tamu, tetapi saat itu juga Fara menggeser kursi makan, sehingga menimbulkan suara deritan di lantai.

Tari pun kembali terkejut, karena kursi makan itu tiba-tiba bergerak dengan sendirinya.

Bahkan Tari pun merasa merinding lagi, di hatinya mulai timbul rasa takut.

'Apakah ada sosok yang menggangguku saat ini?' pikir Tari.

Namun Tari berusaha untuk tetap tenang, dia lalu duduk di kursi tamu sembari menunggu listrik menyala lagi dan menantikan suaminya pulang.

Tari ingin secepatnya Rio pulang. Sebab dia kini seorang diri di rumah itu dalam kondisi gelap gulita.

Samun saat Tari hendak menelepon sang suami, dia merasa kecewa sebab ponselnya mati karena kehabisan daya baterai.

'Aduh, aku lupa mengisi daya baterai ponselku,' kata Tari sambil menepuk kuningnya.

Tentu Tari tak bisa mengisi daya baterai ponselnya sebab listrik belum juga menyala.

Sebenarnya Tari mulai merinding dan merasa takut lagi. Karena saat itu Fara masih mengawasinya di sudut ruangan.

Namun Tari tak menyadarinya, Tari pun memutuskan untuk menanti Rio di ruang tamu dengan pijar cahaya lilin yang diletakkan di atas meja.

'Inilah saatnya aku menghabisi istri Rio dan calon anaknya, kata Fara.

Lalu Fara pun tiba-tiba duduk di samping Tari. Taripun kaget ketika menoleh ada sosok wanita cantik dengan berkulit pucat.

"Sisiapa kamu? Kekenapa kamu ada di rumahku?" tanya Tari dengan nada tergeragap.

Dia pun segera terbangun dari sofa berwarna ungu itu untuk menjauhi Fara. Fara malah bangun dan mengikutinya dengan senyumnya yang mengerikan.

"Jangan takut, aku hanya ingin menemanimu," jawab Fara.

Namun Tari merasa curiga karena wajah Fara tampak angker dan menduga Fara bukanlah manusia.

"Kakamu ini manusia atau bukan? Lalalu bagaimana kamu bisa masuk rumah ini?" tanya Tari dengan nada masih terbata-bata sambil melangkah mundur. Dan Fara semakin mendekat pada dirinya.

"Tak perlu tahu siapa aku, mau kutemani sambil menunggu suamimu, hihihi?" jawab Fara sambil terkikik. Tari langsung menggelengkan kepalanya.

"Tidak! Kamu pergi saja dari rumah ini, aku tidak butuh ditemani olehmu," jawab Tari sambil terus melangkah mundur.

"Kalau begitu, bagaimana jika kamu yang ikut denganku?" Hahaha," ujar Fara sambil tertawa keras, sehingga membuat Tari semakin ketakutan.

Tari kemudian berlari ke arah kamarnya. Dia segera mengunci pintu kamar itu agar Fara tidak bisa masuk.

'Ayolah, Mas Rio! Segeralah pulang, ada hantu di rumah ini, kata Tari dalam hatinya.

Akan tetapi, Tari tiba-tiba kaget ketika melihat Fara menembus dinding kamar itu dan menghampirinya lagi.

"Kalau kamu tidak mau kutemani. Ayo ikut denganku saja! Kamu dan anakmu pasti akan merasa lebih bahagia daripada tinggal di sini!" ajak Fara kembali mendekati Tari.

Tari menggelengkan kepalanya lagi dengan wajah yang semakin takut dan cemas.

"Tidak! Pergi kamu! Aku tidak mau ikut denganmu! Jangan ganggu aku! tolak Tari.

Dia pun segera membuka pintu itu. Namun pintu kamar itu seperti terkunci dari luar. Tari pun semakin ketakutan.

Dia takut makhkuk itu akan berbuat semakin brutal pada dirinya.

"Tolong! Tolong!" jerit Tari. Namun tak ada seorang pun dari luar yang mendengar teriakan Tari.

"Tidak ada yang bisa menolongmu sekarang, karena kamu sudah ditakdirkan mati di tanganku," tandas Fara, yang membuat tubuh Tari semakin gernetar dipenuhi rasa takut.

"Kenapa kamu ingin menghabisiku? Apa salahku padamu?" tanya Tari sampai terus melangkah mundur.

"Karena suamimu sudah sering mencampuri urusanku,,dan aku akan membuat perhitungan kepadamu dan juga calon anak yang ada di dalam kandunganmu itu," jawab Fara.

Tangan Fara pun terarah pada leher Tari. Tari pun kaget ketika Fara hendak mencekiknya.

Tari kemudian berusaha menghindar dan berlari di sekitar kamar tersebut. Namun Fara terus mengejarnya sambil mengarahkan tangannya yang penuh dengan kuku tajam dan panjang.

"TOLONG! TOLONG!" jerit Tari lagi. Namun Fara malah tertawa keras.

"Hahaha, sudah kubilang, tidak ada yang bisa menolongmu. Jadi berpasrah sajalah jika aku kirim kamu ke alam baka," kata Fara sembari mengolok Tari.

"Dan anakmu itu akan kubawa ke alamku untuk kujadikan sebagai tuyul," sahut Fara. Tari pun terperanjat mendengarnya.

"Pergi kamu dari sini! Jangan pernah menggangguku dan calon anakku!" usir Tari. Namun Fara tetap tidak bergeming.

Dia tidak sabar lagi untuk menghabisi Tari.

Tangan Fara kembali ke arah ke leher Tari.

Namun Tari dengan sifap menghindarinya. Tetapi tenaga Tari tidak sebanding dengan Fara.

Fara pun kemudian berhasil mencekik leher Tari.

"Suamimu pasti akan menangis darah ketika melihat kamu sudah menjadi mayat dengan bayi yang ada di dalam kandunganmu," kata Fara sambil tersenyum.

Sementara Tari terus memberontak. Dia tidak ingin sampai Fara menghabisinya.

"Tuhan, tolonglah aku! Aku tidak mau mati di tangan makhluk jahat ini, Tari melantunkan doa dalam hatinya. Bahkan Tari pun melantunkan ayat suci agar Fara berhenti mengganggunya. Saat tari mengucapkan ayat suci, tangan Fara begitu terasa panas.

Brak!

Dia pun kemudian segera menghempaskan tubuh Tari ke lantai.

"Aaaah sakiiiit!” Tari pun mengerang kesakitan. Bahkan dia memegangi perutnya.

1
Rembulan009
belum baca, tapi kaya nya seru
Star Kesha
Suka banget endingnya!
Odette/Odile
Mantap lah!
Beatrix
Sukses terus, sekali baca novel author bikin nagih terus.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!