NovelToon NovelToon
Pernikahan Keduaku Yang Pertama

Pernikahan Keduaku Yang Pertama

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Lari dari Pernikahan / Selingkuh / Mengubah Takdir / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang
Popularitas:12.8k
Nilai: 5
Nama Author: Seraphine E

Caroline menikah dengan Bastian selama 13 tahun, dan selama itu juga tidak pernah ada kebahagiaan didalam pernikahannya. Bahkan ketika Caroline menjadi buta karena menyelamatkan Bastian, pria itu seolah tidak peduli bahkan tega berselingkuh. Di saat terakhirnya, Caroline berdoa jika dia bisa memutar kembali waktu, dia tidak akan pernah menikah dengan Bastian.
Tak disangka dewa mengabulkan permohonannya dan membuat Caroline kembali ke masa lalu. Caroline kembali di hari ketika dirinya dan Bastian menikah.
....
"Aku Caroline Rexalion membatalkan pernikahanku dengan Bastian. Aku tidak sudi menikah dengan sampah sepertimu" seru Caroline dihadapan semua tamu undangan.
"Caroline, jangan main - main. Apa - apaan sikapmu ini?" Bastian marah dan mencengkeram Caroline.
"Kau baji*ngan sialan. Mati saja kau.. Buagh" Ucap Caroline dan meninju Bastian tepat dihidungnya lalu segera pergi meninggalkan altar.
"Caroline.. Kembali kau!!!" Teriakan Bastian dibalas dengan acungan jari tengah oleh Caroline.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Seraphine E, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 11

"Dimana ini?" tanya Caroline yang sedang berdiri di depan sebuah pondok kecil. Penasaran Caroline masuk kedalam pondok itu, dirinya melihat seorang wanita berdiri menyambutnya dengan senyum hangat yang selama ini telah hilang dari hidupnya.

"Mommy....!!!" Caroline seolah tidak percaya dengan apa yang dia lihat.

Serta merta Caroline berlari memeluk ibunya yang selama ini menghilang tanpa kabar sejak usianya 8 tahun.

"Mommy.... Kenapa kau pergi meninggalkanku? Apa kau tidak menyayangiku?" isak Caroline dalam pelukan ibunya.

"Mommy... apa kau tahu daddy setiap malam selalu menangis merindukanmu. Kembalilah, pulanglah" pinta Caroline.

Ibunya tidak menjawab dan dirinya hanya tersenyum, "Kau sudah kembali putri kecilku? Maafkan mommy yang harus meninggalkanmu di usiamu yang masih kecil. Mommy terpaksa melakukannya agar kau bisa hidup dengan bahagia"

"Apa maksud mommy? Aku sama sekali tidak mengerti" kata Caroline.

Ibunya tersenyum dan melepas pelukan Caroline, "Belum saatnya kau mengerti sayang, ini adalah harga yang harus mommy bayar. Maafkan mommy, tapi aku harus pergi. Jagalah dirimu dengan baik malaikat kecilku, matahariku"

"No.. Mommy... Jangan pergi lagi. Mommy" Caroline membuka matanya, dia merasa pipinya basah. Nafasnya terengah - engah, "Ternyata cuma mimpi' ucapnya.

Mimpi itu terasa sangat nyata bagi Caroline, "Apa maksud mommy dengan harga yang harus dia bayar?" tanya Caroline sambil menerawang menatap langit yang mulai menunjukkan cahayanya pertanda pagi telah datang. "Mommy sebenarnya kau ada dimana? Selama ini kau tidak pernah sekalipun muncul di mimpiku, bahkan saat aku sangat merindukanmu ketika aku menikah dengan Bastian di kehidupanku sebelumnya" ucapnya lagi.

*****

Pagi itu saat sarapan Caroline tidak melihat Louis dimanapun, saat dia bertanya pada Phillip, kakeknya pun juga menjawab tidak tahu karena pagi - pagi sekali Louis sudah tidak ada dikamarnya.

Siang hari pun juga sama, dia tidak melihat Louis dimanapun. Tak urung hal ini membuat Caroline menjadi kesal. "Apa dia sekarang mencoba menghindar lagi dariku?" kesalnya.

"Louis... awas kalau sampai aku menemukanmu, aku akan memberimu pelajaran" maki Caroline seraya mengepalkan tangannya ke udara. Sementara Louis tampak bersembunyi memperhatikan Caroline dari kejauhan, setelah memastikan Caroline telah pergi dia pun keluar dari tempat persembunyiannya.

"Jadi kau bersembunyi disitu? Mau sampai kapan kau bersembunyi dariku? Apa karena pernyataan cintamu semalam?" tanya Caroline yang tiba - tiba saja muncul dihadapan Louis.

"Ka-kau... kenapa kau ada disini? Aku sudah melihatmu pergi sejak tadi" kata Louis gugup.

Caroline maju selangkah mendekat pada Louis, dia memperhatikan Louis dari ujung rambut hingga ujung kaki.

"Ja-jangan melihatku seperti itu. Kau membuatku semakin merasa bersalah" kata Louis.

"Hmmm.... dilihat darimana pun sikapnya sangat berbeda dengan semalam" batin Caroline.

Louis masih saja diam saat Caroline menarik tangannya untuk berbicara di tempat lain. "Kau mau membawaku kemana?" Pertanyaan Louis sama sekali tidak digubris oleh Caroline.

"Kau!!.... apa kau memiliki kepribadian ganda?" tanya Caroline tiba - tiba.

Wajah Louis seketika memucat mendengar pertanyaan Caroline yang sama sekali tidak dia sangka - sangka itu, "Te-tentu saja tidak" elak Louis.

Caroline menatap lagi Louis dalam - dalam, "Ya sudahlah kalau kau tidak mau mengaku. Aku juga hanya sedikit penasaran karena sikapmu jauh berbeda dengan semalam" ucap Caroline lagi.

"Apa kau membencinya?" tanya Louis cemas.

Caroline menggeleng dan mengatakan dia tidak membencinya sama sekali, karena baginya itu bukan sesuatu yang patut dipermasalahkan dan juga bukan urusannya sama sekali.

"Kau akan pulang hari ini kan?" tanya Louis, Caroline mengangguk. Akibat rencana pernikahan mereka berdua membuat Caroline harus kembali ke ibukota lebih cepat tentu saja ini sangat disyukuri oleh Caroline karena dirinya dapat terbebas dari latihan fisik yang menyiksa, tapi disisi lain dirinya harus mempersiapkan diri dalam acara pertemuan keluarga yang akan digelar dua hari lagi. Edward tampak sangat terburu - buru melaksanakan upacara pernikahan itu, meskipun pada akhirnya dia harus setuju dengan Caroline dan Louis bertunangan terlebih dahulu.

"Aku akan menyusul setelah menyelesaikan beberapa urusanku disini" kata Louis ketika Caroline menawarkan untuk kembali ke ibukota bersama - sama.

"Caroline, berikan ponselmu" pinta Louis.

Tanpa banyak bertanya, Caroline memberikan ponselnya pada Louis yang langsung menyimpan nomor ponselnya. "Itu nomorku, aku rasa kita akan banyak berhubungan nantinya" ujarnya.

"Haa... Kau benar" balas Caroline kikuk.

Caroline dibantu oleh Vivian dan juga Polly pun mempersiapkan semuanya untuk kembali pulang ke ibukota tak lupa Rossy dan juga Liana serta adik - adiknya pun turut serta.

****

Pertemuan keluarga yang digelar antara keluarga Caroline dan Louis pun akhirnya menetapkan bahwa mereka berdua akan bertunangan dalam waktu kurang dari satu minggu, kemudian rencana pernikahan akan digelar satu bulan setelahnya. Meskipun terlihat terburu - buru tapi berita tentang pertunangan mereka berhasil meredam rumor yang beredar dan berita tentang pertunangan itu pun sampai ke telinga Bastian yang sedang menikmati malamnya di sebuah club.

"Hey... sudah lama kau tidak pernah terlihat, kurasa sejak Caroline membatalkan pernikahan kalian" ledek Calix salah satu kenalannya.

"Aku sedang tidak ingin membicarakan masalah itu, kalau kau masih membahas tentang itu, lebih baik kau enyah dari hadapanku" maki Bastian.

Calix terkekeh dan meletakkan amplop berisi undangan pertunangan Caroline dan Louis, "Kau harus move on. Lihatlah, Caroline bahkan akan segera bertunangan. Ah tapi bukankah kau sudah memiliki anak, jadi aku rasa kau tidak perlu move on" sindir Calix lagi.

"Caroline akan bertunangan?" tanya Bastian. Dia langsung merobek amplop dan membaca isi undangan itu. Tangannya terkepal, "Baru satu bulan dia membatalkan pernikahan kami, lalu sekarang dia akan menikah dengan pria lain?" ucap Bastian.

Calix menggelengkan kepalanya melihat watak Bastian yang tidak pernah berubah, masih saja mengandalkan emosinya daripada memikirkan dampaknya terlebih dahulu. "Lalu apa yang kau harapkan? Melihat Caroline mengemis untuk kembali padamu? Kau harus bangun dari mimpimu bro" Bagi Bastian ucapan Calix baru saja seperti meremehkannya.

"Kau harus menyadari dimana posisimu sekarang. Kau dan Caroline sangat bertolak belakang" Calix menepuk punggung Bastian sambil terus tertawa mengejeknya.

Tidak hanya Calix tapi semua orang yang ada di club itu yang mengenalnya tampak menertawakan Bastian, dikuasai amarah Bastian menerjang Calix dan memukulinya. "Apa hakmu bicara seperti itu padaku bang*sat!!!!!"

Calix yang tidak siap pun harus rela pasrah menerima setiap pukulan yang dilayangkan padanya, "Hentikan dia. Bastian kau gila!!!!" teriak Calix yang berusaha melepaskan diri dari Bastian.

Sesaat kemudian, Bastian menghan*tam kepala Calix dengan sebuah botol minuman keras dan membuat pria itu tidak sadarkan diri. Bastian berdiri dan wajahnya tampak sangat puas melihat Calix terkapar tak berdaya. Matanya memandang ke sekeliling ruangan, musik pun terhenti. Tidak ada satupun yang berani menghentikannya termasuk petugas keamanan club itu karena nama Fransisco Hills.

"Apa kalian juga ingin meremehkanku?" tantang Bastian dan tak ada satupun yang menjawab.

"Pengecut....!!!" maki Bastian seraya berlalu pergi dari club itu.

*****

1
Aiko Clearesta
up thor wlau badai mnghdang
Anita Jenius
Ceritanya keren kak.
5 like + /Rose/buatmu sebagai hadiah perkenalan dariku. semangat ya kak.
Seraphine E: terima kasih banyak kak. 🙏🙏🙏
total 1 replies
Anita Jenius
Aku mampir kak.. salam kenal..
Seraphine E: salam kenal juga kak.
total 1 replies
IndraAsya
👣👣👣
Bilqies
hai kak aku mampir yaach

jangan lupa mampir juga di karyaku
"Mencintaimu dalam DIAM"
Seraphine E: thank you kak
total 1 replies
Araa
Semangat thoor😆
Seraphine E: thank you kak /Angry//Determined/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!