Kisah Seorang Dokter Muda dengan segudang prestasi dan kesempurnaan dalam hidupnya, ternyata mempunyai masa lalu dari seorang laki-laki yang menyakitkan, semua itu membuatnya harus pergi meninggalkan kota kelahiran dan keluarganya
Dokter ALENA berasal dari Keluarga Milyarder yang hidup sederhana dengan menutupi identitasnya
Disaat Seseorang yang pernah menorehkan luka di hatinya tiba-tiba muncul kembali di kehidupannya, apa yang akan terjadi ?
Penasaran, yuk ikuti ceritanya ya
cerita ini adalah seri ke 2 dari kisah sebelumnya "POWER OF WOMAN"
Salam kenal dan jumpa dari Author
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sinho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 12
"Saya akan berkata sekali saja dan ingat baik-baik, wanita ini adalah kekasih saya sejak lama, kami berpisah untuk sementara waktu, dan kini bertemu kembali, jadi jangan berani mengusiknya, atau akan berhadapan dengan saya !" Kata Edward penuh penekanan
Milla, Exel dan para orang-orang penting yang hadir disana sangat terkejut dengan pernyataan Edward, karena selama ini Edward terkenal milyarder dingin tak tersentuh oleh seorang wanita sekalipun, Edward adalah bintang milyarder singgel yang di kejar oleh kaum hawa dari kalangan kelas atas, jadi hari ini semua wanita yang mendengar pernyataan Edward merasa shock
Pak Hari yang sedari tadi menjari Edward sampai melotot tak percaya dengan apa yang dikatakan tuanya
Alena terdiam membeku, tidak kalah terkejut, juga merasa sangat shock mendengar pernyataan Edward, melihat keadaan Alena, Edward langsung menarik Alena untuk segera keluar dari gedung itu
Edward memaksa Alena untuk masuk ke dalam mobil mewahnya, Alena yang masih bingung dengan apa yang terjadi, segera masuk ke dalam mobil Edward
Suasana hening beberapa saat di dalam mobil Edward, sampai kemudian terdengar lirih Alena menangis, Edward segera menepi dan menghentikan mobilnya di pinggir taman
"Kenapa semuanya jadi begini, apa salahku, aku selalu menjaga agar tidak melukai siapapun, kenapa mereka begitu tega, hik hik hik"
Edward diam dan membiarkan Alena menangis
"Mommy, kenapa mom, aku merindukanmu mom, hik hik hik"
Alena masih menagis sambil menutupi mukanya dengan kedua tangan dan menumpahkan kekesalannya
Edward melihat Alena masih dengan tangisannya yang semakin kencang, hingga akhirnya Edward memeluknya dari samping dan menepuk punggungnya pelan untuk menenangkan Alena
Alena masih menagis dalam pelukan Edward, bahkan tangan Alena tanpa sadar berpegang erat di tubuh Edward, sejenak Edward kaget dengan apa yang dilakukan Alena, hatinya berdesir kuat hingga jantung Edward ikut berdetak cepat, sampai kemudian terdengar panggilan masuk dari handphone Alena, segera Alena meraih handphone dan melihatnya
"Mommy ?" Alena terlihat bingung dan menatap Edward
"Terimalah, mungkin mommy mu merasakan apa yang kau alami"
Alena mengangguk dan mengangkat teleponnya
"Assalamualaikum, Alena sayang, lama banget angkat telpon momy" Ucap Jasmine
"Waalaikumsalam, maaf mom, Alena sedang hik, sedang_" ucap Alena tiba-tiba, tak kuasa menahan tangisnya saat mendengar suara Jasmine dan menjauhkan handphone nya sambil menangis
"Alena, halo, sayang apa kau menangis, Al, halo, jangan bilang kamu tidak bahagia ya, mommy akan menyeret mu pulang Al, jangan macam-macam, Al Alena, Halo"
Edward segera memeluk Alena kembali, dan mengambil alih Handphone yang ada di tangan Alena, sementara tangan kiri masih memeluk Alena, tangan kanan Edward melanjutkan pembicaraan Alena dan Mommy nya
"Halo nyonya " ucap Edward di telepon
"Halo, ini siapa, dimana Alena, apa terjadi sesuatu dengannya ?" Jawab Jasmine terdengar sangat khawatir
Alena menatap mata Edward dan sorot matanya memohon untuk tidak menceritakan apa yang terjadi dengan dirinya
"Em , Saya Edward teman Alena nyonya, maaf Alena tidak bisa melanjutkan pembicaraan dengan anda, karena ada kegawatdaruratan yang harus di tanganinya" alasan Edward untuk menenangkan Jasmine
"Oh, begitu, syukurlah, aku kira ada sesuatu, tadi kudengar Alena sepertinya menagis" Jawab Jasmine
"Alena baik-baik saja nyonya" ucap Edward meyakinkan Jasmine
"Baiklah, terimakasih nak Edward, Tante minta tolong jaga Alena ya, anak itu kadang sifatnya masih ke kanan-kanakkan biarpun kadang berlagak sok dewasa"
"Baik nyonya" jawab Edward
"Jangan panggil nyonya, panggil saja Tante oke, aku tutup dulu teleponnya, salam buat Alena, suruh telepon balik kalau dia sudah tidak sibuk, Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam" sahut Edward
TUT TUT
sambungan telepon terputus
Alena masih tersedu berusaha menahan tangisnya, apalagi Alena bisa mendengar pembicaraan Edward dan Jasmine yang begitu menghawatirkan nya, Edward meletakkan Handphone Alena di atas dasboard dan memeluk kembali Alena
"Sudah, tenangkan dirimu, kau harus kuat, jangan tunjukkan kelemahan mu pada mereka, biar mereka tidak semakin berani menekan mu, hidupmu adalah milikmu Alena, jadi hanya kamu sendiri yang bisa mengendalikannya, bukan orang lain ok "
Mendengar perkataan Edward entah mengapa hati Alena menjadi tenang, kekuatannya seakan kembali lagi, dan dengan pelan melepaskan pelukan Edward
"Makasih Ed, kenapa kau membantuku ?" Tanya Alena
"Memangnya siapa lagi yang mau membantumu, wanita dari kelas rendahan"
"Kau, jangan meledekku"
"Siapa yang meledek mu, bukannya kamu sendiri yang memutuskan hidup sederhana seperti sekarang ini, bahkan tidak ada satu orangpun yang tau siapa dirimu sebenarnya kecuali aku"
"Bukan urusanmu, ayok kita jalan, aku pengen pulang !"
"Kemana ?" Tanya Edward
"Ke tempatku lah, jangan berpikir aku akan ikut denganmu " ucap Alena
"Dih, pede sekali kamu, aku tanya kemana karena memang gak tau alamat tempatmu nona Alena, memangnya aku ini langganan sopir online mu?"
"Oh, he he iya, maaf" Alena nyengir kuda, dan sesaat berpikir
"Kalau aku diantar olehnya, berarti dia akan tau alamatku nanti, ih bahaya, gak usah, lebih baik aku cari taxi online saja" batin Alena
"Heh, malah ngelamun, ini arah tempat kamu dimana ?" Tanya Edward heran melihat Alena
"Gak perlu, aku turun sini saja" Alena bersiap turun
Namun tangan Edward menarik tangan Alena hingga tubuhnya kembali duduk di kursi mobil
"Mau kemana ?" Tanya Edward heran
" Ya mau pulanglah " jawab Alena
"Jalan kaki ?"
"Mau nyari taksi online"
"Maksutnya ?"
"Ish, cerewet amat, nanya mulu deh, aku mau pulang pakek taksi online saja, dan terimakasih sudah mambantu ku sampai disini tuan Edward , sudah ah, aku mau keluar dulu"
"Oh jadi gitu, ya sudah, keluar sana !"
"Ih, gak usah nge gas juga kali, emang dari tadi aku mau keluar, kamu aja yang halangi terus" ucap Alena sewot
Tak berapa lama setelah Alena keluar dan berjalan menjauh, Edward tetap diam tidak melajukan mobilnya dan tersenyum penuh misteri, detik berikutnya
"Edward buka !" Teriak Alena sambil mengetuk kaca mobil depan Edward
Edward tersenyum sambil membuka kaca mobilnya
"Kenapa lagi, Handphone ku mati, habis batere, kenapa tadi kamu gak bilang sih, sengaja kamu kan ?"
"Handphone mu yang mati, kenapa marahnya ke aku, Aneh" ucap Edward cuek
"Ya mana bisa aku pesan taksi online kalau gak ada handphone"
"Ya apa urusanku " sahut Edward
"Kamu, menyebalkan"
"Memangnya kamu tidak" ucap Edward
"Sini pinjami aku handphone mu !" Ucap Alena berusaha mengambil Handphone Edward , namun dengan cepat Edward mengamankan handphone nya
"Jangan sembarangan ngambil handphone orang"
"Edward ! Aku cuman pinjam"
"Gak bisa, pinjam gak ada sopan-sopannya" jawab Edward
Alena langsung melangkah meninggalkan Edward dengan wajah dongkolnya
Edward masih mengamati Alena dan terkejut ketika Alena nekat mencegat sebuah mobil yang ditumpangi oleh beberapa laki-laki muda, dengan cepat Edward keluar dan berlari ketempat Alena
Bersambung
Terimakasih, jangan lupa jejak dukunganya (like komen, vote dll)