Bagaimana jika pengalaman pertamamu di renggut oleh seorang gadis miskin?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fitryas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33
Selesai mengantar Lucia sejujurnya Grey masih ingin berlama-lama bersama wanitanya, namun apa boleh buat karena ia sudah memutuskan untuk bekerja, sekarang ia harus segera menghadiri rapat dadakan di suatu restoran jepang.
Adnan membukan pintu mobil Tuannya yang baru saja sampai, pria itu keluar sambil merapihkan jasnya.
“Rapat apa? Kenapa hari pertamaku sangat sibuk sekali?!” Protes Grey, pria itu berjalan lebih dulu.
Sejujurnya Adnan juga tidak tau, karena ia hanya di kabari oleh sekertaris Nona Valen untuk segera datang di rapat penting perusahaan yang akan di adakan di restoran jepang.
“Saya juga tidak tau dengan pasti, namun ini soal pekerjaan.” Jawab Adnan sambil menggaruk lehernya yang tidak gatal.
“Lain kali jangan membuat padat jadwalku, aku juga harus memiliki jadwal kusus dengan kekasihku.”
Adnan berdecak dalam hati, sibuk apanya yang ada pria itu mengejar wanitanya dan sibuk pacaran, pikir Adnan.
Seorang pelayan membukakan pintu ruangan khusus VVIP, Grey dna Adnan pun masuk ke dalamnya. Langkahnya terhenti saat Grey melihat pria yang selama ini ia hindari.
Pria itu tau kehadiran putranya, namun dia tak menoleh sedikitpun dan hanya pokus pada makananya.
Grey segera membalikan tubuhnya menatap tajam asistenya. “Ku bilang kalau bukan hal yang tidak penting gak usah menyuruhku datang!” Sentak Grey sambil menendang kaki asistenya itu.
Adnan meringis kesakitan, sementara ke tiga orang yang tengah duduk di kursi sama sekali tidak terkejut dengan tingkah laku Grey. Karena pria itu biasanya lebih gila lagi berulah.
“Berhenti!” Ucap Valen dengan nada tingginya, wanita itu terlihat tegas dengan sorot mata yang tajam. “Duduklah, aku tidak mau bicara dua kali hanya untuk menyuruhmu duduk.” Ujar Valen penuh penekanan.
Grey memang gila, tapi Kakaknya jauh lebih gila darinya. Karena itulah dia berpikir dua kali untuk beranjak pergi, Grey pun mau tidak mau duduk di samping wanita itu.
Sementara di depanya ada Tuan Valentino yang kerap di panggil Tuan Tino, dan di sampingnya ada Paul dia adalah suami Valen.
Paul lalau tertawa untuk mencairkan suasana. “Jangan terlalu di ambil hati, Kakakmu memang sedikit keras. Bagaimana kabarmu Grey?” Tanya Paul dengan antusias, namun Grey hanya diam saja tak menanggapi ucapan kakak iparnya itu.
Valen maupun Tuan Tino, pria itu hanya diam dan pokus pada makananya, yang terlihat berisik dan berusaha mencairkan suasana di keluarganya itu hanyalah Paul seorang.
“Makanlah yang banyak, di sini ada banyak makanan yang enak.” Lanjutnya, Paul bahkan menyimpan sushi di atas piring milik Grey.
Grey mendengus, tentu saja ia lebih memilih makan bersama dengan Lucia dari pada makan bersama dengan keluarganya yang duduk seperti robot.
“Langsung saja, apa yang mau kalian katakan padaku? Aku tak punya banyak waktu.” Ucap Grey, pria itu menatap jam di pergelangan tanganya memprediksikan kapan ia akan kembali bertemu dengan Lucia.
“Aku ingin kamu berhenti bermain-main dengan wanita miskin itu.” Ujar Tn Tino, seketika Grey menatap tak suka ke arah Ayahnya itu. “Sudah saatnya kamu kembali ke statusmu sebagai tunangan Viona.” Lanjutnya tanpa menatap sang putra.
Tangan Grey mengepal, rahangnya pun mengeras penuh amarah. Tuan Valentino yang terhormat itu selalu seenak jidatnya mengatur kedua anaknya, tapi tidak dengan dirinya. Ia tak ingin menikah dengan Viona wanita yang katanya sudah di jodohkan dengan dirinya sejak kecil.
.
To be continued…
semoga Grey bisa sabar hidup tanpa banyak uang, berjuang bersama dgn Lucia
semangat semangat kak, selalu ditunggu lanjutannya 💪💪