NovelToon NovelToon
Lotus Age: A Crown Prince

Lotus Age: A Crown Prince

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Dunia Lain
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: Nil Caryo

(Fiksi belaka!! )
Kota Jayakarta yang tengah hancur karena lepasnya sang tirani Cyborg yang menginginkan dunia dystopian di dalam genggamannya kini telah hancur sepenuhnya.

Penyebabnya tak lain dan tak bukan adalah Annara, gadis yang genap berumur 18 di tahun ini, 2227. Dengan bakatnya untuk mengatur molekul dan meledakkan para cyborg, kesempatan itu tak ia lepas untuk kudeta parasit yang menyebalkan.

Tapi, kenapa hasilnya malah seperti ini?

Kini pemimpin sementara kiamat masa depan itu menyusut dan kehilangan raganya, kenapa ia harus menjadi Akira dan menjalani alur yang melenceng.?

Ada apa pula dengan sistem irem yang menyebalkan ini?

Kenapa pula ia disatukan dengan Azalea, Kai, white rose? Bangkit dengan nama Bunga dan bukan dengan kebahagian kecilnya atau karismanya, si kode berjalan?

Saksikanlah Perjalanan Annara sebagai Crimson, neraka ini sebatas perebutan tahta saja bukan? kan? Bagaimana caranya Akira menaikkan Han yang telah tiada pada tahta keturunan pahlawan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nil Caryo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

9

"hahaha! Kasihan Kai!", sorak Crimson dalam hatinya.

Sudah berhari hari sejak ia tinggal di dimensi aneh ini, sebenarnya ia sendiri mempunyai hati yang cukup gundah.

Bagaimana tidak? Setiap 'adegan' yang akan dilalui Akira ternyata berupa sebuah alur kehidupan yang harus dia hadapi.

"Apa yang sebenarnya dimaksud sistem?", Crimson bertanya lagi dalam hati, mungkin pikirannya sedang dalam fase bulan tertentu yang labil karena awan awan gelap.

Baru saja tadi ia senyam-senyum sendirian di ujung tebing seperti orang gila, "tapi kemarin itu kan memang gila".

Crimson masih saja teringat reaksinya sendiri saat sistem sudah selesai di upgrade, Sistem yang dipanggil irem ini memang sedikit mencurigakan.

Begitulah Crimson mulai memikirkan tentang 'kemarin'.

"Apa!?", pekik jiwa jiwa itu.

Yang benar saja, pasti semua orang akan berpikiran sama bila ada di posisi mereka.

--Selamat telah mengupgrade irem menjadi versi 1.1! Keuntungan yang bisa nona nona sekalian dapatkan adalah: Kemudahan dalam membuka toko, nominal mata uang Ram, level, skill, dan blablabla, banyak sekali.

Perasaan ketika melihat hologram kecil itu di depan mata sendiri memanglah cukup mengejutkan, tapi paling itu hanya Kai dan Azalea yang berasal dari zaman sebelum modern. Hologram itu asing sekali.

Tapi bukan itu yang membuat mereka terkejut, sebuah kalimat pada layar tidak stabil itu jelas.

Setelah beberapa layar yang memberikan sejumlah hadiah berupa fragment, di bagian penjelasannya terdapat kalimat seperti ini:

"Kemunculan alur Akira harus bertentangan dengan alur yang sebenarnya."

Maksudnya apa sistem memberikan aturan yang seperti itu, padahal alur aslinya saja tidak diperlihatkan?

"Memikirkan itu membuatku makin pusing saja", gumam Crimson yang masih saja mengayunkan kakinya yang pendek itu ke arah jurang juram tanpa ujung.

"Crimson! Tolong lemparkan kartu lagi ke sini!", seru Azalea memanggil Crimson dari belakang.

Sang pemilik nama pun dengan sigap berbalik, dan melemparkan sebuah kartu dengan latar polos dan gambar 2 sekop pada monster mawar putih raksasa yang di tunjuk Azalea.

Hasilnya? Kartu itu berputar putar pada poros anginnya hingga sampailah pada tanah yang di pijak monster itu.

Meleset? Tentu saja itu yang monster itu pikirkan, dengan seringainya yang mengerikan, mulutnya yang harusnya tak ada disana, langkah berbunga dari dedaunan di sekitar monster itu ia kerahkan pada kartu tipis yang remeh.

Setelahnya kartu itu di pijaknya dengan kejam, dengan sombongnya ia mengangkat kembali helaian hijau raksasa dari tanah.

'srak'

"loh kemana?" ucap white berusaha membuat dialog dari kebingungan si tanaman karnivora itu.

Tak lama Crimson mengaktifkan skillnya 'card shifter' pada kartu yang baru saja ia lempar, monster itu kini tak lagi bergerak setelah satu buah duri besar yang menusuk hampir seluruh organ aneh yang dimilikinya.

"Akhirnya.. Kita bisa mendapatkan informasi tentang 'little white rose'", ucap Crimson.

"Ayo pulang", ajak white rose sembari menarik satu sisi dari jubah Azalea.

Azalea pun mendongak untuk melihat wajah cantik white yang memelas, dari posisinya ia tengah memeriksa keadaan dari tubuh monster yang tadi.

"Sebentar ya~, mari kita lihat, apa saja yang kotak bersinar ini berikan untuk kita". Ucap Azalea.

--Little white rose. Value: 1 exp. Bisa dikonsumsi bagian yang tidak berduri.--

Begitu saja? Ya, sesuai pengalaman Crimson irem benar benar pelit informasi, ia hanya mengangguk kesal membacanya.

--Mendapatkan 100 keping Ram, 1 skill point' dan 1 exp.--

Informasi hadiah receh itu di terima mereka dengan nada bosan.

"huft.."

"iya white, ayo pulang", Azalea meraih lengan kuris white.

Ia juga sekali melirik ke arah Crimson dan mengulurkan tangannya, tapi, telapak tangan bocah itu seakan akan menjadi sebuah pemberat yang ia malas untuk angkat.

"hei, sepertinya aku harus diam lebih lama lagi di sini. Kalian duluan saja, aku nyusul kapan kapan.", ucap Crimson untuk menolak ajakan azalea dengan halus.

"Ehh, kenapa tiba tiba begitu?" Tanya Kai dengan sangat putus asa.

"Ahahah", gelaknya tak sengaja, Crimson lalu membuat sebuah alasan, "Sebentar lagi Akira akan bangun, aku harus ambil alih lagi".

Crimson menatap gadis gadis yang ada di hadapannya ini, yang satunya punya aura pink , postur karismatik dan wajah yang sangat bagus, pikir Crimson.

Raut wajah putus asa itu dianggapnya impas, wajar saja Kai jadi begitu. Tanpa Crimson yang seperti wikipeta berjalan untuk menjelaskan semuanya yang terjadi pada white, Kai adalah orang yang menjadi sasaran terbesar si polos white yang senang bertanya dan spontan.

Kai hanya mengangguk halus, tapi tunggu dulu. Insting apa ini? pikir Kai.

Insting ini memberitahunya bahwa selama ini ia sedang dikerjai Crimson.

"hei, darimana kau tahu kalau Akira akan bangun sebentar lagi?", giliran Kai yang kurang penyabar ini untuk bertanya.

Crimson tidak habis pikir, pintar juga Kai bisa menyadari alibinya.

"Benar, darimana kita bisa tahu? Aku harus ada di sini dan terus bersiap siap, aku butuh jalan jalan sedikit, jadi Akira itu saangaat melelahkan", ucap Crimson dengan mulus.

"ya? Kau bohong pada kami?"

Kai diam beberapa saat sebelum sebuah batu dengan sinar yang terang menimpa kepalanya, dimana logika logika dan kemarahan itu dilahirkan.

"aaargh!! Ternyata itu maksudmu selama ini! Awas kau!", Kai mulai mengayunkan kepalan tangannya yang mengeras.

Buakkk!

Tepat mengenai kepalanya.

"waakh Kai! Apa yang kau lakukan?", sorak Azalea yang sedikit panik dengan Crimson yang tiba tiba saja terjatuh dan kepalanya mengenai ujung batu yang berlumut dan runcing.

"A-aku tidak melakukan apa apa! Sumpah, tadi itu gak kena!", sangkal Kai.

Azalea pun dengan sigap memeriksa kepala Crimson, semuanya pudar begitu saja bagi Crimson.

Yang bisa Crimson lihat hanyalah layar sistem dengan latar belakang Azalea memeriksa kepalanya, sistem akan memindahkan jiwanya lagi pada Akira.

Crimson menahan lagi rasa sakit dari tubuh Akira yang terkejut dengan jiwa crimson, sampai kapanpun sepertinya tubuh ini tak akan terbiasa dengan keberadaannya.

Sambil menahan teriakan rasa sakit ini Crimson tidak berani mengintip celah dimensi.

Ia bisa mendengar suara orang orang yang mengkhawatirkannya, ia tersenyum bengis sebelum benar benar membukanya, kelopak mata Akira yang lebih lembut.

"Wah, apa itu tadi?", pikirnya lagi dengan nada yang heboh.

Ia meraba wajah Akira yang mulus dengan tangan Akira sendiri tentunya.

Terhindar dari pukulan Kai memang melegakan, tapi, siapa sangka gantinya adalah mencium ujung batu yang runcing di dimensi aneh itu.

Ketika ia membuka matanya lagi, rasa sakit tiba tiba tanpa sebab itu hilang lagi.

"apa sih, sistem gak jelas. Tiba tiba jiwaku di pindahnya ke sini??", gumamnya, omelannya sengaja ia atur dengan volume paling rendah yang ia bisa.

Jari jemarinya yang semula meraba hidung mancungnya ia pindahkan ke pelipis, tempat itu sempat jadi korban tragis tadi dengan raga jiwa Crimson.

Teman teman jiwanya pasti sangat ricuh dengan pecahan Crimson sekarang, entahlah mereka ini memang selalu ramai.

Namun, kini ia terbangun di tubuh yang ia impikan dan tapi dia sendirian.

Ia mencoba mengingat ingat lagi nasib si pemilik tubuh ini sebelumnya, ia hanya ingat kabur dari benteng nya saja hingga tengkuknya yang disambar pengawal count.

"huh, menyebalkan!", Crimson berpikir pikir lagi, ia melewatkan sesuatu, "oh iya, bagaimana nasib Sora dan gwi? Aku ada dimana?".

Akira sekarang mulai membuat list task nya hari ini, ia harus memastikan keselamatan adik adiknya dulu.

Pertama tama, ia harus keluar dulu dari kamar ini.

Ia beranjak dari tempatnya menuju pintu besar berhiaskan ukiran yang kokoh bak beton, berbagai cara ia lakukan untuk menggerakkan pintu kayu itu dari tempatnya.

Geser kanan, geser kiri, dorong, tarik, bahkan menendang balok kayu itu pun sudah dia lakukan, tapi, kenapa pintu kayu ini tidak juga bergeser?

Menit hingga menit, Akira telah melakukan semuanya yang ia bisa sambil mengotak atik gagang pintu dari besi yang sudah berkarat.

Sampai sampai gagang pintu itu berkeriet dan malah menunjukkan kerusakan yang semakin parah.

Ia merasa bersalah akan gagang cantik yang rusak itu, padahal Akira sudah mengotak atik benda itu sampai tenggorokannya kering.

Ia memindahkan gelas yang di tata rapi dari kolong meja kecil di sebelah ranjang kecil entah punya siapa yang sedari tadi ia tempati.

"Hih, kosong", monolog gadis itu lagi.

rambutnya yang coklat ikal itu ia kumpulkan dalam cengkeramannya, diambilnya seutas tali yang tergeletak di sebelas gelas tadi.

Untuk menenangkan dirinya, ia membuka kain putih yang menutupi sebuah meja rias kecil.

Sambil mengikat rambutnya, Akira mencari cara untuk keluar dari ruangan yang sumpek itu.

Ruangan itu mewah tapi sumpek, setelah mengikat rambutnya Akira jadi sedikit lebih tenang.

Mungkin ia bisa mengumpulkan vokal sekarang?

Akira mengambil napas yang banyak dan meniupkannya lagi dengan sekuat tenaga dalam bentakan yang kuat pula.

"Gwi, Sora, James?! Siapapun!!!?"

..

Suara itu menggema di seluruh ruangan hingga akhirnya kembali pada telinga Akira lagi.

Akira menempelkan telinganya yang mulai merah karena putus asa itu pada ujung pintu untuk mendengarkan siapa yang akan datang.

Kenyataannya tidak ada siapa siapa yang datang.

"Astaga, bagaimana ini..???", gumam Akira yang mulai frustasi.

Bagian venanya yang berwarna merah tua pun menyala-nyala seakan akan memanggil Crimson untuk menyelesaikan situasi ini.

Janggal sekali, Akira jadi merasa ada yang aneh dengan dirinya, tapi ia juga seakan akan melewatkan sesuatu yang sangat besar.

Ia terduduk di ujung pintu itu dan menyenderkan kepalanya pada balok kayu itu, sedikit berdebu.

"uuh.. Kenapa ini terjadi padaku? Bukannya umur gadis cantik ini baru 12 tahun?", Keluh Akira lagi, ia sekaligus membicarakan tentang dirinya sendiri.

Entah sejak kapan Crimson jadi sangat menyukai gadis cantik, mungkin karena Crimson tidak bisa menjadi salah satunya?

"Crimson..", gumam Akira yang menatap lantai keramik hijau di bawahnya itu sambil memikirkan paragraf sebelumnya, alisnya lama kelamaan ikut turun ke tengah bersamaan dengan ia yang mulai menyadari sesuatu.

"oh, iya! Skill Crimson!", serunya pada dirinya sendiri.

Ia menolak untuk membocorkan tentang ia adalah Crimson meski ia sendirian.

"sistem Irem", panggilnya, "tolong buka inventori dan berikan aku memento-ku kembali."

--Inventori kosong, silahkan kembali lagi nanti--

Begitulah layar biru muda itu hilang lagi setelah kemunculan Kotak set kartu Remi polos yang hanya dihias gambar kelopak bunga mawar merah di tangannya secara ajaib.

Akira tersenyum, ia seperti senang bukan kepalang. Selain itu ia juga menggeleng geleng kan kepalanya seperti seseorang yang hampir saja terkena bala.

"Kesadaranku yang baru saja kembali ini patut dirayakan", ucapnya sembari menggantungkan kotak persegi tidak terlalu panjang itu di antara jari telunjuk dan tengahnya, "Tapi aku sedang kere dan lemah, jadi aku perlu berhemat".

Akira menyentuh gagang pintu berwarna Oren itu lagi dengan telapak tangannya, kali ini ia serius dan merapalkan kode untuk merusak kunci yang terpasang pada gagang pintu di depannya.

"Heh, baiklah. Tidak ada siapa siapa di luar jadi setidaknya aku bisa melakukan ini kan?"

Seringainya ia ukir sangat lebar, tidak ada yang rubuh dari senyumnya meskipun pandangannya mulai terganggu lagi oleh kesehatan mata Akira saat ini, "ukh.. Buram."

'Device construct:room key'

Rapalan itu terdengar lagi, sekumpulan kode kode dan simbol yang dimuat jadi satu.

Kemudian diaplikasikan pada pikiran, hingga sampai pada kotak suara dalam bentuk kalimat yang bisa dimengerti dalam bahasa Inggris latin.

Molekul tak kasat mata 'mendengarkan' kode kode itu dan berkumpul menyelimuti setiap aliran darah dari 'sang pemanggil'.

"ukh..", rasa sakit yang masih bisa di tanggung Akira menghampiri jantungnya.

Ini memang biasa terjadi, ada kalanya pun dulu ketika menghadapi cyborg ia harus menahan rasa sakit dari setiap molekul yang ia 'panggil'.

Langkah selanjutnya adalah ia harus membimbing molekul molekul itu untuk membentuk barang yang ia mau.

Itu membutuhkan konsentrasi tingkat tinggi, tapi pada akhirnya Akira yang telah memiliki pengalaman Crimson tidak mungkin kalah dari situasinya sekarang.

Kunci itu telah ia dapatkan, dan sekarang rasanya seperti tak ada yang akan menghentikannya.

'ceklek'

Akira tersenyum puas melihat kunci yang ia buat bisa berputar di poros gagang pintu dan membuka susunan puzzle di dalam gembok.

Didorongnya balok kayu itu hingga membuka ruangan baru di depannya.

1
tesya sa'adah
good job.... /Good/
sebut saja flow
jadi penasaran sama kelanjutan nya
sebut saja flow
wah...
keren banget kk
zichani
keren abis deh nih karya /Smile/
tesya sa'adah
ceritanya bagus.. bahasanya juga keren, sedikit berat tapi masih mudah dicerna.. ada puitis nya, ada misteri nya. paket komplit untuk novel fantasi.. good job dan pertahankan ya...
Pena dua jempol
aku tinggalkan 1 iklan kak. maaf koin dan poin ku habis.
nanti aku kesini lagi.
semangat berkarya.
jangan lupa mampir di cerita aku 🫰🏻❤️
Ai
Semangat berkarya, Thor
Raksha: Terimakasih kak, kudukung karya mu juga
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!