NovelToon NovelToon
Suratan Hati Ismalia

Suratan Hati Ismalia

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Duda / Cinta setelah menikah / Ibu Pengganti / Beda Usia / Romansa
Popularitas:18.6k
Nilai: 5
Nama Author: Idha_Whaty18

Mengisahkan seorang gadis Mengisahkan seorang gadis cantik bernama Ismalia Ragil Aprilyani yang baru menginjak kelas 12 di salah satu sekolah SMA ternama di Indonesia dengan keterbelakangan keluarga yang cukup sederhana yang kemudian memilih dijodohkan oleh sahabat karibnya yang bernama Erika Dwi Bramantio untuk menjadi ibu sambungnya. Berbagai cara yang dilakukan Erika untuk mendekatkan sahabatnya dengan sang ayah yaitu Mandala Putra Bramantio.

Akankah Erika berhasil mendekatkan sahabatnya dengan papanya yang memiliki sifat yang super dingin?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Idha_Whaty18, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 11

Happy Reading 🤗

...🌹🌹🌹...

Percakapan antara sang anak Erika dan sang ayah Mandala yang awalnya hanya menyimak oleh sang nenek menoleh ke sang cucu karena pertanyaan yang sudah sekian lama tidak didengar oleh Mandala.

Mandala hanya terdiam ketika Erika menanyakan tentang kapan Mandala menikah kembali. Erika tidak pernah melarang kalau sang ayah menikah kembali asalnya sang calon mau menerima dirinya Erika sepenuh hati.

Mandala langsung menghentikan aktivitas makannya berdiri menggeser kursi ke belakang lalu berlalu pergi meninggalkan mereka yang tengah menyantap makanan ke atas masuki kamar.

Erika dan sang nenek hanya menatap punggung Mandala menuju kamar tidur. Erika merasa sedikit bersalah ia tidak tahu kenapa tiba-tiba muncul kembali di fikirannya sehingga menoleh luka kembali di hati Mandala.

Erika tertunduk sedih sedikit terdengar sesugukan lalu sang nenek mendekati sang cucu mengusap punggung dan memeluknya mencoba menenangkan. Nenek Rita juga turut sedih karena melihat sikap Mandala seperti itu.

Di kamar Mandala sedang berdiri di balkon menatap langit yang gelap tanpa bintang satu pun. Ia sebenarnya tidak marah dengan Erika hanya saja ia sudah berusaha melupakan apa yang terjadi sebelumnya yang sempat membuatnya bersalah.

Semenjak kejadian yang terjadi pada istrinya. Ia pernah berjanji dalam hati bahwa untuk menebus kesalahannya ia berjanji tidak makan menikah kembali. Bahkan untuk mengenal wanita hanya sekedar teman biasa tidak lebih.

Sekian lama berdiam diri terasa angin malam sudah mulai dingin. Ia memasuki kamar menutup pintu kemudian menuju ranjang menarik selimut lalu memejamkan mata memasuki alam mimpi.

Semakin jauh memasuki alam mimpi. Mandala bermimpi bertemu sang istri yang memakai baju putih dan tersenyum. Sempat menanyakkan kabar sang putri dan menginginkan kebahagian sang putri.

Sang istri juga hanya mengatakan bahwa seseorang tidak akan mampu dengan kesendirian. Allah selalu menciptakan segala sesuatunya berpasangan. Maka carilah apa yang berpasangan. Agar bisa sebagai sandaran ketika senang maupun sedih.

Seketika Mandala tiba-tiba bangun terlihat cucuran keringat membasahi wajahnya dengan nafas naik turun menetralkan perasaannya. Ia menoleh ke nakas menggapai segelas air putih lalu meminumnya. Ia teringat kejadian tadi di meja makan sampai-sampai terbawa mimpi dan hingga mengabaikan Erika.

Mandala turun dari ranjang membuka pintu kamar menuju kamar sang anak Erika. Pintu yang tidak terkunci memudahkan untuk mengendap masuk. Ditatapnya sang putri sedang terlelap tidur berselimut memeluk guling. Ia pun duduk di tepi ranjang dekat Erika.

Dipandangnya wajah Erika yang bak anak kecil sedang tidur pulas. Setiap inci wajah sang anak sangat mirip dengan almarhum sang istri. Dari mata, hidung, bulu mata, hingga bibir. Hanya sikapnya yang agak berbeda. Sikap keras kepalanya yang menurun dari Mandala.

Mengusap kepala dan pipi sang anak Erika. Sepintas muncul rasa bersalahnya tadi. Mandala kemudian mengecup lembut kening sang anak tanpa membangunkan Erika. Erika hanya sedikit menggeliat membetulkan posisi tidurnya menjadi telentang dengan mulut sedikit terbuka.

Cup

"Maaf kan ayah, sayang. Bukan maksud ayah seperti itu. Hanya saja ayah selalu teringat dan ayah tidak pernah marah pada mu." monolog Mandala dengan suara pelan sambil mengusap kepala Erika.

Cup

Mandala kembali mengecup kepala Erika.

"Ayah janji. Ayah makan selalu membahagiakan sayang tanpa kekurangan sedikitpun kasih sayang. Ayah makan selalu bersamamu." monolog sambil tersenyum memandang wajah Erika.

Mandala lalu beranjak dari duduknya menaikan selimutnya hingga ke dada dan mengecup kembali kepala Erika kemudian berlalu pergi. Setelah terdengar suara pintu tertutup. Erika membuka matanya sedikit menatap pintu lalu tersenyum.

Sebenarnya Erika sudah bangun saat Mandala duduk di dekatnya terasa sedikit bergerak. Erika mulai mengetahui bahwa itu adalah Mandala ketika mulai berbicara dan sedikit merasa sedih di dalam hatinya. Mengeluarkan airmata takut ketahuan oleh sang ayah jadi ia tahan sampai Mandala meninggalkan kamarnya.

"Maaf kan Erika ayah." batinnya.

Lalu memejamkan matanya kembali.

Kring Kring Kring

Terdengar suara jam alarm Erika. Erika menggeliat lalu menggapai jam tersebut mematikannya. Dilihatnya sudah pukul 5 pagi. Ia langsung beranjak menuju kamar mandi kemudian mengambil wudhu menunaikan kewajiban shalat subuh yang sedikit terlewat.

Selesai shalat ia langsung memakai seragam sekolahnya sedikit dandan mengambil tas lalu turun ke bawah. Erika menuruni tangga melihat sang nenek dan sang ayah Mandala sudah menunggu di meja makan.

"Pagi ayah nenek." ucap Erika semangat sambil mengecup pipi sang ayah dan sang nenek.

"Pagi sayang." sahut Mandala.

"Pagi cucuku." sahut sang nenek Rita juga.

"Ayo sarapan." ajak sang nenek Rita.

"Iya nek. Ini juga mau sarapan." ucap Erika tersenyum terkekeh.

Di meja makan tidak satu pun yang berbicara. Hanya terdengar suara dentingan sendok garpu beradu. Selesai sarapan Mandala mengelap mulut lalu mengalihkan pandangan ke Erika.

"Emmm... sayang. Hari ini ayah akan mengantarkan kamu ke sekolah." ucap Mandala.

Erika masih dengan makanannya menoleh ke sang ayah kemudian secara bergantian menoleh ke sang nenek. Sang nenek Rita hanya menganggukkan kepala lalu tersenyum.

"Oke, yah?" Erika mengiyakan.

Selesai sarapan Erika dan Mandala pamit sambil mencium takzim tangan nenek Rita. Mereka pun berangkat dikendarai sopir pribadi Mandala.

"Sayang, soal kemarin malam. Ayah minta maaf bukan maksud ayah mengabaikanmu ataupun marah padamu. Hanya saja ayah ada sedikit trauma dengan kejadian yang menimpa almarhum ibumu." menjelaskan Mandala sambil mengusap sayang kepala Erika.

"Iya, ayah. Erika tau kok ayah gak marah dengan Erika. Erika sangat-sangat faham. Dan Erika gak akan bertanya tentang hal itu lagi ke ayah. Janji?" sahut Erika sambil menyodorkan jari kelingking kanannya ke Mandala.

Mandala hanya tersenyum lalu menautkan jari kelingkingnya ke jari Erika kemudian mengecup kening Erika.

Cup

"Ayah sangat menyayangimu sayang. Jangan pernah tinggalkan ayah ya."

"Erika juga sayang dengan ayah dan Erika gak akan pernah ninggalin ayah."

Tersenyum menampakkan gigi putihnya lalu memeluk sang ayah Mandala.

...🌹🌹🌹...

Setiba di sekolah sebelum keluar dari mobil. Erika mencium takzim tangan Mandala lalu keluar memasuki sekolah. Pandangan Mandala terus ke Erika tanpa terasa putri sudah dewasa dan dirinya semakin lama semakin tua fikirnya.

Sekilas Mandala teringat dengan mimpinya tadi malam ketika didatangi almarhum istri. Mobil Mandala bergerak menuju ke arah. kantor. Sebenarnya di kantor tidak ada jadwal meeting hanya saja ia ingin mengecek laporan minggu lalu yang sedikit kacau dan mengecek email masuk.

Di sekolah tampak Tania sedang mengobrol dengan Rio dan Rehan. Sedangkan Ismalia duduk diam membaca novel yang sebelumnya ia beli di toko buku saat kejadian kecelakaan om Mandala ayah Erika.

Tanpa disadari Erika sudah berada di samping. Saat menoleh di sebelahnya, Ismalia terlonjak kaget mengusap dadanya karena kedatangan tiba-tiba Erika.

"Astaghfirullah, Erika. Bikin kaget saja kapan kamu sampenya." ujar Ismalia kaget mengusap dada.

"Idiih...Lo aja terlalu khusuk dengan novel lo sampe gak nyadar gue disamping lo."

"Untung manusia coba kalau setan. Bisa pingsan kamu." Timpal Erika ketawa terkekeh.

Tanpa menjawab Ismalia melanjutkan kembali membaca novel.

Teng Teng Teng

Suara bel masuk kelas sudah berbunyi. Semua duduk dengan rapi saat Guru memasuki kelas. Proses belajar mengajar lun berlangsung cukup lama hingga 3 jam. Saat Guru menerangkan materi. Erika bicara pelan ke Ismalia sambil matanya memperhatikan di depan.

"Is, lo hari ini sibuk gak." Tanya Erika.

"Kalau gak sibuk, jalan yuk ke tempat biasa."

"Maaf, Rik. Aku gak bisa. Soalnya mau bantuin ibu dan ayah di rumah makan." tolak pelan Ismalia.

"Yahh... terus kapan dong kita bisa jalan berdua." ucap Erika sedikit kecewa dan cemberut.

Erika tampak berfikir

"Is, bagaimana gue ikut ke tempat rumah makan lo aja. Sapa tau gue bisa bantu."

"Kalau ke tempat aku. Kamu pake apa aku aja pake sepeda." ucap Ismalia.

"Tenang aja. Nanti pak udin jemput gue. Trus minta diantar aja ke tempat lo. Gitu aja repot."

Ucap santai Erika.

"Terserah kamu aja deh. Kalau sampai sana ku pasti ngelayani tamu otomatis aku gak mengabaikan kamu." jelas Ismalia.

"Gak papa kok. Yang penting berdua dengan lo." ujar Erika menampilkan senyum renyahnya.

Lama obrolan mereka penjelasan Guru akhirnya selesai juga. Terdengar kembali suara bel istirahat. Kantin sudah duduk dengan nyaman Rio dan Rehan kemudian di susul Erika, Ismalia, dan Tania.

"Eh gue denger lo mau ke tempat Is ya?" tanya Rio.

"Ya bener. Nanti sepulang sekolah ke tempat rumah makan Ismalia."

"Kenapa mau ikut." tanya ketus Erika.

"Enggak cuma tanya doang. Kami gak bisa karena ada tandingan futsal antar sekolah." jelas Rehan.

"Kalau lo Tania." Tanya Erika ke Tania.

"Gue kayaknya gak bisa deh. Soalnya sepulang sekolah gue diajak mama menemenin dia ke acara tasyakuran keponakan mama gue." jelas Tania.

"Mungkin lain kali aja deh." timpal Tania.

"Ya udah." sahut Erika sambil menghirup kuah baksonya hingga tandas.

Seleai mereka mulai memasuki ruangan kelas. Selang 3 jam kemudian semua siswa siswi sudah berkeluaran pulang. Tania, Rio, Rehan pamit duluan. Ismalia menemani Erika menunggu sopirnya datang. Dua menit kemudian sopir Erika tiba.

Erika sepulang sekolah Mandala tidak bisa menjemput karena pekerjaan di kantor cukup banyak. Erika sempat meminta izin ke Mandala lewat whatsapp bahwa sepulang sekolah ia langsung ke tempat Ismalia.

Mendapatkan izin Erika langsung memberitahu sopir untuk langsung menuju ke tempat Ismalia. Ismalia yang sudah pulang duluan karena ia menggunakan sepeda. Tanpa diketahui Erika sedang diawasi dan dibuntuti oleh seseorang dengan mobil hitam.

Siapakah mereka dan apakah memiliki niat jahat terhadap Erika?

...Bersambung.......

Jangan lupa like, vote, komen, dan subscribe ya para readers. Biar makin semangat saya updatenya🤗🤗

1
Ella Ella
seperti membaca buku cerita Thor ,blm Nemu percakapannya yg bkin greget
Rini Maryani
lanjut thooor
Rini Maryani
lanjut naziir semangat thooor
Mukmini Salasiyanti
panjang juga ya thor pendahuluannya...
😁😄💪
Mukmini Salasiyanti
percakapannya banyakin, thor.. m
0v¥
yang di tunggu tak kunjung up2
Supiah Susilawati
Luar biasa
0v¥
lanjut thor mau lihat mandala manja 2 sama is, semangat thor
0v¥
thor up lagi dong, ceritanya balik awal nih, pada hal sdh senang cerita diawal tinggal menunggu detik detik kebucinan semangat thor
IW: Memang cerita balik awal karena mau ganti judul. Judul awal gak bisa diubah sama sekali. Jadi nanti akan penyalinan semua, otomatis judul awal akan dihapus akak 😊 In Syaa Allah setelah penyalinan akan sering up. Sekarang lagi fokus ke novel saya yang lain 🤗
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!