NovelToon NovelToon
Love Is You

Love Is You

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Diam-Diam Cinta / Teman lama bertemu kembali
Popularitas:4.1k
Nilai: 5
Nama Author: neng_86

Arga Bimantara yang menyukai Aisya Yuna teman semasa putih abu-abu. Cinta yang terpaksa ia pendam hingga akhirnya mereka dipisahkan oleh jarak dan waktu.

Arga kembali bertemu dengan Yuna setelah 10 tahun berlalu. Namun ia harus menelan patah hati karena ternyata Yuna sudah bertunangan dengan pria lain yang merupakan anak dari sahabat ayah Arga.

Tapi Arga tidak menyerah begitu saja. Sebelum janur kuning melengkung, ia masih bisa mendapatkan Yuna.

Berhasilkah Arga atau ia harus gigit jari dan hadir sebagai tamu undangan...???

Yuk simak kisah mereka....😍

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon neng_86, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menagih hutang

Minggu pagi, Arga memilih untuk berleha-leha saja diatas ranjangnya yang empuk. Ia tidak ingin kemana-mana bahkan ponselnya pun ia sengaja matikan.

Ia hanya ingin sendiri hari ini. Meratapi nasib mungkin.

Tapi itu hanyalah angan-angannya saja karena bel apartemennya terus berbunyi menandakan ada tamu tak diundang datang dan mengganggu waktunya yang sangat berharga.

"Huft.... ishhh"

Arga menggaruk kepalanya dengan kesal. Lalu bangkit dari ranjang dan memakai kaosnya asal.

"Pagi om Alga... Sila dan papi datang buat ajak om Alga belenang. Ayo om... ciap-ciap..." suara cempreng Sila dan senyum menyebalkan dari Dewa sang kakak semakin membuat Arga dongkol bukan main.

"Oh God... mas, kenapa harus ganggu sih. Ini hari minggu dan aku mau istirahat" rutuk Arga kesal.

"Iya.. mas tahu, tapi noh, ponakanmu itu selalu ribut sejak tadi malam mau ajak kamu berenang ke water bom yang viral itu. Ayo Ga, sekali-kali jalan-jalan. Jangan berkas aja yang dilihatin terus, cewek banyak diluar sana yang mau sama kamu apalagi nanti disana pasti ada cewek, kita bisa cuci mata" ucap Dewa dengan sedikit memaksa adiknya itu.

"Malas mas... kenapa bukan mas aja yang pergi cuci mata sekalian seluruh isi otaknya. Aku bilangin mbak Regina baru tahu rasa"

Dewa mencebikkan bibirnya.

"Ayo om Alga, Cila udah nggak sabal mau belenang" ucap Sila gemas karena Arga belum juga berganti pakaian.

Arga menoleh pada sang kakak tapi respon Dewa hanya mengedikkan bahu seolah berkata 'kamu tidak bisa mengelak karena princess sudah meminta'.

Arga mendesah kesal tapi ia tetap mengikuti kemauan Sila keponakan tercantiknya itu.

Ayah dan anak itu bertos ria dan terkikik senang.

Dan disinilah mereka bertiga berada, water bom yang tak jauh dari apartemen Arga.

Hanya bertiga karena putra pertama Dewa, Yogi lebih memilih pergi bersama sang mami dan omanya ke sebuah acara amal di panti asuhan.

Sila dengan senang bermain air dikolam yang dikhususkan bagi anak-anak. Sedangkan Arga dan Dewa memperhatikan gadis kecil itu dari pinggir kolam.

"Papa kemarin hubungi mas, dia bilang untuk kita lebih sering menjenguk beliau.." ucap Dewa membuka pembicaraan.

Arga hanya mendengus.

"Aku udah sering jenguk papa, sedangkan mas hanya sesekali... lagipula kan ada istrinya dan juga putrinya. Ngapain harus repot-repot suruh kita" sahut Arga ketus dan sarkas.

"Mas memang tidak pernah bisa menerima pernikahan papa dengan tante Sarah, tapi walau bagaimanapun, beliau tetap papa kita. Jadi sudah seharusnya kita tetap menjenguk sesekali walau papa juga telah punya keluarga baru"

"Terserahlah mas... aku lagi nggak mau bertemu papa setidaknya untuk saat ini tapi jika dia berkunjung kekantor itu lain cerita karena kantor itu masih punya dia dan aku hanya menjalankannya saja" ucap Arga.

Dewa hanya menatap adiknya itu dengan tatapan iba. Ia tahu bagaimana rasanya menjadi seorang Arga. Dipaksa mengubur mimpinya untuk jadi pelukis dan harus menjalani profesi yang bertolak belakang dengan kemauannya hanya karena Dewa yang menolak meneruskan perusahaan keluarga. Sementara adik tirinya masihlah sangat kecil dan belum tahu apa-apa.

"Papi, ayo main..." panggil Sila pada Dewa.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Bougenville florist hari ini sedang tutup. Yuna sengaja meliburkan para karyawannya karena kemarin mereka telah bekerja keras menata bunga-bunga untuk acara pertunangannya dengan Cakra.

Yuna menggeliat diranjangnya. Malas sekali untuk melakukan aktivitas diluar rumah.

Yuna menatap jari manisnya yang tersemat cincin pertunanganan nya tadi malam bersama Cakra.

Ia tersipu malu. Wajahnya seketika memerah.

Beberapa bulan lagi hari pernikahan mereka. Terhitung tiga bulan lagi waktu persiapannya.

Tiba-tiba Yuna teringat akan sosok Arga dan semua yang terjadi dimalam reuni berputar diotaknya seolah mengingatkan dirinya akan sesuatu perilaku jahat pada kekasihnya Cakra.

Yuna meraba bibirnya.

"Bukan aku yang menciumnya, Arga lah yang bersalah" lirih Yuna mencari pembenaran akan tindakannya.

Ia membuka ponselnya. Membaca pesan dari Arga yang kemarin belum sempat ia balas.

"Jika aku bayar separuhnya, maka hutangku akan sisa setengahnya. Apa nanti aku minta bantuan Cakra ya buat bayarkan sisanya... Eh tapi jangan deh, apa kata orang tuannya nanti jika aku cuma mau manfaatin anaknya... Aishhh.... ini semua karena sifat ceroboh mu Yuna..."

Yuna membenamkan wajahnya dibantal.

Matahari sudah merangkak naik dari peraduannya. Kemarin Yuna telah mengantarkan bunda Laras untuk kembali ke Klaten. Bunda yang lebih menikmati hidup didesa tidak ingin berlama-lama meninggalkan rumah peninggalan kakek.

Senin pagi toko bunga Yuna kembali dibuka dan ia juga sudah direpotkan dengan segala aktivitas yang akan menguras tenaga serta otak. Banyak pesanan telah menanti mereka. Dan ada juga beberapa bunga baru yang masuk sebagai stok toko.

"Taruh didalam ya pak..." ucap Yuna pada kurir yang mengantarkan pesanannya.

Yuna menoleh pada keranjang dekat mobilnya berada. Ia lalu mengangkat keranjang tersebut untuk dibawa kedalam toko.

"Tidak usah dibantu, saya bisa sendiri..." ucapan Yuna terhenti saat melihat seseorang yang membantu dirinya mengangkat keranjang bunga.

"Arga...?"

"Selamat pagi. Saya mau pesan bunga untuk ulang tahun rekan saya..." ucap Arga berusaha menetralkan hatinya saat bertemu gadis yang ia sukai.

"Eh... aa... ayo masuk... Kamu bisa pilih nanti didalam" ucap Yuna mengajak Arga masuk.

"Sini saya bantu..."tawar Arga.

"Eh... nggak usah. Nanti pakaian kamu kotor. Aku bisa sendiri" tolak Yuna halus.

Arga dan Yuna berjalan beriringan masuk kedalam toko.

Para karyawan wanita begitu terpesona pada pria yang berjalan bersama bos mereka. Arga begitu menarik perhatian semua orang.

"Bunganya buat pacar atau rekan biasa...?" tanya Yuna berusaha ramah pada pelanggannya.

"Buat rekan bisnis tapi sekaligus teman dekat" ucap Arga tanpa melihat Yuna yang berdiri disampingnya.

Yuna terlihat kesal karena Arga tidak menoleh padanya saat bicara tapi justru pada semua bunga yang ada disana.

"Bagaimana kalau bunga mawar merah lalu dikombinasikan dengan baby breath. Pasti dia suka..." usul Yuna ramah.

"Boleh... Atur saja dan kirimkan ke alamat ini" ucap Arga sambil menyerahkan sebuah kertas bertulis alamat tujuan pengiriman.

Yuna mengambilnya.

"Karina's Cafe..?" ucap Yuna pelan.

"Berapa totalnya...?" tanya Arga perihal biaya bunga dan pengiriman.

"Total plus biaya pengiriman jadi lima ratus ribu rupiah..." sahut Yuna.

Arga mengeluarkan salah satu kartu didompetnya dan menyerahkan pada Yuna.

"Terima kasih sudah berbelanja" ucap Yuna sambil menyerahkan kembali kartu pada Arga setelah melakukan transaksi.

Arga mengangguk lalu pergi dari sana.

"Dia dingin banget... menyebalkan" kesal Yuna.

"Eh... iss kenapa bisa lupa..."

Yuna lalu berlari menyusul Arga yang sudah hendak melajukan mobilnya namun bisa dicegat oleh Yuna.

Arga menurunkan kaca mobil sportnya.

"Maaf... Aku mau tanya, bagaimana dengan cicilan pembiayaan kerusakan mobil...?" tanya Yuna takut.

"Naiklah, kita bicara didalam..." pinta Arga.

Yuna menurut dan masuk kedalam mobil Arga. Ia sungguh takjub dengan bagian dalam mobil keluaran Eropa itu dan Arga hanya menatapnya saja.

"Hmmm.... maaf. Mobilnya terlalu bagus sih..." ucap Yuna saat sadar akan kenorakan dirinya.

"Jadi, kapan rencananya kamu mau mengangsur hutangmu pada saya...?" tanya Arga tanpa basa basi.

"Kalau aku bayar dengan cicilan lima kali bayar sesuai kesepakatan kita yang lalu, bisa kan? Soalnya aku mau menikah takut nanti biayanya besar jadi buat jaga-jaga..." tanya Yuna yang membuat Arga mencengkram stir mobilnya.

"Tidak bisa... Kamu harus membayarnya tanpa cicilan lagi... dan saya beri batas waktu seminggu buat kamu membayar kerusakan mobil saya... Apa ada yang mau dibicarakan lagi? Jika tidak, saya mau kekantor sekarang"ucap Arga yang membuat Yuna tercengang.

"Mana bisa begitu...! Kamu kan bilang ini bisa dicicil lalu kenapa sekarang berubah pikiran?"sergah Yuna tak terima.

Arga menyerongkan tubuhnya kearah Yuna.

"Itu kemarin sebelum kamu nampar saya. Jika saya menuntut maka biayanya akan lebih besar lagi" sahut Arga mengungkit kejadian beberapa hari lalu.

Yuna makin tercengang oleh pengakuan pria Arga.

"Bagaimana aku tidak menampar kamu, kamu saja sudah dengan lancang men...." Yuna tidak melanjutkan ucapannya. Rasanya ia sangat malu.

Bersambung....

Hai-hai... ketemu lagi dengan kisah yang baru. Moga suka ya...

love you sekebon...🥰

1
Rian Moontero
lanjooot🤩
Lies azzah
hadiiiiiir thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!