NovelToon NovelToon
GLOW UP PADA WAKTUNYA

GLOW UP PADA WAKTUNYA

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta pada Pandangan Pertama / Kehidupan di Kantor / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:804.8k
Nilai: 4.6
Nama Author: Savana Alifa

"Gak tahu malu! Lo gak ngaca? Lo itu jelek, gendut, item lagi! Bisa-bisanya mimpi mau jadi pacar Alder."

Suara sumbang itu terus terlontar dari banyaknya murid yang mengelilinginya, melemparnya dengan kertas bahkan dengan botol air mineral kosong.

Dimana letak kesalahannya? Gadis bernama Jasmine itu hanya mencoba menyatakan perasaannya pada pemuda bernama Alder, tapi ternyata di situ lah awal kehancurannya.

Mendapat perlakuan buruk dan bullying dari teman-teman sekolahnya, tak lantas membuat Jasmine menyerah. Meski nyaris tak waras, ia berhasil merubah dirinya. Dari seekor itik, menjadi angsa cantik!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Savana Alifa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

SAHABAT LAMA

Untuk ke dua kalinya Jasmine memasuki ruangan Alder, ia masih saja di buat kagum dengan seisi ruangan itu. Desain minimalis modern yang di dominasi dengan cat berwarna abu tua kehitaman, seperti mencerminkan kepribadian Alder yang cool, berani, dan menjadi pusat perhatian.

Perabotan yang ada di sana juga unik dan tak terlalu banyak. Jasmine tahu, Alder sangat menyukai kerapihan dan tempat yang luas. Dulu, saat ia tengah gila-gilanya mengejar Alder, Jasmine menjadi detektif dadakan yang mencari tahu apapun tentang Alder.

Apa yang Alder sukai, yang tak pria itu sukai juga kebiasaan-kebiasaannya. Makanan apa yang Alder sukai juga yang pria itu hindari, Jasmine tahu itu semua. Bahkan hingga saat ini pun ia masih sangat menghafalnya.

“Duduklah,” titah Alder.

Jasmine mengangguk, lalu duduk di kursi yang berseberangan dengan kursi kebesaran Alder, meja besar menjadi pembatas mereka.

Pintu ruangan yang kembali terbuka membuat Jasmine menolah, matanya membulat sempurna saat mendapati seseorang yang sangat ia kenali memasuki ruangan itu.

“Maaf pak, saya terlambat.”

“Hem, hampir aja gaji kamu aku potong lagi, duduklah, aku kenalkan dengan sekretaris baruku,” Alder melirik Jasmine, membuat pria yang baru memasuki ruangan itu mengarahkan pandangannya pada Jasmine.

“Dia, Naraya. Sekretaris baru aku,” Alder menatap Jasmine, “Nara, dia Oryza, asisten pribadi saya.”

Jasmine yang masih di landa keterkejutan hanya diam dengan dada berdebar-debar. Takut jika Oryza mengenalinya, karena dulu mereka sangat dekat. Sedangkan Oryza juga terus menatap Jasmine.

“Naraya?” Ulang Oryza.

“Ada apa? Apa kamu kenal dia?” Tanya Alder, ia menatap Oryza dan Jasmine bergantian, “Dia karyawan rekomendari dari perusahaan kita di Surabaya,” terangnya.

“Kayanya, aku kenal kamu. Nama kamu sama dengan nama sahabat aku dulu, tapi kalian berbeda,” kata Oryza.

Jasmine berusaha tetap tenang, ia melempar senyum lalu mengulurkan tangannya, “Saya Naraya, panggil saja Nara. Mungkin cuma kebetulan, nama orang kan bisa saja sama, banyak yang sama malah.” Ia mengabaikan tatapan meneliksik dari Oryza, tak ingin semakin memancing kecurigaan pria itu.

“Ah, kamu benar. Mungkin juga sih. Aku Oryza, asisten pribadi Pak Al. selamat bergabung dan bekerja sama dengan kami,” ucap Oryza dengan ramah. Tapi dalam hatinya tetap mengganjal, seperti ada suatu rasa yang membuat hatinya menghangat saat berjabat tangan dengan Jasmine.

“Terima kasih Pak Oryza, saya butuh bimbingannya,” kata Jasmine. Dalam benak ia bertanya-tanya, kenapa Oryza bisa bekerja di perusahaan milik Alder, sebagai asisten pribadi pula. Itu artinya, Oryza sangat dekat dengan Alder. Bukankah dulu Oryza tak menyukai Alder karena Jasmine selalu mengejarnya? Oryza tak mau melihat harga diri Jasmine terus di injak-injak oleh Alder dan bala pengikutnya. Karena itu Oryza tak menyukai Alder, tapi sekarang mereka terlihat dekat. Apa yang membuat mereka dekat dan memutar balik keadaan?

“Ekhem, sudah kenalannya? Kalian ini kaya teman lama yang lagi reunian,” celetuk Alder. Ia lalu mengambil setumpuk berkas dari atas meja, ia berikan ke hadapan Jasmine, “Pelajari semua berkas itu, Oryza akan membantumu.”

“Baik Pak,” kata Jasmine.

“Oryza, antar dia ke ruangannya. Bantu dia mempelajari semua tugas-tugasnya,” titah Alder lagi.

Oryza mengangguk, membawa tumpukan berkas di hadapan Jasmine lalu mengajak gadis itu ke ruangannya.

“Jadi sebelumnya kamu kerja di Surabaya?” Tanya Oryza, ia berjalan lebih dulu, di ikuti Jasmine di belakangnya.

“Iya, Pak.”

“Jangan panggil, Pak. Berasa tua banget aku, panggil nama aja. Kayanya kita juga seumuran,” Oryza menekan pintu di hadapannya dengan bahu, Jasmine yang sadar pria itu kerepotan segera membantunya. Kedua tangan Oryza membawa banyak berkas, ia tak bisa membuka pintu.

“Emang boleh manggil nama aja?”

Oryza terkekeh lalu mengangguk, “Bolehlah, emangnya siapa yang mau larang?”

“Pak Alder, nanti dia marah kalau saya panggil Pak Oryza dengan sebutan nama aja.”

“Gak akan, aku jamin. Dan jangan terlalu kaku juga, aku gak suka terlalu formal, kecuali sama Pak Alder.”

Jasmine mengangguk, lalu membantu Alder meletakkan semua berkas di atas sebuah meja.

“Ini ruangan kamu, dan itu ruangan aku. Kita tetanggaan, jadi kalau butuh apa-apa jangan malu-malu buat minta tolong. Malu bertanya sesat di jalan, makanya jangan segan-segan minta bantuan, ok?”

“Ok, kamu baik banget yah. Beda sama Pak Al, dia dingin, menakutkan, menyebalkan, bermulut pedas, so’ cuek lagi,” ucap Jasmine sedikit berbisik.

Oryza tertawa, “Kamu kaya udah kenal banget yah sama dia?”

Mendengar ucapan Oryza, Jasmine jadi salah tingkah. Ia keceplosan. Tentu saja dia sudah sangat mengenal Alder, pria itu adalah cinta pertamanya. Tapi tak mungkin ia buka semuanya pada Oryza, siapa yang bisa menjamin kalau Oryza tak bermulut ember yang bisa saja membongkar semuanya pada Alder.

“Hey, kok keliatan gugup? Aku becanda. Dia itu baik sebenarnya, karena tuntutan pekerjaan aja dia jadi kaya gitu. Aku temenan sama dia sejak dulu, sejak zaman SMA. Kalau masalah cuek, dia bukan cuek, tapi emang pendiam. Kata Pak Al, kalau dia terlalu ramah, bisa-bisa bawahannya pada ngelunjak.”

Jasmine manggut-manggut, pura-pura mengerti dan menerima ucapan Oryza untuk menyembunyikan kegugupannya. Ia harus lebih berhati-hati lagi, jangan sampai identitasnya terbongkar. Jasmine melupakan sesuatu, bahwa semua datanya ada pada perusahaan, yang bisa saja membongkar identitasnya kapan saja.

"Ngomong-ngomong, nama kamu benar-benar ngingetin aku sama seseorang loh," Oryza menatap Jasmine dengan lekat, ada sesuatu yang menarik dalam diri gadis itu.

"Hah? Si-siapa?" Jasmine memalingkan wajahnya, merutuki Oryza dalam hati, kenapa pria itu kembali membahas namanya?

"Sahabat aku, dia pindah gak tahu kemana. Gak bilang, gak pamit. Aku coba cari-cari tapi dia hilang jejak." Oryza menghela nafas panjang, tatapannya menerawang seolah membayangkan masa-masa yang sudah ia lewati dulu. "Mungkin dia marah, aku juga yang salah."

"Marah? Marah kenapa?" Jasmine jadi ingin tahu, apa yang saat itu terjadi selepas ia pindah ke Surabaya.

"Ada suatu kejadian yang membuat dia terpukul. Dan bodohnya, aku selalu diam saat dia butuh bantuan. Aku mengaku sebagai sahabatnya, tapi aku tidak berbuat apa-apa saat dia membutuhkanku," Oryza tersenyum getir, setiap mengingat kejadian itu, rasa bersalahnya pada Jasmine kembali menyeruak.

"Kenapa kamu diam?" Tanya Jasmine tanpa sadar, dadanya kembali sesak saat mengingat kejadian itu. Dan jujur, saat itu ia memang sangat mengharapkan pembelaan dan bantuan dari Oryza, tapi Oryza tak pernah melakukan apapun untuk membantunya. Pria itu hanya selalu diam dan menunduk.

Oryza menatap Jasmine dengan kening berkerut, lalu setelahnya pria itu tersenyum lebar, "Apa kamu mulai ingin tahu tentang masa laluku? Aku memang menarik," ucapnya dengan percaya diri. Membuat Jasmine menggeleng lalu memalingkan wajahnya.

Jika di lihat-lihat, Oryza memang sangat berubah. Meski kaca mata masih setia bertengger di batang hidungnya yang mancung, tapi penampilannya saat ini benar-benar membuat Jasmine pangling.

Oryza tampak dewasa dengan setelan jasnya. Rambutnya pun tak klimis lagi seperti dulu, belah dua di tengah-tengah kepala kini tak nampak lagi.

Pria itu menata rambutnya mengikuti gaya opa-opa Korea, tampak seperti acak-acakan namun tertata unik dan memberi kesan cool.

1
Nadira Alexa
Luar biasa
Feybe Sanger
thor apakah iyaaaa...
gak reamistis sih ni cerita 🤣🤣
apakah kurang ide amoe dilama2in
Feybe Sanger
lah kenapa juga ceritanya di panjang2in tapi gak masuk akal....
kita juga bacanya pake quota lohhh...
Violeta
🤣🤣🤣🤣
Violeta
😅🤣🤣🤣
Filza Fatim
dan aku juga pernah di bully di sekolah menengah waktu itu aku gak tahu kalau kakel aku naksir sama aku dia termasuk mostwanted sekolah. aku yang tidak tahu apa" di bully hampir satu sekolah. tp akhirnya semuanya minta maaf setelah kakaksepupu ku mendatangi sekolah dan mengadukanya pada pihak sekolah. itu pengalaman terburuk sepanjang sekolah
Anonymous
[
Talnis Marsy
lha Dion nya gak salah.jelaslah marah. di kasih duit mau..tapi cintanya gak mau.aneh.harusnya klo gak cinta jangan mau di kasih uang Jasmin...naraaaa...
Eka Yuni
Luar biasa
Henny Dai
Buruk
susy lawati
Luar biasa,bagus cerita nya
#ayu.kurniaa_
.
Sari Ramly
Plat
Motor Cross
Kecewa
Motor Cross
Buruk
Naturelight
dasar keras kpala kau😄
Naturelight
gk suka klo jasmine ma si padi huaaa....
Lala Al Fadholi
si oryza ma Jasmine PD konyol...harusnya dr awal jgn nikah udah tau kedepannya akan susah bahagia aplg perkosaan itu ga ada itu namanya masing2 PD nyakitin diri sendiri
Lala Al Fadholi
lah enak amat oryza udah belajar duren baru d lepas...
Lala Al Fadholi
kasihan amat jgn2 si alder dpt bekas
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!