NovelToon NovelToon
Mysterious Girl

Mysterious Girl

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Anak Genius / Murid Genius / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Kegiatan Olahraga Serba Bisa / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: AzaleaHazel

Achassia Alora adalah gadis misterius yang selalu menutupi identitasnya. Bahkan hampir semua orang di sekolahnya belum pernah melihat wajahnya kecuali beberapa guru dan kedua sahabatnya. Gadis yang di anggap miskin sebenarnya adalah cucu dari keluarga kaya raya yang terbuang. Begitu banyak rahasia yang ia sembunyikan, bahkan dari ibunya sendiri.


Setelah bertahun-tahun ia hidup tenang bersama ibunya, sang Kakek kembali datang dalam kehidupan mereka dan memburunya untuk kepentingan keluarganya. Tentu saja Achassia selalu menghindar dengan cara apapun agar tidak tertangkap oleh Kakeknya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AzaleaHazel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

10

Sedangkan di sisi lain ada 3 gadis yang masih dalam keheningan sejak beberapa menit yang lalu. Anya sudah menghela nafas berulang kali menunggu Achassia menjelaskan masalah kemarin padanya, tapi gadis itu malah asik makan tanpa mempedulikannya yang sudah menunggu.

Achassia mengalah, ia menatap Anya dan Luna bergantian. Anya yang sejak tadi melihatnya dengan alis menekuk menahan kesal padanya, sedangkan Luna hanya menatapnya polos, lebih tepatnya plonga plongo. Ia menghela nafas sebelum menjelaskan pada mereka.

"Ada yang ngawasin Gue sama Mama hampir seminggu ini." ungkap Acha.

"Orang-orang yang kemarin itu?" tanya Anya membuat Acha mengangguk membenarkan.

"Kenapa nggak bilang? Terus Lo tau siapa mereka?" ucap Anya bertanya lagi.

"Maybe." balas Acha tidak yakin.

"Terus Lo tau apa alasan mereka?"

"Kayaknya yang mereka targetin itu gue, tapi tetep aja gue takut mereka nyakitin Mamah."

"Terus gimana keadaan Tante Vara? Gue suruh bodyguard Papa buat jagain Mama Lo ya?" Ucap Anya merasa khawatir.

"Masalah Mama udah gue urus. Udah ada yang jagain, jadi gue bisa lebih tenang." Balas Acha menenangkan Anya.

"Bantuin gue." lanjut Acha lagi.

"Acha mau di bantuin apa?" tanya Luna yang sejak tadi baru mengeluarkan suara.

"Lo tau kan, segila apa gue?" tanya Acha membuat Anya tersenyum miring, sedangkan Luna hanya menatapnya polos tidak mengerti.

"Dan jangan lupa Lo juga punya temen yang nggak kalah gilanya. Walaupun nggak segila Lo." Balas Anya, ia memang sering ribut dengan banyak orang, tapi menurutnya Achassia jauh lebih mengerikan jika sudah marah.

"Ini lagi ngomongin apa sih? Kok Luna nggak ngerti." Tanya Luna menggaruk-garuk kepalanya.

"Nggak ada kok Luna sayang. Udah mending Lo diem aja ya." kata Anya mencubit pipi bulat gadis polos itu.

"So, what's your plan?" Tanya Anya.

"There isn't any." Jawab Acha dengan senyum miringnya.

Anya ikut tersenyum, walaupun ia sedikit bergidik ngeri melihat senyuman Acha. Menurutnya hanya orang bodoh yang berani mencari gara-gara dengan Achassia, hanya ia dan Luna yang tau seberapa gilanya Achassia. Gadis itu memang terlihat pendiam tapi sebenarnya ia adalah orang yang cerewet jika tidak sedang malas bicara.

Anya sangat mengagumi temannya itu. Menurutnya Achassia adalah gadis petarung yang hebat, meskipun ia juga hebat dalam hal itu, tapi Achassia jauh di atasnya. Ia hanya mengikuti kelas taekwondo. Sedangkan Achassia, selain taekwondo ia juga belajar boxing dan beberapa olah raga bela diri lainnya. Tidak ada yang mengetahui kemampuan bertarung gadis itu selain mereka berdua dan juga Sagara.

Achassia menghela nafas lega, walaupun sering kali mereka bertengkar entah masalah kecil atau besar, mereka bisa menyelesaikannya dengan cara baik-baik. Walaupun Anya selalu marah, tapi sebenarnya gadis itu adalah gadis yang baik. Luna juga seperti itu, hanya saja cara berpikirnya terlalu lama dan mudah di bodohi.

...🍃🍃🍃🍃🍃...

Saat ini masih pelajaran jam terakhir, 30 menit lagi bel pulang akan berbunyi. Guru yang mengajar di kelas Achassia baru saja izin ke toilet. Jangan kalian kira Achassia tidak tidur berarti gadis itu fokus memperhatikan guru yang mengajar. Sejak tadi gadis itu sibuk memikirkan rencana apa yang akan ia lakukan.

"Heh." Acha menendang kursi Anya dan Luna bergantian.

"Bocah, ngagetin aja." Ucap Anya kesal setelah membalikkan badannya ke belakang.

"Iya nih, Acha bikin kaget aja." Kata Luna ikut-ikutan.

"Kenapa?" Ucap Anya bertanya.

"Nanti pas udah bel kita langsung keluar." Ucap Acha memberitahu mereka berdua.

"Sekarang?" Tanya Anya, gadis itu langsung paham yang di maksud Acha saat ini adalah menjalankan rencana yang sempat mereka bahas tadi.

"Liat dulu situasinya nanti gimana." Acha tidak mau jika salah mengambil langkah nantinya.

"Hust, diem." Ucap Anya seraya menempelkan jari telunjuknya pada bibir Luna saat gadis itu hendak bicara.

Guru yang mengajar di kelas mereka baru saja kembali, membuat ketiga gadis itu kembali menghadap ke depan. Hanya tinggal 15 menit lagi bel akan berbunyi. Achassia yang sejak tadi tidak memperhatikan pelajaran, sekarang malah menatap keluar jendela. Ia masih memikirkan tentang Kainoa, apa masalah cowok itu dengannya? Bahkan kemarin cowok itu juga ikut berlari mengejarnya ke belakang sekolah.

Achassia terkejut saat bel berbunyi, gadis itu langsung menyadarkan dirinya dan segera membereskan barang-barangnya untuk segera keluar dari kelas. Anya dan Luna juga melakukan hal yang sama. Setelah selesai, mereka bertiga buru-buru keluar dari kelas.

Ketiga gadis itu berlarian dari kelas sampai koridor sekolah. Orang-orang menatap mereka dengan tatapan aneh, sampai Achassia yang berada paling depan berhenti lebih dulu sampai membuat Anya menabraknya setelah itu di susul Luna yang juga menabrak Anya.

"Kenapa berhenti mendadak sih?" Kesal Anya saat kepalanya menabrak punggung Acha.

"Aduh, kepala Luna sakit." Ucap Luna yang ikut menabrak punggung Anya.

"Kenapa kita jadi lari-larian gini?" Tanya Acha heran, ia baru menyadari kenapa mereka harus berlarian seperti ini.

"Mana gue tau, kan Lo duluan yang lari." Tadi Anya melihat Acha berlari lebih dulu, jadi ia langsung mengikutinya.

"Kita berdua cuma ngikutin Acha doang." Ucap Luna menyahuti.

"Yaudah, jalan aja tapi agak cepet." Suruh Acha membuat keduanya mengangguk patuh.

Sedangkan di lapangan basket ada Kainoa dan keempat temannya yang hendak latihan. Awalnya mereka sibuk dengan kegiatannya, tapi salah satu dari mereka kebetulan melihat ketiga gadis itu sedang berlarian.

"Itu bukannya Acha, Anya sama Luna ya? Ngapain mereka lari-larian kaya gitu?" Tanya Chaziel entah pada siapa. Keempat temannya sontak langsung menatap ketiga gadis itu.

"Kaya di kejar setan." Celetuk Gavin.

"Cabut." Ucap Kainoa membuat keempat temannya heran.

"Terus latihannya gimana?" Tanya Gavin.

"Besok aja." Jawab Kainoa yang langsung pergi setelah mengambil tasnya.

Tidak ada pilihan lain, keempat cowok itu mengikuti kemana Kainoa pergi. Setelah berhasil mengejar Kainoa, sekarang kelima cowok itu berjalan di belakang Achassia dan kedua sahabatnya. Mereka hanya bisa melihat apa yang gadis itu lakukan, tapi tidak bisa mendengar apa yang sedang mereka bicarakan.

Di sisi lain, Achassia sibuk memikirkan apa yang akan ia lakukan. Di depan gerbang sana ada 4 orang berseragam hitam sama seperti kemarin. Orang-orang itu hanya mengamati dan tidak berbicara pada siapapun, itu artinya mereka belum sampai di tahap menanyakan tentangnya pada murid yang lewat.

"Lun." Panggil Achassia, membuat Luna menatapnya dengan mata bulatnya. Tatapan polos itu membuat Acha tidak tega saat akan membodohi Luna agar mau menjalankan rencananya, tapi mau bagaimana lagi, ia juga tidak punya pilihan.

"Iya, kenapa?" Tanya Luna.

"Lo jalan duluan gapapa kan?" Suruh Acha merasa sedikit bersalah.

"Emangnya kenapa kita nggak barengan aja?" Tanya Luna polos, bukankah biasanya mereka bertiga keluar bersama.

"Lo liat orang-orang yang pake baju hitam itu." Tunjuk Anya pada 4 orang berseragam hitam yang berada di depan gerbang. Luna mengangguk saat melihat apa yang Anya tunjukkan.

"Tanyain ke mereka lagi nyari siapa. Kasian, kayaknya lagi nyari sesuatu." Suruh Anya. Acha merasa bersyukur karena memiliki teman seperti Anya yang lancar sekali membodohi orang.

"Ohh gitu ya? Kirain ada apa. Yaudah deh Luna ke sana dulu ya." Ucap Luna menganggukkan kepalanya mengerti.

"Ambil HP-nya." Suruh Acha pada Anya setelah Luna pergi menghampiri orang-orang itu.

"Mereka kan berempat, ambil semua apa gimana?" Tanya Anya membuat Acha ingin sekali memakan gadis ini. Bukankah Anya sangat lancar membodohi Luna tapi kenapa ia tampak bodoh di hadapannya.

"Bego! Kalau ngambil semua pasti makan banyak waktu." Ucap Acha menahan kesal.

"Ambil punya yang kepalanya botak." Lanjut Acha seraya melirik pria botak itu.

"Oke, kita mulai sekarang." Ucap Anya setelah itu ia dan Acha sama-sama mengepalkan tangan untuk melakukan tos.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!